Bab 11 : Jalan Buntu

7 3 0
                                    

"Apakah masih jauh?" tanya Frey

"Sudah kubilang satu hari perjalanan" kata Kros malas, "Kita bahkan baru berjalan selama tiga putaran waktu"

Meski matahari bahkan belum berada tepat di atas mereka, tapi teriknya sudah mulai terasa menyengat kulit. Beruntungnya, pohon - pohon lebat disekitar mereka lumayan membantu dalam memayungi tubuh mereka dari serangan matahari secara langsung. Meskipun beberapa kali sinar terang itu berhasil menerobos rimbunya pohon untuk mencium kulit keempat pelancong tersebut.

"Tidak ada mobil atau motorkah? Kendaraan apapun?" tanya Frey

"Motor? Mobil? Apa itu?" tanya Kros

"Kendaraan yang digunain buat pindah tempat" kata Kama, "Sebelum kau bertanya, kendaraan itu adalah alat yang digunakan, biasanya sih dinaiki untuk berpindah tempat agar tidak harus berjalan atau berlari"

"Benda seperti itu disini biasanya menggunakan hewan seperti kuda atau jika tidak, maka sihir" kata Kros. Sejujurnya mulai ada ketertarikan yang tumbuh di dalam dirinya ketika ia mendengar hal - hal baru dari dunia asing itu.

Salahkan hasrat Kros yang haus akan belajar hal baru. Terlalu lama dikurung di istana terkadang membuatnya mudah terpikat dengan hal baru.

"Kuda? Apa yang kau maksud itu hewan dengan empat kaki, tinggi, punya rambut dan ekor panjang, bentuknya seperti ini..." tanya Frey, memperagakan bentuk kuda dengan kedua tangannya.

"Betul, memang seperti apa lagi?" tanya Kros

"Entah, tapi setidaknya 'kuda' yang ada di dunia kamu juga ada di dunia ini" kata Frey

"Mmhh berarti mungkin ada banyak hal yang mirip antara dua dunia, lebih dari yang kita sadari" kata Kama, "Menarik"

Tak ada salahnya sedikit belajar tentang dunia baru ini, bukan? Menurut logika Kama, meskipun mereka tidak akan lama berada di dunia itu tapi mereka tetap harus 'berbaur' dengan orang - orang di dunia itu. Agar itu terjadi, mereka mau tak mau harus belajar megenai dunia itu. Supaya mereka tak menjadi orang bodoh yang tak tahu apa - apa. Sederhana.

"Pasti enak pakai sihir" kata Ayyara, "Nggak perlu keluar uang bensin atau biaya buat kendaraan umum"

"Omong - omong tentang sihir, ada sesuatu yang aku ingin tahu" kata Kama

"Apa? Selama pertanyaanmu tidak membahayakan dunia ini maka akan aku jawab" tanya Kros

"Kau bilang hanya ahli sihir yang bisa menggunakan sihir tapi kau sendiri sebelumnya bisa, apa itu artinya kau juga seorang ahli sihir?" tanya Kama

"Oh iya, Kama benar... Aku juga baru menyadarinya sekarang" kata Ayyara

Namun, Kros menggelengkan kepalanya, "Aku bukan seorang ahli sihir, tapi ibuku iya" kata Kros

"Tapi kau bisa menggunakan sihir?" tanya Ayyara ragu.

"Sihir mengalir di darahku dan aku bisa menggunakan sihir - sihir sederhana tapi untuk mendapatkan gelar sebagai ahli sihir, perlu ada upacara peresmiannya" kata Kros

"Dan kau tidak mendapatkannya? Bukankah kau seorang pangeran? Kukira pangeran bisa mendapatkan apa yang mereka mau" kata Frey

"Seperti yang aku bilang barusan, ibuku seorang ahli sihir dari lahir, bakatnya mengalir di darahku tapi sihir bukan suatu kemewahan yang bisa aku dapatkan" kata Kros, "Ada alasan mengapa aku tidak terlalu mahir dengan sihir"

"Bolehkah aku tanya kenapa?" tanya Ayyara

"Sebagai seorang calon raja, pendidikanku dari waktu aku masih kecil lebih difokuskan kepada bagaimana menjadi seorang raja yang baik, bukan bagaimana menjadi seorang ahli sihir yang baik. Selain itu, dulu pernah ada konflik antara ahli sihir dan non ahli sihir, maka dari itu aku tidak terlalu dapat banyak kesempatan untuk melatih sihir ku. Aku hanya baru melatihnya ketika aku bertemu Elean, 50 tahun yang lalu" kata Kros, ekspresinya sedikit berubah ketika ia membicarakan tentang masa lalunya. Wajahnya mengeras dan kaku untuk sepersekian detik sebelum kembali ke wajah datarnya.

Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri RothrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang