21| JUJUR

2.3K 93 4
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

•••

Kiran melotot saat Jefan menarik tangannya hingga ia jatuh terduduk di atas pangkuan lelaki itu.

Kiran duduk dalam keadaan menyamping. Maniknya berlarian ke seluruh ruangan, takut jikalau ada orang lain yang melihat posisi mereka saat ini.

"Ini di ruang guru! Lo jangan macem-macem!" ancam Kiran dengan mata membelalak.

Kiran berusaha lepas, namun pinggangnya ditahan oleh Jefan.

Jangan di tanya bagaimana keadaan jantungnya saat ini, karena pada nyatanya jantung Kiran tak dibiarkan tenang barang sebentar.

"Jangan takut, saya nggak bakal apa-apain kamu."

"Jangan takut?! Kalo ada yang masuk gimana goblok?!"

Cup.

Manik Kiran yang tengah membelalak kini semakin lebar saat Jefan dengan lancang mencuri ciuman pada pipi nya.

"Kalau ngomong kasar lagi nanti bibir kamu yang saya cium."

Kiran diam menelan ludahnya kasar.

Bahaya. Lelaki di depannya ini semakin hari malah semakin liar dan berbahaya, apalagi bagi kesehatan jantungnya.

Kiran hanya bisa diam dan berharap jika tak ada guru lain yang masuk ke sini.

"Jangan khawatir. Guru-guru lagi beresin nilai-nilai di Labkom," ucap Jefan yang mengerti kecemasan Kiran sejak tadi.

"Terus, kenapa lo nggak di sana juga?"

"Saya baru aja selesai, dan tadi saya nggak sengaja denger kamu teriakin nama Aidan, pakai sayang pula. Menurut kamu perasan saya gimana?" kini Jefan menatap lurus pada manik Kiran yang berada tepat di depannya.

Di tatapan begitu intens oleh Jefan membuat Kiran salah tingkah dibuatnya, gadis itu hendak memalingkan wajahnya namun Jefan segera menahannya.

"Ya nggak tau lah!" ketusnya menolak bertatapan dengan Jefan.

Terdengar helaan napas dari Jefan, Kiran merinding saat helaan napas hangat lelaki itu mengenai leher jenjangnya.

"Saya cemburu."

Kiran menoleh pada Jefan. Lidahnya terasa kelu, bingung ingin mengatakan apa. Wow, pernyataan itu sukses membuat Kiran bungkam seribu bahasa.

"Dengan kamu melakukan itu, secara nggak langsung kamu juga kasih harapan sama Aidan. Bahkan pasti semua siswa mengira kalian berpacaran. Dan saya nggak suka!" Kiran dapat melihat sorot ketidaksukaan dari manik Jefan.

Apa ini alasan Jefan memanggilnya ke ruang guru di saat Kiran tengah semangat menonton pertandingan Aidan? Karena, lelaki itu cemburu?

"G__gue, disuruh Vilda...." cicitnya pelan.

"Vilda?" beo Jefan yang diangguki Kiran.

MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang