Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Sepasang suami istri yang kini berada di atap yang sama, ruangan yang sama, bahkan ranjang sama. Tidak hanya itu, mereka pun berbagi lemari untuk di isi dengan pakaian keduanya, makan di meja makan yang sama, dan memakan hidangan yang sama pula.
Namun, dari banyak persamaan itu ada satu yang membuat mereka berbeda.
Perasaan.
Ya. Begitu sederhana. Hanya itu.
Bahkan setelah insiden Jefan yang berucap bahwa dirinya menyimpan rasa cemburu saat Kiran bersama Aidan, Jefan dan Kiran seperti layaknya orang asing yang persis saat mereka belum kenal dulu.
Ternyata pernyataan Jefan tempo hari membuat Kiran tak nyaman dan lebih memilih untuk menghindar.
Entah apa yang salah. Namun, Jefan cukup sadar diri mengartikan jika sikap Kiran yang seperti itu sebagai bentuk jika gadis itu tidak memiliki rasa yang sama sepertinya.
Well, memangnya apa yang Jefan harapkan dari Kiran yang seperti tidak tertarik padanya sama sekali?
Bahkan saat berada di ruangan yang sama rasanya berkali-kali lipat lebih canggung dari biasanya.
Jefan melewati kelas gadis itu dan tak sengaja mendapati Kiran tengah mengobrol dengan teman-temannya, tatapan mereka bertemu namun dengan cepat Kiran segera mengalihkan pandangannya.
Ini yang berbeda dari Kiran. Gadis itu berubah menjadi pendiam dan tak cerewet seperti biasanya saat mereka di rumah. Kiran bahkan kerap sekali berdiam di kamar, berbeda dari dulu yang selalu menonton televisi sembari memakan camilan di ruang tengah.
Apa perasaannya pada gadis itu merupakan sebuah kesalahan? Apa Jefan memang tak pantas untuk dicintai atau yang paling parah Jefan pun tak diizinkan untuk mencintai seseorang yang disukainya?
Jefan kembali melanjutkan langkahnya dengan helaan napas pelan, sedangkan Kiran yang ada di dalam kelas sana menatap kepergian Jefan dengan pandangan yang sulit di artikan. Entahlah Kiran tak tahu apa yang salah dengannya, karena setelah pernyataan Jefan tempo hari ia merasa sedikit canggung.
Kiran tentu tak bodoh jika rasa cemburu merupakan bentuk rasa suka seseorang padanya. Dan malam itu Jefan berkata bahwa dirinya cemburu melihat Kiran bersama Aidan.
Ini sudah terhitung 4 hari mereka bersikap seperti ini. Atau mungkin hanya Kiran lah yang bersikap seperti ini karena Jefan yang masih bersikap biasa saja.
"WOY! LO LIATIN APAAN SIH?!" Nela mengalihkan pandangannya ke luar kelas di mana Kiran terus menatap ke arah sana.
Kiran mengerjap kemudian menggeleng.
"Nel," panggil Kiran.
"Hm?"
"Si Pak Jefan itu kalo pas kumpulan OSIS, gimana?"
Nela mengernyit, "Gimana apa nya?"
Kiran tiba-tiba gugup kala Nela menatapnya begitu intens, "Ya gitu, ishh! Masa nggak ngerti?!" kesal Kiran atau sebenarnya gadis itu merasa gugup karena Nela terus menatapnya dan takut ketahuan.
"Idih! Kok ngamok?! Lo yang salah, ngomong kagak jelas, anjir!"
"Lo kok jadi ngeselin gini sih, Nel?!" sewot Kiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]
Literatura Feminina[FOLLOW SEBELUM BACA] Kiran merasa dirinya seperti burung yang bisa terbang bebas di langit biru di kala dirinya berada di sekolah. Namun, setelah pertemuannya bersama Jefan dunia Kiran berubah detik itu juga. ••• "PARGOY DULU LAH, GUE PUNYA LAGU B...