Bab 17 : Bahaya Mendekat

2 2 0
                                    

Ketika Kros kembali ke kamar penginapan mereka, ketiga sahabat itu lengkap berada di kamar para lelaki. Mereka terlihat sedang beristirahat sambil menunggunya. Frey berbaring di kasur, Kama memegang sebuah kertas dan sedang membacanya, sementara Ayyara sedang berdiri di depan jendela yang terbuka lebar. Pandangan mereka bertiga seketika juga terpusat kepada sang pria yang baru saja melangkah masuk.

"Bagaimana? Kau berhasil mendapatkan kudanya?" tanya Ayyara, beranjak dari tempatnya menuju meja.

"Iya, aku menyewa dua kuda seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya" kata Kros

"Apakah mahal?" tanya Ayyara

"Sudah kukatakan jangan mengkhawatirkan hal semacam itu" kata Kros

"But stil..." kata Ayyara

"Jadi siapa yang mau memegang tali kekangnya? Aku masih merasa sebaiknya Kama yang memegang tali kekang satunya lagi" potong Kros

"Tidak masalah, aku saja" kata Kama, mengingat hanya dia dari ketiganya yang memiliki pengalaman dalam menunggangi kuda, "Tapi kau harus memberikan waktu untuk ku kembali beradaptasi dan mengingat semua pelajaran yang kuterima dulu"

"Baiklah tapi lakukan dengan cepat" kata Kros

Kama yang mendengar itu hanya mendegus kecil, perihal itu kan tidak gampang.

"Hal yang lebih penting lagi adalah menentukan siapa yang duduk di belakang siapa" kata Frey

"Satu dari kalian akan menunggang bersamaku dan satu lagi bersama Kama, apa yang susah dari menentukan itu?" tanya Kros

Tentu menentukannya adalah hal yang susah bagi Frey. Karena ada dua masalah yang membuatnya pusing memikirikan ini. Yang pertama, ia tidak mau duduk di belakang pangeran itu entah apapun yang terjadi. Yang kedua, jika bukan ia maka artinya Ayyara lah yang akan duduk di belakang pangeran itu, dan itu adalah hal yang tidak ia setujui juga. Sungguh sebuah kesialan ia tidak bisa menunggangi kuda sebagai pemegang tali kekang.

"Bagaimana denganmu Ayyara? Mau dengan siapa?" tanya Kros

Gadis itu kemudian terlihat berpikir sejenak, "Hmm... tidak masalah dengan siapa saja" putusnya

"Ya sudah, Ayyara sama Kros dan kamu sama aku, Frey" kata Kama

"Tidak!" protes Frey, hanya dia yang memberikan protesnya

"Kamu mau menunggangi kuda bersamaku?" tanya Kros

"IH! Ga sudi! Ga gitu juga" pekik Frey

"Suit saja deh, adil kan? Yang menang sama aku, yang kalah sama Kros" usul Kama

"Tapi.." Frey hendak protes lagi tetapi kali ini dipotong oleh satu – satunya gadis di situ, "Udah suit aja, lama deh" omel Ayyara

"Suit? Apa itu?' tanya Kros, terlihat tertarik dengan kata asing itu. Apalagi mendengar peraturan dari Kama mengenai menang dan kalah.

"Kau akan tahu" kata Kama, "Cepat lakukan Ra, Re"

"Alright... Kertas... Gunting... Batu!" aba – aba Ayyara

Ayyara mengeluarkan batu sementara Frey mengeluarkan kertas. Yang artinya Frey keluar sebagai pemenang sementara Ayyara kalah.

"Kertas menang lawan batu, okay then Frey, you're with me" kata Kama, "Nggak ada protes! Kalau ngga, kamu pake kaki aja Frey biar gampang" Frey yang baru saja mau membuka mulutnya langsung mengatupkannya lagi, mengerucutkan bibirnya kesal. Kama terlihat menyeramkan seperti om – om lagi marah.

"Nanti bisa tukeran kalau mau, Re" kata Ayyara

"Cih.. Iya - iya" respon Frey

"Kita jadi berangkat malam ini? Bagaimana dengan mengunjungi perpustakaan sekali lagi?" tanya Ayyara, gadis itu sudah siap untuk pergi kapanpun. Tas yang ia bawa sudah siap ia pak sejak tadi sebelum mereka pergi mengunjungi perpustakaan.

Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri RothrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang