Jeno beberapa kali melihat Jaemin yang sedang duduk di depan meja kerjanya. Sejak pagi Jaemin tidak seperti biasanya. Dia banyak diam hari ini. Padahal Jeno merasa tidak melakukan kesalahan apapun.
Sebenarnya kemarin malam mereka berdua melakukan seks. Tapi Jeno merasa tidak melakukannya dengan kasar bahkan paksaan. Jeno juga menyudahinya saat mereka melakukannya selama tiga ronde. Jeno tidak yakin diamnya Jaemin adalah karena hal itu.
Pagi tadi sebelum berangkat bekerja, Jaemin juga tidak sarapan. Dia mengatakan tidak lapar tapi di satu sisi dia terlihat lemas. Jeno sudah bertanya ada apa dengannya namun dia menjawab bahwa dia baik-baik saja.
Sebentar lagi Jeno juga akan melakukan meeting dan Jaemin harus ikut karena Jaemin lah yang menyiapkan materi untuk hari ini. Jika keadaan Jaemin seperti ini, Jeno jadi ragu ingin mengajak Jaemin bersamanya.
Jeno memutuskan untuk menghampiri meja kerja Jaemin. Dia ingin memastikan sesuatu.
"Sudah kau siapkan materi hari ini?" Tanya Jeno pada Jaemin. Sekarang dia berdiri di samping kursi Jaemin.
"Sudah."
"Sebenarnya kau kenapa? Ada masalah?"
Jaemin menggelengkan kepala. "Kembalilah bekerja, Jeno." Ucap Jaemin sambil mendorong pelan tubuh Jeno.
"Apa karena kemarin kita melakukan seks? Apa aku kasar padamu kemarin malam?"
"Bukan. Sudahlah, aku tidak apa-apa."
"Berhenti mengatakan kau tidak apa-apa. Sudah jelas kau mendiamkanku hari ini bahkan tidak sarapan tadi pagi. Sekarang malah wajahmu jadi sepucat ini."
Jaemin menghela napas. "Aku hanya tidak mood."
"Tidak mood kenapa?"
"Tidak apa-apa."
"Na Jaemin, Jawab aku dengan benar."
Jaemin terdiam beberapa saat. Jika sudah begini, Jeno akan marah padanya.
"Sebenarnya aku merasa tidak enak badan sejak tadi pagi. Perutku juga sakit. Semua ini karena kemarin aku tidak sarapan dan hanya makan sedikit di malam harinya." Jawab Jaemin. Akhirnya dia memilih jujur.
Jeno berlutut lalu memutar kursi Jaemin untuk menghadap ke arahnya. Setelah itu dia menempelkan telapak tangannya pada dahi Jaemin. Dia bisa merasakan panas di telapak tanggannya sekarang.
"Kenapa kau tidak mengatakan sejak tadi?" Tanya Jeno. Dia mulai khawatir sekarang.
"Karena ini bukan sesuatu yang serius. Aku hanya masuk angin biasa. Sebelum berangkat aku juga sudah minum obat."
"Apapun itu seharusnya kau katakan padaku."
"Maaf. Aku hanya tidak ingin merepotkanmu. Apalagi hari ini aku ada tugas untuk menyiapkan materi meeting mu."
"Sekarang kau istirahatlah. Tidak perlu ikut meeting bersamaku."
"Tapi—"
"Jangan membantah."
Jaemin akhirnya terdiam. Jika Jeno sudah seperti ini, dia tidak berani membantah.
"Sekarang perutmu masih sakit?" Tanya Jeno dan Jaemin menganggukkan kepala. "Mual atau bagaimana?" Tanya Jeno sekali lagi.
"Tidak mual. Seperti sangat panas. Semua ini karena aku kurang makan kemarin."
"Kau juga tidak sarapan hari ini."
"Itu karena perutku sakit. Melihat makanan saja sama sekali tidak selera."
"Aku akan panggilkan dokter ke sini. Tunggu di ruang istirahatku saja."
![](https://img.wattpad.com/cover/312415107-288-k853664.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Puntuale ✓
Fanfic«Dari cerita ini, kalian mungkin akan paham kenapa tuhan menempatkan kita di masa lalu tergelap. Jeno dan Jaemin juga memiliki masa lalu gelap itu. Hanya saja akhirnya mereka menyadari bahwa masa lalu itu yang membuat kisah baru untuk mereka. Bukan...