Part 14

1.8K 124 2
                                    

Part 14

Setelah shalat dengan sangat hati-hati, akhirnya Arya bisa keluar dari kamarnya tanpa harus menganggu waktu tidur Dayana. Di ranjangnya kini, wanita itu masih terlelap di mimpinya, membuat Arya bersyukur tidak membuatnya terbangun saat ia menjalankan shalatnya di dalam kamar.

Setelah menutup pintu kamarnya, Arya berjalan ke arah sofa ruang tamu, di sana ia mendudukkan tubuhnya sebentar dan menghela nafas panjang. Hari ini ada saja kejadian tidak terduga, padahal Dayana sedang berada di rumahnya berniat bertemu dengan keluarganya, namun Arya justru meninggalkannya cukup lama. Tidak itu saja, ia bahkan hampir melupakannya, andai ia tidak masuk ke dalam kamarnya.

Sekarang Arya yakin kalau Dayana pasti akan marah besar padanya, karena sudah membuatnya menunggu lama di rumahnya. Dan yang bisa Arya lakukan sekarang hanya berharap, setelah wanita itu bangun dia akan melupakan semuanya, namun sepertinya itu mustahil mengingat sifat ketus wanita itu.

"Aku harus minta maaf ke Bu Dayana nanti, tapi lebih baik aku istirahat dulu sekarang," gumam Arya sembari membaringkan tubuhnya di atas sofa, ia berniat tidur sebentar untuk sedikit mengurangi rasa lelahnya.

Kalau hari biasanya, Arya akan menghabiskan waktu liburnya untuk istirahat lalu membantu kakek dan neneknya menjaga toko, namun sepertinya hari ini ia tidak bisa melakukannya. Itu lah kenapa Arya berpikir untuk memanfaatkan waktunya sekarang untuk tidur sebentar, sebelum pada akhirnya Dayana bangun dan harus mengantarkannya pulang.

Tak butuh lama, mata Arya tertutup rapat dengan tangan menyilang di atas dada. Kakek dan neneknya yang baru datang hanya tersenyum melihatnya, mereka sangat paham bila cucunya itu sedang kelelahan dan mereka memilih untuk membiarkannya.

***

Pukul jam tiga sore, neneknya Arya yang baru saja shalat menghampiri cucunya yang masih terlelap di atas sofa. Beliau berniat membangunkannya untuk menyuruhnya mandi dan shalat ashar, sedangkan suaminya masih setia menjaga tokonya.

"Arya," panggil wanita tua itu dengan menepuk pelan pipi cucunya.

"Ayo, bangun! Mandi terus shalat," ujarnya lagi yang berhasil membangunkan Arya yang mulai membuka matanya.

"Iya, Nek." Arya menjawab lemas dengan mulut sedikit menguap, tak lama ia membangunkan tubuhnya dan meregangkan otot-ototnya.

"Dayana sudah bangun apa belum, Nek?" tanya Arya setelah mendudukkan tubuhnya dengan tegap, ia langsung ingat wanita itu sesaat bangun dan sadar sepenuhnya.

"Belum. Kayanya dia benar-benar kelelahan, pasti setiap hari pekerjaannya sangat berat."

"Mungkin," jawab Arya tak yakin, karena ia sendiri tidak tahu seperti apa kehidupan wanita itu selama ini.

"Jangan kamu bangunkan dia ya, sebelum dia bangun sendiri, kasihan. Lebih baik sekarang kamu mandi terus shalat ya?"

"Iya, Nek." Arya mengangguk patuh lalu mendirikan tubuhnya dan berjalan ke arah kamar mandi, untungnya baju-bajunya ada yang berada di lemari luar, jadi ia tak perlu masuk kamar untuk berganti pakaian.

***

Cukup lama tertidur akhirnya Dayana terbangun, namun di pandangan pertama saat matanya terbuka, ia justru mendapati seseorang tengah shalat di samping ranjang. Dayana yang baru menyadari itu seketika mengerjapkan matanya beberapa kali, hingga pandangannya jelas terlihat bila seseorang itu adalah Arya.

Dayana yang sempat kaget seketika menghembuskan nafas panjangnya, lalu membangunkan tubuhnya dengan perlahan agar tidak menggangu Arya yang tampaknya hampir selesai menyelesaikan shalatnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Setelah salam, Arya mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang sempat berhenti untuk berdoa sebentar.

My Contract Husband (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang