Sering kali Elean bertengkar dengan pikiran dan hatinya. Kini kemampuan sihir Eli sudah jauh di atas rata – rata, meningkat pesat dari duel pertama yang mereka lakukan. Meskipun sebenarnya, Elean sangat yakin bahwa Eli masih bisa menjadi lebih baik lagi, jauh lebih kuat dari yang sekarang. Potensi gadis itu jauh lebih besar dari yang dirinya sendiri sadari. Namun terlepas dari itu, bagi Elean, Eli merupakan pribadi yang jauh lebih baik, bijak, dan sabar jika dibandingkan dengan dirinya. Kata – kata seperti 'baik hati' sendiri tidak pantas diberikan kepada Eli karena tidaklah cukup.
Apalah arti sebuah kekuatan tanpa tanding jika tidak disertai dengan pribadi yang pantas pula. Jangan salah, Elean tahu dirinya pantas, tapi Eli jauh lebih baik darinya. Namun ketika ia memikirkan itu, rasa takut mulai meliputinya, bahwa Eli akan meninggalkannya suatu saat. Eli adalah pelanginya dan ia tidak mau kehilangan warna di hidupnya.
Yang mana momen itu akhirnya datang juga tanpa terelakkan.
Because eventually, everybody will leave.
"Eli, apa terjadi sesuatu?" tanya Elean, alisnya mengkerut bingung.
Dua putaran waktu lamanya mereka beristirahat di samping danau, dan selama itupulah Elean menyadari bahwa Eli tidak seperi biasanaya. Layaknya ada yang ingin ia katakan. Sesuatu yang mengkhawatirkan karena Eli tidak pernah memendam apapun.
"Kamu bisa beritahu aku jika ada apa - apa, kamu tahu itukan?" kata Elean lagi.
"Aku akan segera menikah" kata Eli, memutuskan untuk jujur pada saat itu.
Jeda keheningan yang terjadi setelahnya sebenarnya karena Elean sendiri juga bingung dengan respon yang harus ia keluarkan.
"Uhm... Berita bagus, bukan?" tanya Elean, alisnya mengernyit karena ekspresi di wajah Eli tidak terlihat sebagaimana mestinya seseorang yang akan menikah, setidaknya seperti yang diduga Elean.
Eli malah menghela napasnya sebelum menghempaskan tubuhnya di atas rumput, ia tampak seperti orang yang bersedih. Sesuatu yang tidak pernah Elean lihat sebelumnya. Dan sejujurnya, ia tidak suka dengan apa yang ia lihat.
"Aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi jika aku melakukan pernikahan ini" kata Eli
"Maksudmu?" tanya Elean, mengernyit heran, lagi, "Kau akan meninggalkan Ronanith?"
Eli menggeleng pelan sebelum memejamkan matanya, "Aku akan menikahi pangeran Gerval, kami dijodohkan dua minggu yang lalu" kata Eli, menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya sambil mengerang sebal.
"Perjodohan? Mereka masih melakukan itu sampai sekarang?" tanya Elean
Eli mengangguk pelan sebelum mengintip ke arah sang teman lewat sela - sela jarinya, "Memangnya pernah berhenti?" tanya Eli, berdecih.
"Maksudmu, kau akan menjadi ratu selanjutnya?" tanya Elean
Eli mengangguk lagi, "Kurang lebih" kata Eli
"Ya! Mengapa kau murung?! Ini berita yang sangat bagus! Aku tidak tahu menjadi ratu akan sesibuk apa nantinya, tapi kita tentunya masih bisa bertemu satu sama lain... Aku bisa mengunjungi istanamu atau pusat kota... Atau kau bisa datang ke sini lagi, tidak ada yang melarang ratu untuk berkunjung kesini" kata Elean
"Apa kau tidak suka pria ini? Mengapa? Apa dia jelek? Jahat? Atau apakah dia yang membenci mu?" tanya Elean
"Hey, itu kasar" kata Eli, menjauhkan tangannya dari wajahnya.
"Yang mana? Yang kukatakan tentang dia atau kau? Tapi kau memang kadang bisa menjadi menjengkelkan... Aku tidak heran jika ia pusing dengan ocehanmu" kata Elean tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri Rothras
FantasíaTiga sahabat masa kecil, Kros, Ayyara, dan Frey, tiba - tiba terjebak di dunia lain yang penuh dengan sihir, Negeri Rothras setelah ketiganya secara tidak sengaja menemukan sebuah portal di rumah tua ketika sedang berlindung dari kejaran anjing meng...