Sementara ketiga sahabat itu sedang beristirahat di kamar, Elean dan Kros kini sedang berunding di lantai bawah, suasana di sekitar mereka terlihat serius yang terlihat sangat jelas dari air wajah keduanya. Bahkan Elean beberapa kali terlihat mengkerutkan keningnya.
"Aku sangat tidak nyaman dengan keberadaan mereka disini" kata Kros, untuk kesekian kalinya. Percakapan mereka mengambil tempat di meja makan. Semua makanan tadi sudah dibersihkan dari meja dan kini, meja itu dipenuhi hal lain.
"Katakan alasannya, daritadi kau hanya bilang tidak nyaman terus menerus... Mereka terlihat tidak berbahaya bagiku" ujar Elean, jemarinya sibuk mebuka gulungan - gulungan miliknya yang tersebar di atas meja.
"Bukankah sudah jelas? Mereka orang asing yang mana kita tidak tahu apa - apa tentang mereka, itu saja sudah menjadi sebuah bahaya bagi kita dan diri mereka sendiri" kata Kros, ia sedikit heran mendapati Elean yang terlihat terlalu santai dengan kehadiran orang asing terlebih dari beda dunia. Elean sang penyihir legenda yang terkenal suka menyendiri.
"Terutama dengan bapak tua itu yang sedang mengawasi segala pergerakkanku" kata Kros
"Maksudmu menteri pertama?" tanya Elean
Mengangguk, "Kau tahu ia sedang mengincar tahta raja... Dan aku tidak akan membiarkannya jatuh ke tangan orang tua itu" kata Kros, "Jika ia tahu bahwa ada orang asing seperti mereka, ia akan meyakinkan raja bahwa ini adalah salah satu ketidakmampuan ku dalam menjaga wilayah... Apalagi mereka berada tepat di daerah yang dipercayakan raja kepadaku"
"Aku tidak boleh mengacau, bahkan sekecil apapun" ujar Kros
Peraturan mengatakan jika pangeran terbukti tidak layak untuk menjadi raja maka akan dipilih calon raja yang lain yang lebih layak, dan keputusan itu berada di tangan menteri pertama dan disetujui oleh raja sendiri. Meski disembunyikan, Kros tetap dapat melihat kelicikkan dari menteri pertama raja. Dia punya segala cara untuk menipu semua orang, termasuk raja sendiri.
"Tapi aku yakin jika kau menjelaskan dengan baik, raja akan memihakmu... Meski begitu, aku setuju agar hal ini jangan terdengar kemana - mana, cukup kita berdua saja yang tahu" kata Elean
"Kau bercanda? Kau tahu dengan baik bahwa raja akan lebih memilih mendengarkan perkataan menteri pertama dibandingkan perkataanku, apalagi jika ada dengan bukti baik bukti benar atau bohongan" kata Kros, "Selama meyakinkan, maka habislah riwayatku"
Elean menghela napasnya, "Kau benar, ironis..." ujar Elean
"Aku sejujurnya ragu dengan langkah yang harus ku ambil saat ini" kata Kros, menghela napasnya. Ia terlihat lelah, sebagaimana mestinya setelah semua yang ia lalui.
"Bagaiman jika kau mulai dengan menghentikan sikap galak mu itu" saran Elean, "Tidakkah kau lihat, kau menakuti mereka? Lagipula, itu tidak cocok denganmu"
"Memang itu tujuan ku" kata Kros, "Aku tidak mau sampai mereka berakhir melakukan hal bodoh seperti melawanku atau menipuku... Bagaimana jika mereka hanya berpura - pura?"
Elean hanya menggelengkan kepalanya, "Aku meragukan itu... Setidaknya bekerjasama lah untuk sementara waktu.. Bocah tinggi bernama Kama itu sepertinya orang yang cerdas, siapa tahu kecerdasannya akan membantu mu" kata Elean
"Tidak ada ruginya bukan untuk mencoba dulu?" tanya Elean
"Akan kupikirkan" kata Kros, ia sendiri sedang mencoba membantu sang ahli sihir memeriksa beberapa gulungan yang ditulis dalam bahasa yang ia pahami, "Bagaimana? Ketemu?" tanyanya ke wanita itu setelah beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri Rothras
FantasiTiga sahabat masa kecil, Kros, Ayyara, dan Frey, tiba - tiba terjebak di dunia lain yang penuh dengan sihir, Negeri Rothras setelah ketiganya secara tidak sengaja menemukan sebuah portal di rumah tua ketika sedang berlindung dari kejaran anjing meng...