Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Kiran menatap nilai di raport nya dengan hati mencelos. Well, tidak heran juga sih nilai nya pas KKM karena memang pada nyatanya ia tak pernah serius belajar.
Kiran menatap Nela yang tersenyum sumringah, bagaimana tidak? Temannya itu mendapatkan nilai tertinggi dan lagi-lagi menjadi juara kelas pertama.
"Jangan sedih gitu dong, pren! Kan ada gue! Gue juga sama kok anjlok semua nilainya," Vilda merangkul bahu Kiran berusaha menyemangati temannya itu.
Kiran menoleh pada Vilda, "Iya juga, ngapain gue sedih ya?"
"Nggak apa-apa nilai lo kecil yang penting ada temen, iya nggak?" Vilda menepuk bahu Kiran.
Perlahan kepala Kiran mengangguk.
"Ya udah, dari pada lo sedih mending tok-tok an sama gue. Udah lama gue nggak bikin konten," ajak Vilda.
Kiran beranjak melirik Naya dan Nela yang masih sibuk dengan raport mereka. Ya, Naya berada di posisi ranking kedua. Sedangkan, Kiran dan Vilda jangankan ranking, masuk sepuluh besar saja mereka tidak. Tapi, Kiran tak terlalu sedih karena ada Vilda yang sama dengannya.
"Pake liptint dulu gih, pucet banget komuk lu!" Vilda menyerahkan liptint pada Kiran dan segera gadis itu terima.
Bibirnya seketika merah menyala, masa bodo karena hari ini hari terakhir sekolah. Dan akan masuk kembali setelah 2 minggu libur dan mereka memasuki semester 2 pelajaran.
Di pojok kelas sana kedua gadis itu sibuk menggoyangkan tubuh mereka dengan seragam yang ketat. Kiran menyugar rambutnya yang hitam legam itu.
"KIRAAAN! HAPE LO BUNYI TERUS TUH DI DALEM TAS! BERISIIK!" Nela berteriak dan melihat temannya itu tengah berjoget ria. Entahlah sepertinya jika tidak berjoget barang sehari saja sepertinya tubuh mereka akan terasa sakit.
Kiran berhenti untuk mengambil ponselnya.
Terlihat nama Jefan yang tertera di sana.
"Gue keluar dulu bentar!" serunya sembari melengos pergi ke luar.
"HEH, CONG! MAU PERGI KE MANA LO?!" teriak Vilda cukup kesal karena Kiran yang tiba-tiba berhenti di tengah jalan dan pergi begitu saja.
"Ada apaan?" tanya Kiran langsung setelah tersambung dengan Jefan.
"Kamu di mana?"
"Di koridor."
"Ke ruang olahraga sekarang."
"Mau ngapain? Gue tadi lagi__"
"Satu."
Kening Kiran mengerut tak mengerti mendengar sahutan Jefan.
"Maksud lo?"
"Duaaa."
"Iih! Kenapa, sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Kiran merasa dirinya seperti burung yang bisa terbang bebas di langit biru di kala dirinya berada di sekolah. Namun, setelah pertemuannya bersama Jefan dunia Kiran berubah detik itu juga. ••• "PARGOY DULU LAH, GUE PUNYA LAGU B...