Bab 22 : Masa Lalu Kros

3 1 0
                                    

Tumbuh besar sebagai seorang pangeran bukanlah hal yang mudah, tidak seperti yang dibayangkan orang pada umumnya. Terutama, ketika ia yang merupakan pewaris utama tahta. Pada suatu titik, Kros bahkan berhenti berusaha untuk menolak dan hanya pasrah menerima takdirnya — hidup dalam kekangan semua orang. Ia selalu dituntut untuk menjadi sempurna, tanpa kekurangan apapun. Dan sebagai bayarannya, banyak hal yang diambil darinya bahkan sebelum ia sempat untuk merasakannya.

Hidup yang menyedihkan memang.

Salah satu hal yang tidak pernah ia rasakan selama tumbuh adalah kebebasan. Dia tidak pernah dibiarkan sendirian kecuali saat tidur atau di kamar mandi. Para pelayan pribadinya yang berjumlah tujuh selalu berbaris di belakangnya, mengikuti langkahnya tanpa henti — memang pada dasarnya, mereka dibayar untuk itu. Untuk melayani dan memenuhi kebutuhannya setiap saat dan setiap detik. Kros tidak bisa menyalahkan mereka karena melakukan pekerjaan dengan baik. Hal yang pada akhirnya sang pangeran temukan cukup membosankan pada beberapa saat.

Selain itu, hidupnya dipenuhi dengan pelajaran tanpa henti tentang bagaimana menjadi seorang pangeran dan calon raja yang sempurna. Menjadi sosok yang tidak akan ditolak oleh rakyat. Ribuan buku sudah ia baca, berbagai simulasi politik sudah ia lakukan, seluruh perlajaran mengenai etika, dan tentunya latihan senjata tanpa henti.

Satu – satunya waktu beristirahat untuknya adalah saat tidur di malam hari. Biasanya ia habiskan untuk menatap bintang - bintang di langit.

Tumbuh sebagai 'tahanan' di dalam istana megah yang ia sebut rumah sangatlah tidak menyenangkan. Pertama kalinya ia melangkah keluar dari tempat itu adalah ketika ia berumur dua ratus tahun, untuk melaksanakan tugas pertamanya setelah ia menginjak umur dewasa. Dulu, ia bahkan tidak berani untuk sekedar mencoba keluar dari istana. Akibat pendidikan yang ia terima mengenai betapa seramnya dunia luar yang diberikan oleh gurunya.

Meski dengan semua hal itu, Kros berusaha meyakinkan dirinya bahwa banyak juga kenikmatan yang ia rasakah sebagai seorang pangeran. Contohnya, ia bisa makan apapun yang ia inginkan kapanpun. Sebagai seorang bocah, hal itu merupakan sebuah kehebatan. Memang ia tidak bisa main sepuasnya atau punya teman seumuran selain anak pelayan, tapi ia dulu percaya bahwa pengetahuan yang ia dapatkan sebagai gantinya jauh lebih berarti, terutama ketika sang raja memujinya saat ia berhasil menjawab pertanyaan - pertanyaan yang diajukan secara acak kepadanya. Secuil momen yang membuatnya merasakan cinta sang ayah dan bukan ketegasan sang raja.

Dahulu ayahnya, sang raja, selalu berkata bahwa tidaklah aman bagi seorang calon raja untuk berkeliaran di luar istana terutama dengan semua hal yang sedang terjadi. Ketika ia masih kecil, dirinya ingat bisik - bisik antara pelayan dapur mengenai konflik antara ahli sihir dan non-ahli sihir yang sedang memuncak. Sekali, ia pernah mendengar perdebatan antara sang ratu san sang raja meski ia tidak terlalu ingat tepatnya apa tapi ia mendengar namanya dan kata 'ahli sihir' disebut beberapa kali. Itu pertama kalinya ia mendengar ayahnya dan ibunya bertengkar.

Bukan sebuah rahasia bahwa sang ratu adalah seorang ahli sihir sedangkan sang raja adalah seorang non-ahli sihir. Sebuah pernikahan yang diharapkan akan membawa kedamaian bagi kedua belah pihak.

Kemudian ketika ia mulai tumbuh, barulah ia tahu secara betul apa inti dari konflik itu. Rumor mengatakan bahwa para ahli sihir sedang berkumpul dan berencana mengadakan kudeta terhadap raja yang sedang memerintah, yang mana adalah ayah dari Kros.

Yang mulanya hanya sebagai rumor ternyata jauh lebih nyata dari itu. Mereka mengatakan bahwa sudah lama non-sihir duduk sebagai penguasa negeri dan banyak ketidakadilan yang dirasakan oleh para ahli-sihir. Setelah lama menuntut keadilan yang tidak pernah dipenuhi, lebih baik mengganti pemimpin menjadi seorang ahli sihir. Sebuah solusi sederhana.

Dampaknya, rakyatpun ikut terpecah belah dengan pendapat mereka masing - masing. Tidak sedikit yang menyalahkan ratu dan raja karena gagal untuk menjaga kedamaian antara dua belah pihak. Tidak sedikit pula rakyat netral yang menjadi korban.

