"Ma! Kita harus cari mereka!" seru Frey pada Kama yang masih terus memerintahkan Deek untuk maju.
"I know, okay!" pekik Kama
Beruntung gempa 'buatan' itu akhirnya berhenti tidak lama setelah Ayyara dan Kros jatuh ke jurang. Sial, mungkin itulah tujuannya.
"Aku lagi cari rute ke bawah, kita ngga bisa putar balik! Gimana kalau nanti kita malah ketemu Dalog" kata Kama
Satu satunya lintasan yang tepikir oleh Kama adalah ujung bukit satunya. Tidak ada jalan lain untuk turun dari bukit itu menurut peta yang ia baca. Jadi inilah satu satunya pilihan mereka.
Sementara itu, Shak masih setia berlari di belakang mereka, mengekori Deek. Tampaknya kuda itu merasa bersalah karena telah menjatuhkan penunggangnya, gagal untuk menjaga mereka seperti permintaan sang pangeran.
Kama memutuskan untuk mengambil risiko dan memacu Deek untuk berlari dengan sangat kencang. Mereka tak tahu apa yang akan mereka temukan di bawah bukit. Hanya ingin bertemu dengan Ayyara dan Kros lagi. Dasar jurang tadi adalah air. Memang kecil tapi tetap ada kemungkinan bahwa kedua orang tersebut selamat dari jatuhnya.
Hanya tinggal masalah apakah mereka terluka atau tidak. Jikalau keduanya selamat dari jatuh tapi terluka parah, akan susah bagi mereka untuk menarik diri keluar dari air. Sama saja seperti lepas dari mulut harimau, malah masuk mulut buaya.
Waktu, itulah lawan mereka saat ini. Berpacu untuk segera sampai ke dasar bukit.
Setelah beberapa jam melaju menuruni bukit tanpa berhenti, akhirnya Kama dan Frey sampai di dasar, "Kemana sekarang, Ma?" tanya Frey, lelaki itu sudah jauh lebih tenang dari sebelumnya meski matanya masih terlihat sembab.
"Sebentar, tadi kita dari arah sana yang berarti tempat mereka jatuh seharusnya ke... sana" kata Kama, segera menganyunkan tali kekang Deek agar kuda itu berlari ke arah kiri.
Tidak butuh waktu lama sampai aliran air sungai masuk ke penglihatan mereka, "Kita di arah yang benar" kata Kama, memerintah Deek agar mempercepat derapnya. Dirinya meresa lega karena tidak membuat mereka tersesat.
Masih dengan menunggangi Deek, mereka menyusuri sungai itu meksipun tidak ada jaminan bahwa pencarian iti akan membuahkan hasil. Setidaknya, baik Kama maupun Frey tak ada yang mau menyerah karena alasan apapun. Sampai mereka melihat dengan mata kepala sendiri jasad Ayyara atau Kros, mereka akan terus berasumsi keduanya selamat.
"Ma!! Itu!!" seru Frey, menunjuk ke depan, "Hentikan Deek"
Kama menuruti perintah Frey sedangkan pria di belakangnya langsung turun tepat setelah Deek berhenti. Frey kemudian berlari ke arah yang ditunjukknya barusan.
Ternyata yang menangkap perhatian Frey adalah persediaan makanan mereka yang berserakan di atas batu batu basah di samping sungai. Makanan yang kini tak berbentuk lagi seperti semula, hancur dan basah.
"Ini makanan yang ada di tas Ayyara, kan?" tanya Frey, "Sama seperti yang di tasku sekarang"
"Kalau makanan ini bisa ada di sini, itu artinya..." ucap Kama
"Mereka selamat" potong Frey, bernapas lega. Ia tidak pernah merasa selega ini sebelumnya. Tubuhnya jatuh terduduk di atas kerikil - kerikil.
Kama berlutut di samping Frey sebelum kemudian tangannya meraih makanan di tanah itu, "Mengingat ini semua tercelup air, makanan ini sudah hampir kering sepenuhnya" ucap Kama
"Mereka sudah lama pergi" kata Frey menarik kesimpulan, "Ayo kita harus susul mereka!" Frey bangkit dan hendak menuju kuda kembali ketika Kama menghentikan langkahnya.
"Tunggu" kata Kama sebelum ia meraih isi tasnya
"Kita tak bisa sembarangan tanpa tahu arah" timpal Kama
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri Rothras
FantasyTiga sahabat masa kecil, Kros, Ayyara, dan Frey, tiba - tiba terjebak di dunia lain yang penuh dengan sihir, Negeri Rothras setelah ketiganya secara tidak sengaja menemukan sebuah portal di rumah tua ketika sedang berlindung dari kejaran anjing meng...