22. BERBEDA

217 39 73
                                    

IMPERFECTION

Chapter 22. BERBEDA

NielOng FanFic
Daniel X Seongwoo

***

Pada akhirnya hari itu tetap menjadi hari yang menyesakkan bagi Seongwoo, bahkan mungkin lebih dari sebelumnya. Karena kini walau secara fisik Daniel berada di sana, tapi bagaikan tidak.

Daniel menolak Seongwoo. Menolak menjawab apa yang terjadi padanya. Menolak ketika Seongwoo menawarkan untuk mengobati lukanya. Bahkan membiarkan saja makan malam yang sudah susah payah dimasak oleh Seongwoo dan memilih tidur dengan perut kosong.

Hari itu sekali lagi Seongwoo tidak bisa tidur nyenyak, berguling-guling di atas tempat tidur sambil mendengarkan detak jarum jam.

Mungkin untung juga dia hanya tidur-tidur ayam, karena saat beberapa jam kemudian didengarnya Daniel mengerang, dengan cepat Seongwoo terjaga dan mendudukkan diri. Awalnya dia mengira sedang bermimpi dan tidak benar-benar mendengar sesuatu.

Tapi kemudian suara itu terdengar lagi. Seongwoo melirik ke samping dan terkejut mendapati Daniel yang bersimbah keringat dengan raut kesakitan meski udara bulan Januari sedang dingin-dinginnya. Ragu-ragu Seongwoo mengulurkan tangan menyentuh dahinya dan terlonjak terkejut mendapati tingginya suhu badan Daniel.

Ia segera melompat dari ranjang. Awalnya dicoba digoncangnya tubuh Daniel mencoba membangunkan, namun tak ada tanggapan sama sekali. Demam yang sangat tinggi membuat pria itu tak sadarkan diri.

Hal pertama yang terpikir oleh Seongwoo adalah membuat Daniel lebih nyaman, dengan susah payah memindahkan pria yang lebih kekar itu ke atas tempat tidurnya daripada tidur di lantai dan mengganti kaosnya yang sudah basah kuyup.

Lalu Seongwoo mengambil peralatan yang sekiranya dibutuhkan untuk meredakan demam, dengan telaten mengompres dahi Daniel dengan kain dan air hangat. Digantinya kain itu tiap beberapa menit sekali. Saat dirasanya panas tubuh Daniel sudah turun, dan nafas pria itu lebih teratur, ia memanfaatkan ketidaksadarannya untuk merawat luka-luka di wajah tampan itu.

Jari-jari Seongwoo menyusuri wajah Daniel , merapikan rambutnya, menyentuh luka-luka di wajah itu satu persatu dengan lembut.

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa ini harus terjadi padamu? Kenapa kamu menerima saja semua ini?"

Masih jelas di ingatannya bagaimana Daniel bersujud dua hari yang lalu. Dan sekarang ini. Matanya terasa panas.

Seongwoo tidak akan menangis. Bukankah dia selama ini tidak pernah menangis? Kenapa kini ia harus menangis? Buat apa dia menangis seorang bajingan egois seperti Kang Daniel?

Tapi bagaimana pun logikanya beragumen dan menolak, air mata di kedua pipinya terus mengalir tanpa bisa ditahan.

...

Daniel membuka mata. Kepalanya sakit. Matanya silau karena lampu yang menyala. Dipejamkannya matanya lagi. Ingin ia bergerak, tapi seluruh tubuhnya sakit seakan habis dipukuli. Serbuan memori memasuki kepalanya. Ia memang habis dipukuli.

Daniel merasakan ada sesuatu yang basah dan lembab di dahinya. Dicobanya untuk mengangkat tangan, tapi tangan kirinya terasa berat, seakan ada yang menindih. Dibukanya matanya lagi, mencoba melihat apa yang terjadi.

Dilihatnya Seongwoo, tertidur dalam posisi duduk di lantai, kepala tersandar di atas tempat tidur sambil memeluk lengannya.

Tangan kanannya yang bebas terulur, mula-mula ragu. Sempat terhenti di udara, lalu dengan memberanikan diri disentuhnya helai lembut itu. Merasakan sang pemilik tidak terganggu tidurnya, lembut dielusnya rambut Seongwoo perlahan.

IMPERFECTION [END] | NielOng VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang