31. PERGI

250 33 29
                                    

IMPERFECTION

Chapter 31. PERGI

NielOng FanFic
Daniel X Seongwoo

***

Seongwoo terbangun di sebuah ruangan yang mayoritas berwarna putih. Kepalanya masih terasa berat, dan ada selapis kabut yang menggantung menutupi pandangan. Tenggorokannya terasa sangat kering dan sakit. Kebas dirasakan pada bagian bawah tubuhnya, menimbulkan sensasi aneh dan tak biasa.

Namun ia juga menyadari rasa sakit di perut yang terakhir diingatnya sebelum gelap sudah hilang. Ia merasakan berbeda. Rasa tak biasa yang mengiringi nyeri yang sirna. Ringan. Kosong.

Merasa butuh merasakan dengan sentuhan langsung, Seongwoo mencoba mengulurkan tangan. Ingin ia meraba perutnya dengan tangan kiri, tetapi sesuatu menahan pergerakan itu. Dicoba digerakkannnya tangan yang sebelah lagi. Kali ini tidak ada yang menghalangi, tapi tetap terasa lemah dan gamang.

Satu sentuhan membuat Seongwoo berpikir. Reaksi pertamanya adalah hanya rasa heran. Perutnya tak sebesar biasa, terasa tidak seberat dan sekencang biasanya. Seakan ada yang diambil dari dalamnya.

Kesadaran itu membuatnya tersentak. Hilang. Dia tahu apa yang hilang. Baru disadarinya bahwa ia tidak bisa merasakan keberadaan bayinya.

Beribu pertanyaan dan perasaan seketika menyerbu pikirannya. Dimanakah bayinya? Apa yang terjadi?

Panik. Khawatir.

Dengan bantuan tangan kanannya yang bebas, Seongwoo mencoba berdiri. Mencoba mencari satu petunjuk untuk memberinya jawaban. Dengan kepala berat dan pandangan masih kabur berbayang ia menyipitkan mata melihat ke sekeliling ruangan.

Tak mengenali tapi seketika dia memahami. Ruangan dengan interior serba putih ini. Tirai kebiruan yang mengelilingi. Jenis tempat tidur yang khas, dan bau steril cairan pembersih yang melingkupi. Dia sedang berada di rumah sakit.

Seketika semua ingatan malam berselang diingatnya. Kegelapan yang menerkamnya. Rasa sakit itu. Pertengkarannya dengan Daniel.

Sudut mata Seongwoo menangkap sebuah pergerakan tak jauh darinya yang membuatnya tersentak, sama sekali tak menduga akan menjumpai orang yang baru saja dipikirkannya.

Daniel.

Pria itu duduk di kursi tak jauh dari tempat tidurnya. Tubuh diam terpaku, bagai batu hanya dengan mata yang lekat menatap ke arahnya. Melihatnya Seongwoo pun membeku. Matanya balik mengamati, menunggu apa yang dimau pria itu.

Dengan pandangannya yang semakin jelas, Seongwoo bisa melihat setiap detail di wajah tampan Daniel. Kerut risau di dahinya, hitam kantung matanya. Bibir tipis yang mengatup rapat, sesekali hendak terbuka, seakan ingin mengucap kata tapi secepat itu pula ditangguhkan.

Walau wajah menatap lurus kepadanya, badannya sedikit membungkuk dengak kedua siku bertumpu diatas lutut. Tangannya erat menggengam sebuah kertas yang Seongwoo tak tahu apa.

Mata mereka bertemu, tapi tak ada kata bertukar. Lama mereka terpaku, saling memandang dalam diam. Hanya saling mengamati. Saling menunggu.

***

Daniel sama sekali tidak bisa beristirahat, apalagi memejamkan mata. Terlalu banyak kerisauan membebaninya. Seongwoo yang tak juga siuman. Jarum jam di dinding yang terus berdetak.

Surat perjanjian yang dianggapnya sumber mala petaka itu sudah dikeluarkan, kini berada di tangannya, kusut karena sudah terlalu banyak diremat.

Sedari tadi dia tidak kemana-mana, duduk diam di sisi tempat tidur Seongwoo. Menanti dan menanti, dengan mata lekat menatap wajah manis yang sedang dalam tidur berkepanjangan, menunggu sepasang mata indah itu terbuka.

IMPERFECTION [END] | NielOng VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang