Part 30
Sepulang dari kantor, Arya langsung mengetuk pintu kamar istrinya namun tidak ada balasan apapun dari dalam. Sedangkan saat ini di tangannya ia membawa sebuah paper bag dan juga kue ulang tahun yang ukurannya tak terlalu besar. Arya sendiri merasa tak sabar memberikannya pada istrinya dan merayakan hari kelahirannya.
"Bu, saya masuk ya?" panggil Arya dari luar namun lagi-lagi ia tak mendapatkan jawaban.
"Apa Bu Dayana sedang tidur ya?" gumam Arya meskipun pada akhirnya ia menggeleng pelan.
"Enggak mungkin, ini kan masih sore." Arya kembali bergumam tak yakin, sampai pada akhirnya pikiran buruk itu bergejolak di otaknya.
"Apa sudah terjadi sesuatu dengan Bu Dayana di dalam? Bu, saya buka pintunya ya?" ujar Arya sembari menarik kenop pintu dan segera masuk ke dalam, namun ia justru mendapati istrinya itu tengah asyik menonton televisi di atas ranjang.
"Anda baik-baik saja?" tanya Arya setelah berdiri di dekat Dayana, yang saat ini menoleh dengan tatapan ketusnya.
"Memangnya saya kenapa?"
"Saya pikir Anda kenapa-kenapa, karena Anda tidak menyahuti panggilan saya tadi di luar," jawab Arya sembari menunjuk ke arah pintu, sedangkan ekspresinya tampak bingung namun justru terlihat lucu.
"Saya sengaja. Kenapa? Anda tidak suka?" Mendengar jawaban Dayana, tentu saja Arya merasa kian bimbang dan berpikir kesalahan apa yang sudah dibuatnya sekarang.
"Apa saya sudah membuat kesalahan?" tanya Arya ragu-ragu, yang kali ini ditatap serius oleh Dayana, membuat lelaki itu menelan ludah bersiap untuk mendengarkan kesalahannya.
"Saya tahu, Anda tidak langsung ke kantor setelah dari sekolah kan? Sekarang saya mau tanya, dari mana saja Anda tadi siang?" Dayana menatap Arya seolah ingin mengintimidasinya, namun lelaki itu seketika tersenyum tenang.
"Saya dari membeli ini, Bu." Arya mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang dan meletakkan paper bag dan juga box kue itu di samping Dayana.
"Apa ini?"
"Ini kue ulang tahun dan ini kado dari saya." Arya dengan sangat hati-hati membuka bungkusan kuenya, lalu menyalakan lilin kecil yang berada di atasnya.
"Dari mana Anda tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahun saya?" Dayana kembali memicingkan matanya, ia tak tergugah dengan apa yang sudah Arya siapkan untuknya, hatinya masih marah setelah mendengar kabar kalau Arya pergi dengan seseorang yang ia yakini bernama Maya.
"Dari Nenek Anda, saya tidak sengaja mengetahuinya tadi pagi, jadi saya membelikan Anda ini." Arya masih tersenyum ramah lalu mengangkat kue itu dan menyanyikan Dayana lagu ulang tahun untuknya.
"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya serta mulia, serta mulia." Mendengar nyanyian Arya, Dayana tampak tak menyangka lelaki itu akan melakukan hal yang tak pernah ia duga sebelumnya.
"Kekanak-kanakan," keluhnya meskipun pada akhirnya ia meniup lilin itu yang seketika disenyumi oleh suaminya tersebut.
"Semoga Anda dan anak kita selalu diberi kesehatan, aamiin." Arya berujar sangat tulus, namun Dayana tidak akan lupa dengan rencananya untuk menanyainya tentang kejadian tadi siang.
"Ini hadiah untuk Anda," ujar Arya sembari memberikan paper bag tersebut, namun Dayana tampak tidak penasaran dengan isinya.
"Dengan siapa Anda membeli semua ini?" tanya Dayana serius, ia bahkan terlihat tidak suka dengan semua yang Arya lakukan, membuat lelaki itu terlihat sangat kecewa.
"Dengan Bu Maya ...." Arya menjawab jujur, yang seketika disenyumi sinis oleh Dayana.
"Kenapa Anda membelinya dengan wanita itu? Apa Anda tidak punya kaki untuk membelinya sendiri? Atau jangan-jangan Anda memang suka ya dekat dengan dia? Makanya Anda cari alasan supaya bisa pergi bersamanya dan alasan itu adalah ulang tahun saya?" tuduh Dayana yang tentu saja langsung digelengi oleh Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Contract Husband (Completed)
RomansaDemi keinginannya memiliki seorang anak, Dayana harus menjalani pernikahan kontrak dengan Arya, seorang guru SD yang tentu tidak bisa dikatakan mapan. Namun karena wajahnya yang tampan dan juga prestasinya yang lumayan, Dayana memilih lelaki itu un...