27. KELUAR

243 35 55
                                    

IMPERFECTION

Chapter 27. KELUAR

NielOng FanFic
Daniel X Seongwoo

***

Sekarang Seongwoo hanya bisa menyesal ketika mengingat perjanjian yang ditandatanganinya saat itu. Perjanjian yang masih tersimpan di dalam amplop coklat, sering kali tak sengaja disentuh saat hendak mengeluar-masukkan laptop ke dalam tas, tapi sama sekali tak pernah berani dibukanya.

Saat itu rasanya ia telah berhasil merumuskan solusi terbaik. Ada sedikit jaminan untuk masa depannya, tapi dia masih bisa mempertahankan harga dirinya.

Solusi terbaik apanya? Sekarang rasanya hidup Seongwoo lebih rumit dari sebelumnya. Saat itu dikiranya Daniel akan selamanya kaya raya, dan semua tuntutannya bisa dilakukan hanya dengan menjentikkan jari. Siapa menduga Daniel akan berakhir terusir, bangkrut, bahkan tinggal menumpang di tempatnya.

Siapa pula yang menduga kalau Seongwoo akan berakhir mencintai pria itu lagi.

Lagi? Tidak, lagi bukanlah kata yang tepat. Seongwoo menyadari bahwa hubungan mereka dulu bukanlah cinta. Yang mereka rasakan dulu hanyalah nafsu belaka.

Yang mereka miliki sekarang inilah yang dinamakan cinta. Ketika segala kekurangan pasanganmu bukanlah menjadi masalah, ketika engkau bisa menerima dirinya apa adanya, ketika hanya melihatnya tersenyum bisa membuatmu bahagia.

Mereka? Apa tadi Seongwoo berkata 'mereka'? Kenapa banyak sekali kesalahan di otaknya? Hanya dirinya yang sedang jatuh cinta. Daniel jelas-jelas tidak merasakannya.

Terkadang Seongwoo sempat berpikir kalau Daniel hanya berkelit, mencoba mengingkari rasa yang sama dengan yang tumbuh di hatinya. Foto-foto itu. Perubahan sifat dan sikapnya. Getaran yang dirasakannya saat tangan mereka bersentuhan.

Terkadang. Lebih banyak waktu tidak. Seongwoo sebenarnya sudah sangat lelah. Dia sudah mencoba segala cara untuk memancing pengakuan keluar dari bibir Daniel. Nihil. Pria itu juara dalam hal mengunci bibir rapat-rapat.

Sudah berkali-kali pula ia mencoba memancing dengan tindakan. Kurang apa coba? Seongwoo yang sudah lancang mencium terlebih dahulu, Seongwoo pula yang mengajak Daniel untuk tidur bersama.

Ya Tuhan, betapa malunya Seongwoo kalau mengingat-ingat perbuatannya. Tapi tetap saja tidak ada kata cinta keluar dari mulut Daniel.

Ia tahu Daniel butuh lebih banyak waktu. Tapi setelah apa yang sudah dilakukannya, masa masih harus dia yang mengaku duluan? Kalau sudah begini dia harus bagaimana? Masakan dia harus mempermalukan dirinya lebih jauh lagi?

Kalau kata cinta tidak akan keluar dari mulut Daniel, maka biarkanlah begitu. Seongwoo cukup puas Daniel masih mau ada di sisinya. Sedikit harapannya Daniel mungkin sudah melupakan isi perjanjian terkutuk itu. Melupakan permintaannya yang kini terasa memberatkan.

Berharap pada akhirnya walau hanya didasarkan pada kebutuhan mutual semata, mereka akan bisa bersama untuk waktu yang lebih lama.

Sempat di satu titik Seongwoo sudah bertekad demikian. Tapi apakah hatinya menyetujui?

Kalau benar dia tidak berharap, lalu kenapa hatinya sesakit ini ketika dalam seminggu terakhir Daniel kembali menjauhinya. Tak ada lagi sentuhan. Tak ada perhatian. Bahkan nyaris tak ada pertukaran kata diantara mereka.

Dingin. Berbanding terbalik dengan cuaca bulan Maret yang mulai menghangat. Salju di luar sudah lama mencair. Tapi di dalam hubungan mereka, musim dingin justru baru datang membawa beku yang mengigit.

IMPERFECTION [END] | NielOng VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang