21. Terbongkarnya Rahasia Masa Lalu

3.4K 372 44
                                    

Nyatanya, perdebatan beberapa hari lalu masih menjadi teman bagi sepasang suami istri itu. Rahasia keduanya yang sama-sama terungkap ternyata berefek sangat besar. Memberi boomerang bagi hubungan keduanya yang memang pada dasarnya tak berlandaskan kejujuran. Saling menyimpan rahasia yang berakhir melukai satu sama lain. Hingga emosi keduanya memuncak. Tidak ada yang mau mengakui kesalahan, terus menyalahkan dan membela diri sendiri. Seolah melupakan fakta, bahwa keduanya sama-sama akar masalah dari bencana yang menimpa keluarga kecil mereka.

"Enak, pulang selarut ini? Diantar pacar lagi," sindir Sandi setelah istrinya- Vita menutup sempurna pintu utama.

"Aku capek, nggak usah ngajak ribut."

"Nggak ada yang mau ngajak ribut." pelan suara itu dibalas tatapan malas wanita cantik dengan rambut sepinggang. Kaki jenjangnya itu melangkah mendekati suami yang bersedekap dada. Tatapan keduanya yang sama-sama datar, namun menyimpan banyak tusukan yang siap menyakiti satu sama lain. "Kamu maunya apa?" lanjut Sandi.

"Seharusnya aku yang tanya gitu, Mas. Kamu maunya apa? Jangan kira aku nggak tahu kamu masih ketemu sama simpanan kamu itu. Katanya nggak ada hubungan apa-apa, tapi kenapa masih ketemuan diam-diam dibelakang aku? Kamu pikir aku nggak bisa jalan-jalan sama laki-laki lain selain kamu?"

Sandi membuang napas panjang, sebelum mengambil jeda sejenak. Mengurai amarah yang tiba-tiba mengambil alih ketenangannya. "Aku ketemu dia ada alasannya. Beda cerita lagi kalau kamu sama laki-laki itu, Vita. Aku nggak ada hubungan apa-apa selain tanggung jawab ke anak aku. Tapi kamu? Kamu punya hubungan sama laki-laki itu! Bahkan sebelum kamu tahu kalau aku punya anak sama wanita lain."

"Lupain hubungan aku sama dia, Mas. Sekarang lihat, siapa yang paling brengsek disini. Kamu atau aku, ha?!"

"Kebusukan kamu bertahun-tahun udah kebongkar sekarang. Kamu mikir nggak, seberapa sakitnya aku saat tahu kalau suaminya punya wanita lain bahkan sampai punya anak tanpa sepengetahuan istri sah selama bertahun tahun?! Dari pada aku yang baru berhubungan sama laki-laki lain, siapa yang paling sakit disini, Mas?!"

"Aku udah minta maaf sama kamu. Kita juga udah bicarain ini kemarin, kamu tahu sendiri kalau itu semua diluar kendali aku. Kalau aja aku nggak mabuk waktu itu, aku nggak akan meniduri Airin, Vita."

"Maaf aja nggak bakal ngerubah kenyataan, Mas. Kamu sentuh wanita lain selain aku. Kamu juga nggak jujur dari awal. Aku cari laki-laki selain kamu itu juga gara-gara kamu yang nggak pernah seperhatian dulu. Selalu sibuk kerja, nggak pernah lihat ada aku sama anak kamu dirumah! Ternyata, kamu lebih sering main ke rumah wanita simpanan kamu itu, kan?!"

Suara yang saling meninggi itu menganggu satu nyawa yang berada dilantai atas. Kebiasaan yang hampir setiap malam kedua orang tuanya lakukan itu menjadi hal biasa yang tak pernah bisa membuatnya tenang. Meski sudah terbiasa.

"Vita, aku berani sumpah, aku nggak ada hubungan sama sekali sama dia. Aku datang ke rumahnya juga karena anak aku. Aku-"

"Masih punya muka kamu bilang anak itu didepan aku, Mas?!" potong Vita, bersamaan dengan sebulir tetes yang terus berjatuhan. Isakan itu keluar tanpa bisa ditahan. Patah yang ia rasakan seolah menghujami dadanya terus menerus.

"Oke, sekali lagi aku minta maaf. Dan tolong, tolong jangan berhubungan sama laki-laki itu. Kita perbaiki rumah tangga ini."

"Kalau gitu jauhi perempuan sama anak itu. Jangan pernah temui mereka lagi. Atau kamu kirim mereka keluar kota sekalian, bisa?"

Detik itu, Sandi terdiam. Detik berganti menit, permintaan itu menguap tanpa balasan. Semakin membuat Vita menahan sesak yang menghimpit dadanya. Hingga sebuah gelengan pelan ia tangkap dari sang lawan. Dan setelahnya, lirih suara Sandi mengudara. Berhasil memberi retakan panjang direlungnya yang belum sepenuhnya sembuh. "Maaf, aku nggak bisa lakuin itu. Aku terlanjur sayang sama anak aku, Vita. Maaf."

Awan sang Biru✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang