Assalamu'alaikum, semuanya. Gimana kabarnya? Jangan lupa untuk semangat jalanin harinya. Kerjain sesuatu, jangan cuma rebahan.
Happy reading!!
.....
"Selamat pagi, Oma," sapa Dhira dengan senyuman manisnya.
"Pagi juga."
Melihat penampilan Dhira yang sudah rapi membuat Oma tersenyum, pilihan menantunya memang tak salah. Perempuan yang menjadi istri dari cucunya itu memang perempuan spesial, tak heran jika Alzam begitu menjaga perempuan itu.
"Mau kemana?" tanya Oma.
"Ke depan, Oma, belanja sayur," balas Dhira dengan mendekat ke samping Oma yang tengah duduk di teras. Memberi kecupan singkat di pipi wanita itu.
Oma terkekeh pelan, mengelus puncak kepala Dhira pelan. "Hm, cepat kembali."
Dhira menganggukkan kepalanya. Mengucapkan salam dan berlalu menuju gerbang. Menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan tukang sayur yang tadi sempat terdengar suaranya. Kakinya melangkah pada sekumpulan Ibu-ibu yang tengah mengobrol.
"Assalamu'alaikum," Dhira tersenyum di balik cadarnya melihat beberapa Ibu-ibu yang menatapnya aneh. Mungkin karena penampilannya dan dia yang baru di sini.
"Wa'alaikumussalam."
"Penghuni baru?" tanya salah satu dari mereka.
Dhira menggeleng pelan. "Saya ke sini mengunjungi Oma."
Para Ibu-ibu itu manggut-manggut. Mereka ternyata baik, tak seperti Ibu-ibu yang suka menggibah. Dhira hanya tersenyum, merasa senang karena keberadaannya tidak membuat mereka berbicara yang tidak-tidak.
"Mari, Bu. Assalamu'alaikum," Dhira berjalan kembali menuju rumah. Lingkungan sini ternyata tak begitu buruk, bahkan jauh lebih baik dari pada di kota. Lingkungan yang asri dan para tetangga yang ramah membuatnya nyaman.
Sedang menikmati udara segar, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Dhira menoleh dan mengerjapkan kedua matanya terkejut merasakan sebuah sapu tangan membekap mulutnya. Belum sempat memberontak, Dhira sudah kehilangan kesadaran. Samar-samar ia melihat seorang perempuan tengah tersenyum manis.
"Maaf."
.....
"Oma, liat Dhila nda?"
Oma yang memang sedang menikmati teh hangat sembari membaca surat kabar pun menoleh, menatap cucunya yang berjalan ke arahnya dengan wajah bantalnya.
"Cucu Oma tadi tidur lagi?" tanyanya balik, tak biasanya bocah itu tidur lagi setelah melaksanakan salat subuh bersama.
"Hu'um, El bobo agi," jawabnya dengan kepala mengangguk. Rambutnya yang berantakan dan mata yang masih merah membuat Oma gemas.
"Sini, duduk sama Oma."
Oma meraih El dan di dudukkannya bocah itu di pangkuannya. Merapikan rambut El yang berantakan dan mencium pipi bulat itu beberapa kali. "Nyari Dhira?"
Bocah itu mengangguk antusias. "Iya, El cali nda ada."
"Sebentar lagi pasti pulang, tunggu dulu."
El kembali mengangguk, menyandarkan kepalanya di dada Oma nya dengan nyaman. Matanya yang memang masih mengantuk menyipit, menahan supaya tidak tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alzam (END)
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA. TETAP JADIKAN AL-QUR'AN SEBAIK-BAIKNYA BACAAN. .... Kisah antara dua remaja yang bersatu karena adanya perjodohan. Awalnya hanya sifat dingin dengan sikapnya yang tiba-tiba, namun seiring berjalannya waktu sifat di...