Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Abis dari mana aja kamu?"
Kiran berhenti dan menatap Jefan yang kini menatapnya penuh selidik.
"Menurut lo? Gue rasa lo tau gue abis dari mana, karena tadi lo liat gue!"
"Keren kamu abis suap-suapan di taman?" tanya Jefan datar.
Kiran berdecak mendengar itu, "Menurut lo, lo juga keren suap-suapan di UKS?!" tanyanya sengit.
"Kapan saya begitu?"
"Ck! Pura-pura amnesia lu?! Lo pikir gue nggak liat Bu Desi suapin lo di UKS tadi pagi?!"
"Jangan bawa-bawa orang lain. Bu Desi udah baik bantu saya tadi," balas Jefan.
"Serah! Gue mau mandi, masih ada urusan!" Kiran melanjutkan kembali langkahnya menuju kamar.
Jefan menatap lekat Kiran sampai gadis itu tak terlihat karena pintu kamar yang tertutup.
Jefan masih ingat betul sore tadi saat Kiran dengan sengaja meminta Aidan agar menyuapinya tepat di depannya. Mereka berdua seperti sepasang kekasih yang tengah di mabuk cinta dengan hiruk pikuk taman yang ramai.
Jefan pun heran pada dirinya sendiri. Kenapa ia harus repot-repot membeli sempol untuk Kiran sebagai permintaan maaf atas sikapnya semalam yang mungkin dapat melukai hati gadis itu. Namun, ternyata Kiran malah berbuat seperti itu tepat di depannya seolah gadis itu memang sengaja melakukannya.
Jefan mengusap keningnya yang terasa pening. Niat hati ingin meminta maaf, Kiran malah kembali membuatnya naik pitam.
Jefan bahkan rela menunggu antrean sempol sampai 15 menit lamanya, namun apa yang ia dapat? Istrinya malah pulang malam hingga membuat Jefan sendirilah yang memakan makanan tersebut karena sudah dingin karena di diamkan. Ternyata rasanya tidak seburuk itu, pantas saja Kiran begitu menyukainya.
Jefan kembali mendongak kala suara derap kaki terdengar. Maniknya tak berkedip beberapa detik melihat penampilan Kiran saat ini.
Apa gadis itu gila? Akan pergi ke mana malam-malam seperti ini dengan keadaan pakaian yang sama sekali tak pantas untuk di pakai?
"Kamu gila?" itu kalimat pertama yang terlontar dari bibir Jefan.
Kiran berhenti di hadapan Jefan dan menatap lelaki yang masih terbalut kemeja putih itu dengan manik remeh, sama sekali tak ada tatapan takut atau apapun di manik jernih Kiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Kiran merasa dirinya seperti burung yang bisa terbang bebas di langit biru di kala dirinya berada di sekolah. Namun, setelah pertemuannya bersama Jefan dunia Kiran berubah detik itu juga. ••• "PARGOY DULU LAH, GUE PUNYA LAGU B...