Di tempat yang sangat jauh dari rumah Jeno, siang ini Jaemin sedang asik memakan kue tiramisunya. Dia juga duduk santai di atas rumput yang terletak di halaman belakang rumah Suho dan Irene.
Suho, Irene, dan Yeri sebenarnya sudah diberi tau semua hal tentang Jaemin oleh Jaehyun. Awalnya mereka terkejut karena Jaemin tiba-tiba ada bersama keluarga itu. Namun setelah mendengarkan penjelasan yang sangat panjang, mereka pun mengizinkan Jaemin bersama keluarga Lee. Mereka yakin keluarga Lee adalah keluarga yang baik dan bisa menjaga Jaemin.
"Jika kurang, ambil kuenya di kulkas. Yeri akan membelinya lagi untukmu setelah dia pulang kerja nanti." Ucap Irene setelah dia duduk di samping Jaemin.
"Terima kasih, aunty."
"Sama-sama." Irene menoleh ke arah Jaemin. "Apa kau masih belum ingin bercerita tentang kenapa kau pergi dari rumah Jeno?" Tanya Irene.
Jaemin memilih tidak menjawab pertanyaan Irene. Selama satu bulan ini, Jaemin memang tidak pernah bercerita tentang alasannya pergi dari Jeno. Jaemin hanya tidak yakin jika Irene dan Suho tau semuanya, mereka berdua akan diam saja dan tidak mencari tau lebih jauh tentang masalahnya. Bisa saja Suho menggunakan kekuasaannya dan berakhir Suho akan tau awal mula pertemuan Jaemin dengan Jeno.
"Sebenarnya tadi ada telepon masuk dari Jeno. Dia bertanya apa kau ada di sini atau tidak."
Perkataan Irene itu langsung membuat Jaemin menolehkan kepalanya. Dia terkejut karena dia tidak mengira Jeno akan mencarinya.
"Lalu apa yang aunty katakan padanya?" Tanya Jaemin.
"Aku mengatakan kau tidak ada di sini. Karena aku masih tidak tau masalah apa yang terjadi antara kau dan dia, aku memutuskan untuk tidak memberi tau keberadaanmu pada siapapun."
Jaemin menghela napas lega. "Terima kasih banyak aunty."
Irene menjawab dengan senyum tipisnya. "Sekarang lebih baik kau ceritakan padaku yang sebenarnya. Siapa tau aku bisa membantumu."
Jaemin kembali melihat ke arah depan. Jaemin merasa tidak bisa menyembunyikan ini terlalu lama. Lagi pula Irene bukan orang asing untuknya. Irene sudah seperti ibu kandungnya sendiri. Rasa tidak pantas jika dia terus membuat Irene penasaran.
"Sebenarnya aku pergi dari Jeno karena aku bertengkar dengannya. Dia mengatakan sesuatu hal yang membuatku sakit hati. Sebenarnya setengah dari apa yang dia katakan adalah fakta. Tapi setengahnya lagi adalah hinaan. Aku merasa sangat tersinggung dengan ucapannya." Jelas Jaemin.
Irene mengerti sekarang. Memang sejak dulu, sebenarnya Jaemin memiliki perasaan yang sensitif. Dia mudah sekali terhanyut oleh perasaan dan pikirannya sendiri.
"Lalu kenapa kau tidak mencoba menyelesaikan masalahmu dengannya saja? Aku pikir dengan kau kabur ke sini, itu hanya akan menambah masalah."
"Benar. Aku juga sudah memikirkan itu. Saat aku memutuskan pergi ke sini, aku benar-benar emosi dan sakit hati. Aku berpikir bahwa lebih baik pergi darinya sejauh mungkin. Tapi di sisi lain aku juga berpikir bahwa akan lebih baik jika aku menyelesaikan masalahku dengannya secara baik-baik."
"Jika sudah seperti ini, apa yang akan kau lakukan?"
"Entahlah. Aku merasa ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya. Tapi di satu sisi, aku merasa masih tidak ingin bertemu Jeno."
"Dari dua hal yang berbeda itu, mana yang lebih dominan?"
"Yang lebih dominan adalah aku tidak ingin bertemu dengannya. Aku bahkan ada keinginan untuk tidak kembali lagi padanya."
"Kenapa? Apa separah itu dia menyakitimu?"
"Bukan hanya itu. Aku pikir kita tidak akan bisa bersama. Ada beberapa hal yang membuat aku dan dia akan tetap berpisah pada akhirnya. Aku ingin dia bisa menghargaiku sedikit saja tapi dia tidak bisa melakukan itu. Di saat yang bersamaan, aku memiliki tanggung jawab yang harus aku lakukan sebelum aku pergi darinya. Tanggung jawab itu pun bisa aku beri hanya atas bantuannya. Jika aku pikir-pikir, aku yakin kepergianku sepertinya tidak banyak membuatnya merasa kehilangan. Dia mencariku memang karena ada beberapa hal yang menjadi haknya namun aku belum memberikannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Puntuale ✓
Fiksi Penggemar«Dari cerita ini, kalian mungkin akan paham kenapa tuhan menempatkan kita di masa lalu tergelap. Jeno dan Jaemin juga memiliki masa lalu gelap itu. Hanya saja akhirnya mereka menyadari bahwa masa lalu itu yang membuat kisah baru untuk mereka. Bukan...