Sebagai bocah, ia ingat tidak terlalu terpapar oleh masalah ini — berkat sang ratu. Sebuah kesepakatan antara sang raja dan ratu. Sebagai ganti dari putra semata wayangnya yang masih muda tidak dilibatkan dalam konflik ini, maka sang pangeran tidak diperbolehkan untuk belajar sihir. Kini, Kros melihat kesepakatan itu sebagai sebuah lelucon besar. Kros kini terlibat secara dalam pada konflik itu dan ia juga bisa menggunakan sihir.

Memori masa kecil lainnya adalah malam - malam sunyi dimana ia memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan sang ratu tanpa siapapun. Dan hanya pada waktu itulah sang ratu memperlihatkan trik - trik sihir kecilnya guna menghibur sang anak dari pahitnya dunia. Yang paling sering mereka lakukan adalah membuat ilusi hewan, kesukaan Kros.

Itu adalah rahasia kecil mereka. Selain dari itu, Kros tidak pernah melihat ibunya menggunakan sihir di depan orang lain. Kros ingat pernah bertanya alasannya kepada sang ibuhanda hanya untuk menerima jawaban ambigu — bahwa sang ratu hanya ingin menunjukkannya pada orang yang spesial baginya, sang putra semata wayang. Namun, itu cukup untuk membuatnya merasa bahagia dan berhenti bertanya.

Awalnya, semuanya berjalan dengan baik – tidak ada yang tahu tentang rahasia kecil mereka. Sampai pada akhirnya sang raja menangkap basah mereka suatu malam. Kros dulu berpikir bahwa itu tidak apa - apa. Tapi nyatanya ia salah besar.

Setelah malam itu, tidak ada lagi malam - malam penuh keajaiban. Seakan akan rahasia itu tidak pernah ada. Kros dulu merasa bahwa sang ratu semakin menjauh darinya. Ibunya berubah, tidak lagi sang ratu yang penuh senyum, ia merindukan itu.

Tumbuh dewasa, Kros ingat bahwa ketika ia beranjak remaja 50 tahun, semua guru privatnya, sang ayahanda, para menteri terus menerus mencekokinya dengan paham bawah ahli sihir adalah spesies yang berbahaya dan ia tidak boleh dalam kondisi apapun percaya pada ahli sihir manapun.

Satu pertanyaan yang tak pernah ia berani tanyakan – Lantas bagaimana dengan ibunya, sang ratu?

Itu membuat banyak konflik berkecamuk di dalam dirinya. Satu - satunya memori Kros mengenai sihir adalah trik - trik kecil yang dulu sering dilakukan ibunya dan itu tidak terlihat bahaya. Jika boleh, ia akan lebih memilih menjadi ahli sihir dibandingkan raja. Tapi makin lama, makin banyak keburukan ahli sihir yang ditanamkan di kepalanya, memori itu lama – lama terpendam jauh di belakang kepalanya. Masih di sana tapi nyaris hilang, hampir tak terdeteksi.

Pada suatu titik, Kros menemukan dirinya percaya dengan perkataan mereka. Itu yang membuatnya setuju menerima misi pertama dari sang raja.

Tidak ada yang menduga bahwa itulah titik balik dari hidupnya. Semuanya berubah pada misi pertamanya. Untuk pertama kalinya, ia diundang ke pertemuan membahas keamanan kerajaan bersama sang raja dan menterinya.

Seorang ahli sihir yang sudah hidup ribuan tahun dan dianggap sangat berbahaya. Sebuah ancaman bagi kedamaian Ronanith. Sang raja ingin ahli sihir itu pergi, dengan cara apapun yang dibutuhkan. Sebagaimana sebuah ancaman yang harus dinetralkan. Jika ia berhasil melakukan itu maka wilayah hutan bagian bawah akan menjadi wilayah milik Kros. Sangat menggiurkan.

Putus asa untuk membuktikan dirinya, Kros tanpa pikir panjang setuju untuk menjalankan misi itu. Informasi yang ia miliki mengenai ahli sihir ini adalah ia bernama Elean dan sangat berbahaya.

Hanya itu.

Kros akhirnya meninggalkan istana tanpa bertemu dengan sang ratu, sudah lama ia tidak bertemu sang ibu meski tinggal di tempat yang sama.

Dengan ditemani pedangnya, Emrol, Kros lalu memulai perjalanannya ke hutan. Berbekal nekat dan ilmu yang selama ini ia pelajari, ia masuk ke bagian terdalam hutan, mendekati perbatasan kerajaan bagian bawah.

Kros tidak bisa memungkiri bahwa pada awalnya ia merasa takut tapi empat hari masuk ke hutan dan ia tidak menemukan bahaya apapun kecuali beberapa binatang buas dan raksasa. Sebuah hal mengejutkan baginya.

Sampai kakinya tersangkut pada jebakan tali. Ketika ia sadar, kini ia sudah tergantung terbalik di sebuah dahan pohon. Sebuah tali, yang ia yakin sudah di rapal sihir, kini melilit kuat pergelangan kaki kirinya.

"Lihat siapa yang masuk ke perangkap kecilku"

Kira - kira seperti itulah pertemuan pertama pangeran Kros Haan dengan snag ahli sihir legenda Elean Nand.

Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri RothrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang