Sudah genap dua puluh enam hari Jaemin beristirahat di rumah. Selama menjalani hari-hari itu, Jaemin lebih banyak mempelajari bisnis dan hal-hal baru. Selain belajar sendiri, Jeno juga menemaninya belajar. Sejak saat itu juga Jeno lebih sering pulang cepat dari kantor dan lebih sering menghubungi Jaemin saat dia sendiri sedang sibuk di kantor.
Kadang Taeyong dan Jaehyun datang menemani Jaemin di rumah Jeno. Mark dan Haechan juga sesekali datang ke sana. Jaemin awalnya merasa tidak perlu ditemani siapapun. Selain karena dia sudah besar, dulu dia sering sendirian dan karena itu dia terbiasa tidak ditemani siapapun.
Namun setelah beberapa hari, Jaemin akhirnya tau bahwa apa yang dilakukan Taeyong, Jaehyun, Mark, dan Haechan adalah karena mereka menyayanginya. Meskipun mereka tidak mengatakannya secara langsung, Jaemin bisa merasakan hal itu.
Pagi ini, Jaemin sudah siap dengan jas rapinya. Jeno sudah memperbolehkannya bekerja hari ini. Karena itu Jaemin bangun lebih pagi dari biasanya.
Jaemin mengetuk pintu kamar Jeno setelah dia menyelesaikan sarapannya. Maid mengatakan bahwa pagi ini Jeno juga sudah sarapan tapi Jeno meminta maid untuk mengantarkan sarapannya ke dalam kamar.
Pintu kamar Jeno pun terbuka. Jeno terlihat sudah menggunakan setelan jas rapinya. Dia juga sudah menggunakan sepatu.
"Ada apa?" Tanya Jeno.
"Ayo berangkat. Hari ini hari pertamaku bekerja setelah sekian lama."
Jeno hanya diam dan mengamati penampilan Jaemin dari atas ke bawah. Setelah itu dia sedikit mendekat dan merapikan rambut Jaemin.
"Kau terlalu bersemangat hingga melupakan rambutmu." Ucap Jeno sambil merapikan rambut Jaemin. Sementara itu Jaemin hanya tersenyum tipis.
Setelah selesai, Jeno mundur satu langkah dan mentap Jaemin. "Meskipun aku sudah memperbolehkanmu bekerja, aku masih tidak akan memberikanmu pekerjaan berat. Jadi nanti jangan merengek padaku karena kau akan banyak diam selama di kantor. Paham?"
"Paham, sajangnim." Ucap Jaemin dengan cerianya.
"Baiklah. Ayo kita berangkat sekarang."
Jaemin menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengikuti langkah Jeno menuju halaman rumah. Sesampainya di sana, Jeno menaiki mobilnya dan Jaemin pun sama. Seperti biasa, Jeno duduk di kursi kemudi sementara Jaemin duduk di kursi penumpang.
Selama perjalanan, Jaemin terlihat beberapa kali tersenyum hari ini. Jeno melihat semua itu dari kaca spion. Jeno bahkan ikut tersenyum melihat Jaemin yang tanpak ceria hari ini.
Setelah beberapa menit berkendara, Jeno akhirnya sampai. Kali ini Jeno langsung memarkirkan mobilnya di basement karena dia ingin langsung menuju kantornya.
Jeno dan Jaemin pun turun dari mobil menuju lift yang biasa mereka gunakan. Selama di lift juga Jeno melihat senyum Jaemin masih ada di wajahnya. Jeno selalu kagum dengan Jaemin karena Jaemin bisa menemukan kebahagiaan dari hal sederhana.
Jeno dan Jaemin pun keluar dari lift dan berjalan menuju kantor Jeno. Saat sampai di depan ruangan Jeno, Yeji terlihat terkejut karena melihat Jeno datang bersama Jaemin.
Yeji berdiri dari duduknya lalu membungkuk sopan ke arah Jeno. Setelah itu dia berjalan mendekat ke arah Jaemin lalu langsung memeluk Jaemin.
Jaemin tertawa pelan lalu membalas pelukan Yeji. Sementara itu Jeno memilih untuk masuk lebih dulu ke dalam ruangannya. Setelah beberapa saat, Yeji melepas pelukannya dari Jaemin.
"Sudah hampir satu bulan kau tidak masuk kerja. Sebenarnya ada apa?" Tanya Yeji.
"Maaf, noona. Aku sakit lambung dan harus istirahat penuh."

KAMU SEDANG MEMBACA
Puntuale ✓
Fanfic«Dari cerita ini, kalian mungkin akan paham kenapa tuhan menempatkan kita di masa lalu tergelap. Jeno dan Jaemin juga memiliki masa lalu gelap itu. Hanya saja akhirnya mereka menyadari bahwa masa lalu itu yang membuat kisah baru untuk mereka. Bukan...