61

9.5K 678 119
                                    

"RAEN!!" Teriak seseorang yang baru saja masuk ke cafe.

"Ah iya kenapa lagi Lan?" ucap Raen lalu mendekat kearah Alan dan mengabaikan orang tadi.

"Oh itu dompet gue ketinggalan di loker hehe"

"Yauda biar aku ambilin aja"

"Wah makasi ya" ucap Alan lalu duduk di salah satu bangku disana untuk menunggu, ia juga tersenyum ramah ke costumer tadi.

"Pelayan tadi namanya Raen?" Tanya orang itu secara tiba-tiba.

"Iya pak, anda kenal?"

"Boleh tau alamat rumahnya?"

Alan menatap orang itu dengan curiga, tapi orang itu langsung berkata "tenang saja, Raen juga pasti kenal dengan saya"

"Dia tinggal di rumah sederhana yang berada di komplek deket hutan sana"

"Mengapa di dekat hutan?"

"Ya mungkin karena mereka cuma punya uang sedikit, karena di sini rumah/apart yang murah ya di dekat hutan" jelas Alan.

"Tidak bahaya?"

"Mau gimana lagi, saya juga tidak bisa bantu karena pas²an, dia juga bukan orang asli kewarganegaraan sini"

"Lalu kenapa dia kesini?" Tanya orang itu karena masih penasaran.

"Kalo itu saya gatau pak, cuma yang saya tau dia sini berlima"

"Berlima?"

"Iya, 2 teman nya dan sering kesini untuk beli atau menjemput dia dan 2 lagi anak² nya yang masi di sekolah dasar"

"Anak?"

"Nih Alan" ucap Raen sambil memberikan dompet nya ke Alan.

"Oke makasi, gue balik duluan ya"

"Iyaa"

"Permisi" ucap Alan sambil membungkuk kan badannya kearah orang tadi.

Raen langsung pergi ke meja lain yang belum di bersihkan setelah dipakai tamu dan membersihkan nya tanpa memperdulikan orang tadi, walaupun ia sedikit takut.

Tetapi orang itu malah mendekat kearah Raen, Raen yang sedang membersihkan meja dan memeluk Raen dari belakang yang membuat Raen terkejut.

"Saya merindukan mu"

"Ah maaf tuan jangan seperti ini, tidak enak jika istrimu melihat"

"Kenapa bajumu basah?"

Bukannya menjawab,Raen malah mencoba untuk melepaskan pelukannya tetapi malah semakin erat.

"Duduk dulu, saya ingin berbicara dengan mu" ucap orang itu.

Raen akhirnya pasrah dan menurut untuk duduk dan mengobrol.

"Kamu tau? saya hampir gila saat ditinggal olehmu, kenapa tiba-tiba menghilang? bahkan anak buah saya sampai tidak bisa mencari mu"

"Seperti nya sudah tidak ada yang perlu saya jelaskan dad- ah maaf maksud saya tuan Reon"

Reon tersenyum lalu mendekat kearah Raen dan mencium bibirnya dengan lembut. Raen lagi-lagi dibuat terkejut olehnya, ia langsung mendorong badan Reon dan mengusap kasar bibirnya.

"Maaf aku masi ada yang harus dikerjakan" ucap Raen sambil ingin pergi dari sana.

Namun Reon menahan tangan Raen dan berkata "apa yang ingin di kerjakan? sudah larut juga, kenapa tidak bersiap untuk pulang?"

"Itu tadi aku telat masuk kerja, permisi tuan"

"Saya belum mengijinkan mu untuk pergi"

Badan Raen menegang saat Reon mengangkat dagu nya dan membuat nya bertatapan lagi dengan Reon setelah lama tidak melihatnya.

𝐌ine | ReonRaenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang