Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Kiran melambatkan langkahnya saat netranya mendapati Vilda yang tengah berkaca di cermin wastafel.
Sepertinya tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua di sini, terlihat tidak ada suara gemercik air dari bilik kamar mandi.
Keduanya sama-sama diam dan sibuk pada kegiatan masing-masing.
"Lega lo abis curhat ke abang gue?"
Kiran berhenti saat hendak memakai liptint pada bibirnya, ia tolehkan kepalanya dan menemukan Vilda yang tengah menatapnya dengan senyum meledek.
"Maksud lo?" tanya Kiran datar setelah mengantongi liptintnya ke saku rok.
Vilda bersedekap dan melangkah mendekati Kiran.
Suara sepatu Vilda yang bersahutan dengan lantai menjadi pemecah hening di keduanya.
"Jangan pura-pura bego! Maksud lo apaan cerita ke Bang Idan soal masalah kemaren?! Lo pikir lo bisa dapet dukungan dari Abang gue karena dia yang naksir sama lo?!" dengan senyum miring Vilda mendorong Kiran dengan jari telunjuknya.
Kiran menatap datar Vilda dan menghempas kasar tangannya. Ia memang takut jika tidak ada teman, tapi jika semuanya memang lebih baik seperti itu, Kiran memilih untuk tidak memiliki teman saja.
Hatinya sedikit tersentil mendengar penuturan Vilda barusan.
Belum sempat Kiran membuka suara, Vilda sudah kembali berbicara.
"Lo mau kita kayak gini?" kekehnya dengan senyuman miring. "Okeey! Lagian temenan sama orang kek lo bikin gue capek sendiri. Nggak rugi juga kehilangan temen kek lo!"
Kiran mengepalkan kedua tangannya geram mendengar ucapan Vilda barusan. Kini Kiran tak peduli jika setelah ini ia dan Vilda akan bermusuhan.
Kiran tersenyum tipis melihat bagaimana sikap Vilda yang begitu berbeda disaat mereka masih berteman.
Kiran mengangguk-anggukan kepalanya dengan senyuman yang masih terpatri, "Gue sebenarnya udah nggak mau mempermasalahkan masalah hape gue lagi. Tapi, abis denger omongan lo barusan bikin gue kesel dan nggak peduli lagi kalo kita putus hubungan setelah ini. Toh, gue juga temenan sama lo cuma pengen famous doang. And see? Gue lebih famous sekarang di banding lo!" ujar Kiran setenang mungkin dengan manik menatap lurus pada Vilda.
Raut Vilda berubah datar setelah mendengar itu, gadis dengan rambut di gerai itu menggeram kesal, tak terima jika Kiran memanfaatkan hal itu saat berteman dengannya.
"SIALAN, LO!" pekik Vilda dengan wajah memerah. Sedetik kemudian Vilda menyerang Kiran dan mendorongnya kasar sampai punggung Kiran terkena tembok dengan kasar.
"LO NGAPAIN, ANJIIING?!" Kiran tak tinggal diam dan ikut menjambak rambutnya Vilda yang acak-acakan bak singa.
BRUK!
Kiran berhasil mendorong Vilda hingga gadis itu terjatuh di atas lantai, "Lo pikir gue takut sama lo, HA?! NGGAK SIALAN!" Kiran lantas menampar pipi Vilda hingga gadis itu tertoleh ke samping saking kencangnya tamparan yang Kiran berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Kiran merasa dirinya seperti burung yang bisa terbang bebas di langit biru di kala dirinya berada di sekolah. Namun, setelah pertemuannya bersama Jefan dunia Kiran berubah detik itu juga. ••• "PARGOY DULU LAH, GUE PUNYA LAGU B...