Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Dibilangin jangan pake baju pendek, nggak nurut sih!" dumal Jefan sembari naik ke atas ranjang.
Sedangkan Kiran hanya terduduk di atas kasur sembari mencepol rambut panjangnya, tak membalas ucapan Jefan karena dirinya yang kurang sehat.
Besok mereka kembali pulang setelah 1 minggu mereka berlibur, dan malam ini Kiran mengeluh masuk angin karena tadi siang gadis itu bermain air di pantai dengan pakaian super pendeknya. Beruntung tidak banyak pengunjung sehingga Jefan tidak terlalu cemas.
"Udah, sih, jangan ngomel mulu. Cepetan, ish!" gerutu Kiran dengan wajah pucat nya.
"Buka dulu baju kamu."
Kiran menurut dan membuka piyamanya perlahan. Tubuhnya yang lemah membuat Kiran tak banyak protes dan lebih memilih untuk menurut.
Setelah membuka semua kancing piyama, tak lama tertampang jelaslah bra abu miliknya yang membuat Jefan menggeram pelan walaupun ia melihatnya dari arah belakang.
"Tolong copotin kaitannya," ujar Kiran.
Perlahan Jefan mendekat dengan mangkuk kecil yang berisi minyak angin serta koin yang digunakan untuk mengerok punggung Kiran. Ya, gadis itu meminta Jefan untuk menggosok punggungnya agar masuk anginnya cepat sembuh.
Jefan mulai memposisikan koinnya di punggung Kiran dan menggosoknya perlahan.
"Kalau Papa gosoknya kekencengan, bilang ya," ucap Jefan yang kini terlihat punggung Kiran terlihat merah.
Kiran tak menjawab.
"Ma...."
"Mama...."
"Mamaaa!" Jefan sedikit meninggikan oktaf suaranya karena Kiran yang sedari tadi tak menggubris panggilannya.
"Apaan sih?!" balasnya ketus.
"Kok marah sih?" Jefan menghentikan gerakan tangannya dan menatap wajah Kiran dari samping.
Terlihat wajah Kiran yang cemberut, Jefan menghela napas pelan.
"Kenapa lagi? Udah Papa kerokin, masih aj__"
"Stop! Bisa nggak sih ganti jangan Mama-Papa an!" Kiran menatap tajam pada Jefan.
Sebelah alis Jefan terangkat, "Kenapa? Bukannya kemarin udah setuju?"
"Setuju bukan berarti aku suka! Ganti yang lebih keren bisa kan?!"
Jefan menggaruk alisnya dan kembali menatap Kiran, "Ya udah, terserah kamu. Sekarang diem dulu, saya belum selesai gosok punggung kamu."
"Ishh, bentar dulu!" Kiran menahan Jefan yang hendak menggosokkan koin di punggungnya.
"Apa lagi, Kiran? Nanti kalau kamu nambah sakit, gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]
Chick-Lit[FOLLOW SEBELUM BACA] Kiran merasa dirinya seperti burung yang bisa terbang bebas di langit biru di kala dirinya berada di sekolah. Namun, setelah pertemuannya bersama Jefan dunia Kiran berubah detik itu juga. ••• "PARGOY DULU LAH, GUE PUNYA LAGU B...