05. KONDISI

265 47 47
                                    


IMPERFECTION

Chapter 05. KONDISI

NielOng FanFic
Daniel X Seongwoo

***

Saat bisa membuka matanya lagi, Seongwoo menyadari bahwa dia sudah tidak ada di taman. Angin dari penyejuk udara yang dingin, pemandangan yang silih berganti, ia berada dalam sebuah mobil yang melaju. Lebih mengejutkan lagi, ia mengenali interior mobil ini.

Seketika dia ingat apa yang baru saja terjadi. Sakit kepalanya. Tabrakan dengan pemuda ber-skateboard di taman. Dan siapa yang sudah menolongnya, menahannya dari kecelakaan lebih parah kerena terjatuh.

Seongwoo memejamkan mata, masih mencoba berharap ini bagian dari ilusinya. Ragu ia menoleh ke kiri, sambil berdoa dalam hati semoga terkaannya salah.

Kelihatannya hari ini Tuhan sedang tidak ingin berbaik hati pada Seongwoo. Setelah hari yang buruk, kini ia berakhir dalam mobil bersama mimpi terburuknya.

Berusaha tak menimbulkan suara, Seongwoo beringsut sejauh mungkin. Tangannya menarik jaketnya ke depan tubuh, masih berharap keadaannya belum diketahui dan berusaha menutupinya.

Semoga Daniel belum menyadari kalau dia hamil, semoga Daniel belum menyadari kalau dia hamil, pintanya berulang-ulang dalam hati.

Sedikit guncangan di jalan membuat kepalanya yang sakit berdenyut kembali, membuat tanpa sadar erangan lirih keluar dari bibir Seongwoo.

Suara itu membuat Daniel sadar kalau orang yang duduk disebelahnya itu sudah terjaga menoleh. Sesaat ia hanya melirik, masih dengan lebih banyak perhatian pada kendaraan yang tengah dikendarainya.

Saat beberapa menit setelahnya mobil mewah itu berhenti di persimpangan, baru ia mengalihkan perhatian. "Sudah enakan?" tangannya terulur hendak menyentuh, tapi segera Seongwoo menepisnya.

Daniel menarik tangannya, meletakkannya lagi di atas setir, dan kembali mengalihkan pandangan ke depan. Dengusan kasar terdengar, seakan pria itu tengah tersinggung.

"Kita mau kemana?" tanya Seongwoo.

"Rumah Sakit." Bahkan jawaban itu diucapkan tanpa repot-repot menoleh.

Seongwoo menarik nafas, mengumpulkan segenap tenaga untuk melawan. "Aku tidak perlu ke rumah sakit, aku baik-baik saja. Antarkan aku pulang, atau berhenti di sini saja aku bisa pulang sendiri. Aku .. "

"Seongwoo!!" tukas Daniel tajam. Ketidak sabaran bisa terbaca di wajah tegasnya yang kini tak nampak sedikitpun senyum. Tegas. Tak bisa dibantah.

"Kita ke Rumah Sakit." Masih mempertahankan keputusannya. "Setelah itu baru aku akan mengantarkanmu pulang."

Sebenarnya Seongwoo masih ingin membalas, tapi tiba-tiba lampu berubah hijau, dan Daniel yang sudah tak melihat ke arahnya menginjak pedal gas-nya dalam-dalam.

Bisa apa dia? Selain itu Seongwoo paham, percuma membantah Daniel jika sudah begini.

Seongwoo sekali lagi menarik nafas dalam, pasrah menyandarkan tubuhnya dan membuang muka, memilih untuk melihat keluar jendela.

***

Seakan Tuhan tidak mengijinkannya bebas dari siksaan, penderitaan Seongwoo belum usai. Kini dia duduk di sebuah ruang periksa di Rumah Sakit, sedang menjawab sederetan pertanyaan yang diajukan seorang dokter muda di depannya.

"Apa keluhan Anda?"

"Saya baik-baik sa ... "

"Dia pingsan." Ucapannya dipotong dengan cepat oleh suara tajam dari sebelah kanannya.

IMPERFECTION [END] | NielOng VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang