→TIGA PULUH TUJUH←

1.9K 164 0
                                    

Sore ini Jeno dan Jaemin baru saja pulang dari berbelanja bahan untuk makan bersama. Hari ini adalah tahun baru dan sesuai apa yang disepakati sebelumnya, teman-teman Jeno akan datang ke sini. Jeno dan Jaemin harus menyiapkan beberapa hal untuk mereka nantinya. Mereka hanya berbelanja setengah dan setengahnya lagi sudah dibelanjakan oleh maid Jeno.

"Nanti kau tidak perlu ikut membakar daging. Tunggu di kamar saja dan saat makanan sudah siap, aku akan memanggilmu." Ucap Jeno setelah semua barang belanjaan mereka tertata di atas meja.

"Tapi aku akan sendirian."

"Aku akan menyuruh Haechan menemanimu."

"Baiklah." Jaemin mengambil satu kotak kue tiramisu lalu mulai memakannya.

Sementara itu Jeno membuka dua kaleng soda. Satu untuknya dan satu untuk Jaemin.

"Apa nanti temanmu semua mengajak pasangan mereka?" Tanya Jaemin.

"Iya. Aku sudah bertanya pada Kun dan dia mengatakan Yanyang itu akan ikut."

"Semoga Yangyang itu adalah orang yang sama dengan yang aku kenal."

"Aku sudah menawarkan untuk melihat foto Yangyang kekasih Kun. Kenapa kau menolak?"

"Aku ingin melihat secara langsung agar aku sendiri merasa lega."

"Jika ternyata itu bukan Yangyang temanmu, aku akan mencarikan temanmu itu."

Jaemin sedikit terkejut. "Aku boleh berteman lagi dengannya?"

"Tentu boleh. Asalkan itu adalah sub."

Jaemin tersenyum lebar lalu mengecup pipi Jeno. "Terima kasih banyak."

Jeno hanya menjawab dengan anggukan kepala. Jeno merasa Jaemin membutuhkan teman dan dia tidak mempermasalahkan selama teman Jaemin adalah seorang sub.

"Nanti teman-temanku pasti melakukan kegiatan aneh. Aku mengingatkanmu dari sekarang untuk tidak mengiyakan apa yang mereka katakan." Ucap Jeno.

"Memang biasanya apa yang mereka lakukan?"

"Banyak. Salah satunya adalah melakukan seks bersama di lantai dua atau kolam renang."

"Kau tidak bercanda, kan?"

"Tidak. Mereka sebenarnya sama saja sepertiku, penggila seks. Kegiatan itu sering mereka lakukan saat melakukan pesta di rumah ini."

"Jadi dulu kau dan teman-temanmu sering melakukannya?"

"Aku tidak pernah ikut."

Jaemin tiba-tiba menggeser duduknya menjauh dari Jeno. "Bohong."

"Aku tidak bohong."

"Kenapa aku tidak boleh melakukannya sedangkan dulu kau melakukannya dengan orang lain? Kau pasti malu karena aku jelek." Jaemin berbicara sama sekali tidak melihat ke arah Jeno.

Jeno mulai mendekat ke arah Jaemin setelah merasa Jaemin marah padanya.

"Memangnya kau mau melakukannya bersama-sama dengan mereka?" Tanya Jeno.

"Mau asalkan tidak ada yang berganti pasangan."

"Tapi aku yang tidak mau."

Jaemin berdecak sebal. "Itulah. Kau pasti malu pada teman-temanmu karena tubuhku tidak seindah orang-orang yang pernah melakukannya denganmu."

"Bukan seperti itu. Aku-"

"Kau tidak mau diledek temanmu karena aku lebih buruk dari jalang-jalangmu yang dulu. Enak sekali mereka bisa melakukannya denganmu, dan sekarang kau malah tidak memperbolehkanku melakukan hal yang sama. Memang mereka semua pasti lebih cantik dariku. Kau juga pasti lebih puas dengan mereka. Undang saja mereka ke sini dan lakukan seks dengan mereka. Jangan anggap aku ada. Memang kenyataannya mereka cantik. Aku hanya umbi-umbian dan mereka adalah bunga mawar. Beda sekali."

Puntuale ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang