Part 23
Siang ini, Dayana dan Arya akan bersiap-siap pulang setelah semalam menginap di hotel. Sedangkan posisi mereka masih berada di sana, tengah menunggu jam cek out tiba. Namun tentu saja mereka tak duduk berdekatan ataupun berada di tempat yang sama, karena saat ini Dayana duduk di ranjang sedangkan Arya berada di sebuah kursi, mereka sama-sama tengah menonton televisi setelah menikmati sarapan pagi.
Arya yang sedang fokus di depan televisi sempat terganggu saat mendengar suara dering di ponselnya, menyadari ada yang memberinya pesan, Arya langsung memeriksanya tanpa menyadari bagaimana Dayana merasa penasaran dengan siapa yang sedang menghubunginya. Bisa dilihat dari tatapan matanya, yang tertuju tajam melihat senyum Arya yang terukir saat melihat layar ponselnya.
"Siapa? Kenapa Anda tersenyum seperti itu?" Dayana yang tidak suka merasa penasaran seketika menanyakannya langsung ke Arya, namun lelaki itu justru terdiam dan tampak berpikir sekarang.
"Kenapa cuma diam? Saya cuma bertanya, saya tahu di surat perjanjian, kita tidak perlu ikut campur dengan urusan masing-masing, tapi saya cuma mau tahu siapa yang membuat Anda tersenyum? Apa wanita yang bernama Maya itu?" Entah kenapa mengingat wanita itu membuat Dayana kesal dan berpikir bila dia lah yang tengah menghubungi Arya. Namun bukannya segera menjawab, lelaki itu justru mendirikan tubuhnya dan berjalan mendekat ke arahnya.
"Ada apa? Kenapa Anda ke sini? Jangan macam-macam ya!" tegas Dayana sembari memundurkan tubuhnya saat Arya tiba-tiba datang ke tempatnya, namun lelaki itu justru terlihat polos dengan wajah menyebalkan menurutnya.
"Saya tidak ingin macam-macam. Saya hanya ingin menunjukkan isi pesan di ponsel saya, Anda boleh melihat semuanya. Silakan!" Arya memberikan ponselnya pada Dayana yang tampak malu dan kebingungan, itu karena ia sempat berpikir kalau Arya akan macam-macam, namun lelaki itu justru memberikan ponselnya padanya namun untuk apa.
"Untuk apa? Saya tidak membutuhkannya," jawab Dayana terdengar tak habis pikir.
"Lalu kenapa Anda bertanya?" Kini Arya justru merasa bingung sekarang, berbeda dengan Dayana yang masih mode waspada.
"Ya kan saya cuma bertanya, Anda bisa langsung menjawabnya tanpa harus mendekat." Dayana menjawab ketus namun ekspresi wajahnya justru terlihat lucu.
"Kalau saya menjawab, apa Anda langsung percaya dengan saya?"
"Iya ... mungkin."
"Kok mungkin?"
"Iya lah. Untuk apa percaya seratus persen dengan laki-laki?"
"Iya itu, makanya saya langsung memberikan ponsel saya ke Anda, dengan begitu Anda bisa memeriksanya sendiri dari siapa saya mendapatkan pesan." Arya menjawab bijak, namun tidak dengan Dayana yang justru berpikir sebaliknya.
"Apa Anda selalu seperti ini dengan orang lain?"
"Seperti apa?"
"Ya seperti ini. Langsung memberikan ponsel Anda setiap ada orang yang bertanya, apa Anda tidak memiliki privasi? Seharusnya Anda jangan membiarkan orang lain membuka apalagi sampai mengotak-atik ponsel Anda, orang itu bisa saja menyalahgunakannya."
"Saya tidak pernah membiarkan orang lain membuka ponsel saya." Arya menjawab jujur, namun tentu saja Dayana tidak akan mempercayainya.
"Oh ya? Lalu kenapa Anda ingin memberikan ponsel Anda ke saya? Apa itu namanya kalau bukan membiarkan orang lain membuka ponsel Anda? Anda tidak pikun kan? Anda baru saja menawarkannya ke saya, jangan mengelak!" Dayana berujar tegas.
"Iya, saya memang melakukannya. Tapi itu karena Anda bukan orang lain untuk saya, Anda adalah istri saya, jadi Anda berhak membuka ataupun mengotak-atik ponsel saya." Mendengar jawaban Arya, Dayana seketika terdiam dengan tatapan tak percaya, ia sendiri bahkan sempat bingung harus menanggapi lelaki itu dengan cara apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Contract Husband (Completed)
RomanceDemi keinginannya memiliki seorang anak, Dayana harus menjalani pernikahan kontrak dengan Arya, seorang guru SD yang tentu tidak bisa dikatakan mapan. Namun karena wajahnya yang tampan dan juga prestasinya yang lumayan, Dayana memilih lelaki itu un...