Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Kiran tengah duduk di kursi dengan panggung yang masih ramai. Acara inti dan pembagian kalung perpisahan telah selesai dan kini ia tengah menyaksikan acara hiburan. Make up nya yang tidak terlalu tebal membuat gadis itu terlihat semakin menawan.
Kiran duduk di samping Nela yang tengah memakan kue kering.
"Nggak kerasa nggak sih sekarang kita udah lulus aja?"
Kiran menoleh mendengar penuturan Nela, "Hmm. Lo mau lanjut kuliah?"
Nela menggeleng pelan, "Gue mau kerja. Kalo lo?"
"Jadi IRT."
Nela sontak melotot, "GILA LOO?!"
"Gue nggak gila. Nih!" Kiran memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
Nela hilang selera makannya dan memposisikan tubuhnya menghadap Kiran, "Sinting lo! Nikah sama siapa, HAH?!" Nela tak bisa menyembunyikan raut terkejutnya.
"Pak Jefan," sahut Kiran santai. Ia sudah memutuskan untuk tidak lagi menyembunyikan statusnya dari Nela, toh dirinya akan segera keluar dari sekolah. Tidak ada lagi orang-orang yang akan menghakiminya, well kecuali khalayak nanti di luaran sana.
"GOBLOOOK! YANG BENER LOO!" Nela semakin histeris di tempatnya, sudah cukup waktu itu ia terkejut dengan kenyataan bahwa Kiran dan Jefan berpacaran. Dan kini? WHAAT?! MENIKAH?!
Jika Nela sedang bermimpi tolong segera bangunkan ia. Sungguh ucapan temannya ini sangat sulit diterima akal sehatnya.
"Jangan halu lo, ah! Masa Pak Jefan mau sama cewek begajulan kayak___" Nela tidak melanjutkan ucapannya karena Kiran yang sudah menatapnya nyalang lebih dulu.
"Gue di jodohin sama dia, Nel. Bahkan waktu di UKS waktu itu kita udah nikah. Gue udah sayang sama dia, begitu pun dia," tutur Kiran dengan tenang.
Nela membatu untuk sesaat, mencerna ucapan Kiran barusan.
"Jadi.... Lo pernah begituan sama Pak Jefan...?"
"TOLOOL! Gue ngomong serius, lo malah nanya itu!" Kiran menoyor kepala Nela pelan.
"Jawab dulu, njir!" Nela nampak penasaran.
Akhirnya Kiran hanya bisa mengangguk tanpa suara.
"WHAAAT?!! ANJIIR-ANJIIR! GILAA LO, KIRAAN! Lo udah nggak virgin berarti?" Nela yang semula heboh berbisik diakhir kalimatnya.
"Menurut lo aja."
Nela berdecak sembari menengadahkan kepalanya, "Gilaa! Kenapa gue nggak sadar ya?" herannya pada diri sendiri.
Tiba-tiba Bunda datang dan menepuk bahu Kiran, "Sayang, ikut bunda dulu yuk?"
Kiran menoleh pada Nela untuk meminta persetujuan, pasalnya jika Kiran pergi nanti Nela tidak ada yang menemani.
Kiran beranjak setelah dibalas anggukan kecil dari Nela.
Dengan kebaya warna coklatnya Kiran nampak begitu memukau dengan sanggulan yang beberapa helai rambutnya terjatuh di sisi telinga. Heels yang tidak terlalu tinggi membuat Kiran tinggi semampai, apalagi ditambah dengan tubuh rampingnya membuat gadis itu bak model yang tengah fashion show di catwalk.
Kiran memelankan langkahnya saat siapa presensi yang ada di depannya. Sudah lama sekali Kiran tak menemui wanita paruh baya itu setelah insiden beberapa bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Kiran merasa dirinya seperti burung yang bisa terbang bebas di langit biru di kala dirinya berada di sekolah. Namun, setelah pertemuannya bersama Jefan dunia Kiran berubah detik itu juga. ••• "PARGOY DULU LAH, GUE PUNYA LAGU B...