Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Kamu keren banget tau pake motor."
Jefan hanya diam mendengar pujian istrinya. Namun walaupun reaksinya biasa saja tetapi hatinya membuncah bukan main.
"Biasa aja," balas Jefan cuek.
Kiran menoleh ke belakang untuk melihat kondisi di luar, "ISHH! Masih ujan lagi," desisnya.
Hampir satu jam mereka singgah di kedai soto ini untuk berteduh dari hujan, bahkan setelah makan satu porsi soto dan satu gelas teh hangat pun hujan masih belum reda namun tidak sederas tadi.
"Mau sekarang aja?"
"Enggak! Nanti kamu sakit lagi."
Jefan kembali diam.
"Eh, tapi kayak seru kalo naik motor sambil ujan-ujanan. Romantis deh kayaknya, ya udah, ayo!" Kiran berubah antusias.
Jefan menyentuh tangan Kiran, "Nggak. Kita tunggu hujan reda."
Kiran berubah cemberut, "Ini hampir malem lho. Kedainya juga mau tutup," Kiran menoleh pada ibu penjual yang mulai membereskan barang-barangnya.
"Nanti kamu sakit."
"Ya nggak papa, kan sakit nya bareng kamu ehehehe," Kiran cengengesan membuat Jefan mendelik.
"Ayo ah! Nggak papa kali-kali kita ujan-ujanan biar kayak anak muda. Eh! Tapi kan aku masih muda nggak kayak kamu yang udah tua!" ledek Kiran membuat Jefan berdecak.
"Tua-tua begini kalau udah malem suka kamu tempelin sampai pagi," ucap Jefan sembari beranjak.
"Ya udah, ayo."
Kiran melongo saat Jefan pergi mendahuluinya. Sebelumnya Jefan menemui ibu kedai terlebih dahulu untuk membayar dan berterima kasih karena sudah mengizinkan mereka untuk berteduh.
"Ah! Ini mah kecil ujannya nggak bakal bikin demam!" ucap Kiran sembari mengulurkan tangannya untuk menyentuh air hujan.
Jefan naik ke atas motor dan memakai helm fullface nya. Jefan yang kini hanya mengenakan kemeja putih dan celana bahan hitam saja karena jas hitamnya yang dipakai oleh Kiran.
"Ayo naik, itu dress kamu tembus pandang."
Karena dressnya yang tidak lagi menutupi bokongnya memalinkan ia pakai pada tubuhnya sehingga siapa saja dapat melihat apa yang berada di balik dress nya karena menjiplak.
Kiran naik ke atas motor dan memeluk tubuh Jefan erat. Rintik hujan yang membasahi mereka tak membuat keduanya mundur untuk pergi dari sana.
Beruntung hujan tidak terlalu lebat sehingga Jefan bisa sedikit mengebut melajukan motornya.
Kiran yang tidak memakai helm membuat rambut panjangnya basah karena air hujan. Namun hal itu tidak membuat senyumnya luntur dan terus tertawa di bawah guyuran air hujan bersama Jefan yang tawanya terhalang oleh helm fullface nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Kiran merasa dirinya seperti burung yang bisa terbang bebas di langit biru di kala dirinya berada di sekolah. Namun, setelah pertemuannya bersama Jefan dunia Kiran berubah detik itu juga. ••• "PARGOY DULU LAH, GUE PUNYA LAGU B...