08

16.2K 1.3K 2
                                    

Reon lalu menarik badan Raen untuk tidur di dekapannya

"Jangan tinggalin aku, oke?"

"Uh? Oke dad" ucap Raen dengan wajah bingung

"Kau ingin lanjut sekolah?"

"Mau, apa aku boleh kembali di sekolah yang dulu?"

"Tidak, nanti kamu akan sekolah di sekolah punya ku saja"

"Yahh, padahal aku sudah punya satu teman disana"

"Cuma satu?"

"Iyaa, karena semua orang di kelas ku ngga mau berteman denganku karena aku miskin"

"Lebih baik kau sekolah di tempat baru saja"
"Minggu depan bagaimana?"

"Ish jangan minggu depan, lusa boleh??"

"Kau bisa mempersiapkan semua nya dalam waktu singkat?"
"Seperti perlengkapan sekolah, seragam, lalu yang lainnya?"

"Ngga bisaa, ish yaudah minggu depan" ucap Raen lalu memunggungi Reon

"Hadap sini"

"Ngga mau"

"Hadap sini atau kau tidak bisa sekolah lagi?"

"Biarin, malah enak ngga sekolah. Jadinya aku bisa tidur tanpa mikirin pr atau pelajaran sialan itu"

"Bahasa mu Raen" ucap Reon dengan deep voice nya

Raen tau jika Reon sedang marah dia meremat sprei karena takut, dia takut saat Reon marah, uh itu sangat menakutkan katanya

"Raen hadap sini" ucap Reon lalu Raen menghadap ke arah Reon dengan muka sembab nya, Reon tau jika Raen menangis

"Jangan menangis di hadapan ku"

Raen lalu dengan cepat menghapus air matanya

"Siapa yang ngajarin?"

"Hah, a-apa?" tanya Raen dengan suara bergetar karena habis menangis

"Kata kata yang kau ucap kan tadi"

"Kata apa? Aku ngga ngucapin apa apa"

"Jangan berharap kalo aku tidak dengar"

"Maaf daddy" ucap Raen lalu menangis

"Sudah ku bilang, jangan menangis di hadapan ku"

Tangisan Raen semakin keras, dia benar benar takut dengan Reon sekarang, andai saja waktu bisa di putar kembali, dia pasti tidak akan mengucapkan kata itu

"Hiks jangan marahi aku, marahi saja bibirku"
"Bukan aku yang ngucapin tapi bibir aku" jawab Raen di sela sela tangisannya

"Dasar cengeng" ucap Reon lalu keluar kamar untuk mengerjai Raen dengan cara dia keluar kamar lalu mengunci kamarnya dengan keadaan Raen didalam lalu mematikan lampu kamar dari luar

"Aku tidak cengeng!"
"Daddy mau kemana, jangan tinggalin aku" ucap Raen lalu mengusap air matanya, namun terlambat Reon terlalu cepat berjalan, Raen mencoba membuka pintu tapi tidak bisa

"Dad buka" ucap Raen sambil mengetuk pintunya, dia tidak berani menggedor nya karena takut jika daddy dan mommy bangun

Lampu kamar tiba tiba padam, disana sangat gelap dan Raen takut berada di kegelapan

"DAD LAMPU NYA MATI" teriak Raen sambil menggedor pintu, biarin lah mommy dan daddy terbangun. Karena dia ketakutan sekarang dia tidak memikirkan orang lain, dia hanya memikirkan Reon datang lalu memeluknya

Raen mulai menangis lagi, dia benar benar takut jika berada di kegelapan sendiri an, kepalanya mulai pusing

Ceklek
*pintu kamar terbuka

Reon menyalakan lampu kamar, lalu jalan ke ranjang

"Dad? Daddy dari mana hiks"
"Aku takut tadi tiba tiba lampu nya padam sendiri" ucap Raen sambil mengejar Reon ke arah ranjang

"Sudah tau takut kenapa mau tidur disini"
"Lampunya memang padam jika ada anak yang nakal dan suka ngomong kasar" lanjut Reon

"Peluk~" ucap Raen merentangkan tangannya dengan bibir melengkung kebawah

Reon meleparkan boneka beruang yang dia dapat dari kamar Raen kearahnya lalu tiduran di ranjang

Raen membiarkan bonekanya, dia sama sekali tidak memegangnya

"Aku tidak mau memeluk boneka, aku mau di peluk daddy" ucap Raen lalu merangkak ke atas badan Reon yang sedang tiduran dengan mata terpejam

Raen tidak suka di abaikan, dia lalu mencoba untuk meniup niup leher Reon

"Daddy peluk akuu" ucap Raen

Reon kaget ketika ada yang meniup lehernya, dia tidak menyangka bahwa Raen berani seperti ini

"Siapa yang ngajarin?"

"Kenapa?"

"Siapa yang ngajarin untuk meniup leher seseorang?"

"Uh temen ku, dia pernah bercerita kalau suatu hari dia di abaikan pacar nya, dia meniup leher pacar nya terus dia ngga di abaikan lagi dad"

"Jangan ulangin jika aku tidak meminta"

"Uhm kenapa?"

"Karena cuma anak nakal yang begitu, kau mau jadi anak nakal?"

"Noo" ucap Raen sambil menggelengkan kepalanya

Reon merentangkan tangannya, Raen paham dia lalu memeluk erat badan Reon

"Besok daddy tidur di kamarku aja, bersamaku, jangan disini. Disini gelap aku ngga suka"

"Iya, sekarang tidur"
"Besok daddy ajak jalan jalan"

"Kemana dad?"

"Rahasia, cepat tidur"

Raen lalu menyembunyikan wajahnya di bidang Reon, lalu Reon mengelus rambut raen

𝐌ine | ReonRaenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang