"Inikah yang disebut dengan perpustakan di sini?" tanya Kama.
Saat ini, keempatnya berdiri di depan pintu dari sebuah bangunan paling tinggi di desa itu. Sekilas dari pintu yang terbuka itu, ia menangkap isi dari 'perpustakaan' dan ternyata tidak hanya buku - buku yang ada di situ. Beberapa benda lain juga ada di dalam perpustakaan itu, seperti artefak - artefak. Selain itu, tidak terlihat ada orang di dalam perpustakaan itu, bahkan tidak nampak penjaga perpustakaannya.
"Iya, meski sebenarnya perpustakaan ini tergolong cukup...tradisional" kata Kros, mencari kata yang tepat.
"Bagaimana dengan perpustakaan yang bukan tradisional kalau begitu?" tanya Ayyara. Menurutnya, karena tidak ada internet di dunia ini maka tidak mungkin ada perpustakaan digital ataupun kemajuan teknologi lainnya seperti komputer.
"Buku - bukunya terlampir dalam ruangan sihir sehingga tidak perlu repot dengan bentuk fisiknya. Selain itu ada fitur penerjemah segala bahasa, bahkan bahasa kuno sekalipun. Jumlah buku yang ada di ruangan sihir juga tidak terbatas" kata Kros
"Lalu bagaimana caranya untuk meminjam buku dari ruangan sihir itu?" tanya Frey
"Tinggal diduplikasi saja menggunakan sihir. Buku duplikasi itu akan sirna bersamaan dengan waktu peminjaman yang habis" kata Kros
"Unik juga" gumam Kama
"Baiklah, kita sebaiknya tidak membuang - buang waktu lagi" kata Kros, segera masuk ke perpustakaan itu.
Betul ternyata, perpustakaan itu kosong tanpa pengunjung.
"Tidak ada penjaganya?" tanya Frey
"Penjaga? Untuk apa?" tanya Kros
"Ya siapa tahu ada yang mau nyuri, minjem, atau ngerusak gitu" balas Frey
"Siapa yang mau melakukan itu pada tempat ilmu dan sakral?" tanya Kros
"Perpustakaan adalah salah satu tempat netral bagi seluruh spesies di dunia ini" tambah Kros
Frey tak membalasnya, tak mengerti logika sang pangeran dan dunia ini. Entah naif atau bodoh.
"Apa yang harus kita cari pertama - tama?" tanya Kama
"Hmm, sebaiknya kita mulai dengan mencari buku tentang bahasa yang tertulis di gulungan itu. Setelah itu kita beranjak ke buku tentang mitos Yidrac" kata Kros
"Aku setuju tapi bagaimana jika kita juga mencoba mencari buku tentang mitos dunia lain atau tentang perjalanan ke dunia lain" saran Kama, "Siapa tahu ada buku tentang dongeng - dongeng semacam itu"
"Ide bagus, Kama. Kita mulai yang pertama dulu" ujar Kros. Kros mulai berjalan mengelilingi seluruh isi perpustakaan, mengamati satu persatu judul buku yang tertata di rak - rak tua tersebut. Sementara keempatnya hanya mengikuti Kros dari belakang tanpa berani menyentuh buku - buku disitu sembarangan. Takut pamali.
Setiap buku yang Kros ambil ia serahkan kepada ketiga sahabat itu untuk dipegang. 10 menit berjalan mengitari seluruh rak di lantai pertama dan kini masing - masing dari sahabat itu sudah memegang setidaknya empat buku di tangan mereka.
Membantu memilih buku adalah hal yang tidak bisa mereka lakukan mengingat tidak ada satupun dari ketiganya yang mengerti satupun tulisan yang tertera di sampul buku. Setidaknya mereka bisa membantu sebagai pembawanya.
"Baiklah segini sepertinya cukup. Mari kita cari meja kosong untuk membacanya" kata Kros
"Kros, aku jadi penasaran dengan pertanyaan Frey tadi, tiba - tiba saja terbesit di pikiranku" kata Ayyara
"Apa?" tanya Kros
"Lalu bagaimana jika ada yang benar - benar mencoba mencuri bukunya meskipun ia tahu ini tempat netral? Terus bagaimana caranya kalian meminjam buku dari sini?" tanya Ayyara
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri Rothras
FantasiaTiga sahabat masa kecil, Kros, Ayyara, dan Frey, tiba - tiba terjebak di dunia lain yang penuh dengan sihir, Negeri Rothras setelah ketiganya secara tidak sengaja menemukan sebuah portal di rumah tua ketika sedang berlindung dari kejaran anjing meng...