Lagi, mereka selamat berkat bantuan Elean.
Lagi, mereka hanya selangkah dari kematian.
Lagi, mereka kabur.
Keempatnya telah berlari dari desa terakhir selama berjam - jam lamanya. Suara tapak kaki Deek dan Shak memecah keheningan hutan, tapi hanya suara itu yang terdengar. Kros akhirnya menarik pelan tali kekang Shak, memerintahkannya untuk memperlambat langkahnya hingga menjadi berjalan.
"Deek berhenti berlari!" titah Kros
"Mengapa berhenti? Kau yakin kita sudah aman?" tanya Frey
"Sepertinya begitu" kata Kros
"Sepertinya? Kau tidak takin?" tanya Frey
"Kita sudah jauh dari desa tadi, kita sepertinya berhasil menghilangkan jejak kita" kata Kros, "Aku tidak merasakan aura mereka lagi" Dari pertemuan mereka di desa tadi, Kros sudah menghafal aura ketiga pemburu itu sehingga ia yakin jika mereka mendekat maka ia akan bisa merasakannya.
Saat ini, kedua kuda yang membawa masing - masing dua penunggang itu berjalan semakin dalam ke hutan dengan tempo yang pelan.
"Bagaimana untuk malam ini? Kita beristirahat di hutan atau ada desa terdekat?" tanya Ayyara
"Desa terdekat dari posisi kita sekarang berada di balik perbatasan Saebsotal" kata Kros, "Sampai kita melewati perbatasan, kita harus terpaksa tidur di alam liar"
"Hanya sekitar empat sampai enam hari perjalanan lagi, aku yakin kita bisa melakukan ini" kata Kros
"Harus bisa" timpal Kros
"I like that spirit" kata Frey, "At least you still have one" Rupanya, Frey sedari tadi masih memproses apa yang baru saja terjadi kepada dirinya dan sahabatnya. Adrenalin tak kunjung memudar dari sistemnya.
Melanjutkan perjalanan selama satu jam kedepan, Kros akhirnya memutuskan untuk berhenti dan beristirahat untuk hari ini. Memaksakan diri juga akan berakhir tidak baik bagi mereka sendiri. Lagipula kedua hewan tunggangan mereka juga butuh istirahat.
Sementara Ayyara mengeluarkan kain untuk selimut mereka dan Frey mengumpulkan beberapa kayu berukuran sedang untuk api unggun, Kros dan Kama mengikat tali kekang Deek dan Shak ke ranting pohon terdekat.
"Kerja bagus, kalian berdua" kata Kros, mengelus kepala kedua hewan tersebut bergantian. Kedua hewan otu kemudian sedikit menundukkan kepala mereka ke arah sang pangeran sebelum kembali fokus pada rerumputan di samping.
"Bagaimana caranya menyalakan api?" tanya Frey pada pangeran tersebut, "Aku tidak punya alatnya"
"Bagaimana dengan tongkat cahaya yang kau beli di toko sebelumnya? Mengapa tidak menggunakan itu saja?" tanya Ayyara
"Sebaiknya api saja, itu akan membantu kita untuk menjauhkan hewan hewan yang tidak dinginkan untuk mendekat... Kita sudah berada di tengah hutan, sebaiknya kita semua lebih berhati - hati" kata Kros
"Aku setuju" kata Kama
"Kau masih belum menjawab pertanyaanku, bagaimana caranya kita membakar kayu - kayu kering ini?" tanya Frey
"Sihir tentunya, apalagi" kata Kros, berjalan mendekat sebelum berdiri di samping tumpukan kayu - kayu yang dibuat Frey.
"Of course, how stupid of me..." gumam Frey
Kros menatap tumpukan kayu itu sebelum mengucapkan dengan pelan, "Insire.."
Secara ajaib, kayu - kayu itu mulai tersulut api merah, "Selesai" kata Kros
"Ini lebih baik, terimakasih Kros" kata Ayyara, gadis itu segera duduk di depan api unggu dan mendekatkan kedua telapak tangannya.
Melihat bahwa hanya mereka yang ada di situ, keempatnya memutuskan untuk membuka penutup wajah mereka. "Kros, kau perlu mengisi tenagamu lagi setelah pertarungan tadi dengan pria bertubuh besar sebelumnya" kata Ayyara
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri Rothras
FantasyTiga sahabat masa kecil, Kros, Ayyara, dan Frey, tiba - tiba terjebak di dunia lain yang penuh dengan sihir, Negeri Rothras setelah ketiganya secara tidak sengaja menemukan sebuah portal di rumah tua ketika sedang berlindung dari kejaran anjing meng...