→EMPAT PULUH TUJUH←

2.5K 134 6
                                    

Tangan Jeno sedari tadi tidak lepas menggenggam tangan Jaemin. Hari ini sesuai dengan apa yang direncanakan mereka kemarin, pantai adalah tempat pertama yang mereka kunjungi. Mereka baru saja sampai dan saat ini sedang berjalan menuju beach club yang ada di pinggir pantai.

Jeno sudah memesan table untuknya dan Jaemin kemarin lewat online. Karena itu hari ini Jeno hanya perlu datang membawa Jaemin saja dan semua sudah siap saat dia datang.

"Apa di sana ada menu tiramisu?" Tanya Jaemin.

"Ada. Aku sudah memesankannya untukmu."

"Sungguh?"

"Tentu, sayang."

Jaemin tersenyum senang. "Terima kasih banyak."

"Kau bahagia sekarang?"

"Tentu saja. Tidak alasan untuk tidak bahagia selama itu denganmu."

Jeno hanya menjawab dengan senyuman. Kebahagiaan Jaemin adalah prioritasnya saat ini dan untuk selamanya.

Setelah berjalan beberapa menit, Jeno dan Jaemin sampai di tempat itu. Jeno lebih dulu mengurus beberapa hal terkait pemesanan. Sementara itu Jaemin hanya diam di samping Jeno. Jaemin juga memperhatikan Jeno yang ternyata bisa berbahasa Spanyol. Jaemin jadi semakin yakin jika Jeno memang sering pergi ke negara ini sebelumnya.

Selesai dengan urusannya, Jeno menggandeng Jaemin masuk ke dalam. Jeno memesan tempat vvip termasuk juga paket menaiki yatch dan beberapa fasilitas lainnya.

Begitu Jeno dan Jaemin duduk di tempat mereka, beberapa pelayan langsung berdatangan untuk meletakkan makanan dan minuman di atas meja. Kini Jeno dan Jaemin duduk di atas sofa yang lebar dan luas dengan sebuah meja yang tergabung di tengah. Sandaran sofa itu juga lumayan tinggi sehingga jika Jaemin dan Jeno duduk, yang terlihat hanya kepala mereka saja.

"Wah, kepiting. Sudah lama sekali aku tidak memakannya." Ucap Jaemin dengan antusiasnya setelah melihat ada kepiting besar di atas meja.

"Jika kau mau lagi, kita bisa memesannya."

"Tidak usah. Aku rasa semu ini sudah lebih dari cukup."

Jeno menjawab dengan anggukan kepala. Setelah itu dia memindahkan piring berisi kepiting agar lebih dekat ke arah Jaemin.

"Apa kau tau aku suka seafood?" Tanya Jaemin.

"Tentu tau. Kepiting adalah yang paling kau suka. Apalagi dimasak dengan bumbu merah seperti ini. Aku juga tau kau dulu sering mencari kerang sendiri di laut bersama tetanggamu."

"Kau mendapat info itu dari bibi dan pamanku?"

Jeno tersenyum tipis. "Tentu saja, sayang. Aku banyak mengobrol bersama mereka tanpa kau tau."

"Kenapa tidak bertanya sendiri padaku?"

"Aku sengaja melakukannya agar aku juga memiliki komunikasi yang baik dengan bibi dan pamanmu. Walau bagaimana pun, mereka adalah keluargamu. Jika kau saja bisa dekat dengan keluargaku, kenapa aku tidak? Apalagi kita sudah menikah. Otomatis keluargamu menjadi keluargaku dan begitu pun sebaliknya."

Jaemin sama sekali tidak pernah memikirkan hal ini. Jaemin jadi yakin bahwa Jeno selalu memiliki caranya sendiri untuk melakukan apa yang dia inginkan. Salah satu sifat ini juga yang membuat Jaemin merasa tidak salah memilih Jeno sebagai suaminya.

"Makanlah. Ini tidak pedas." Ucap Jeno.

"Ini hanya satu. Kita harus membaginya."

"Tidak perlu. Aku alergi seafood."

Jaemin langsung terdiam. Dia sungguh tidak tau jika Jeno memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Dia jadi merasa bodoh karena tidak tau mengenai alergi Jeno padahal itu adalah hal paling inti yang seharusnya dia mengerti tentang Jeno.

Puntuale ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang