Bab 21 : Serangan

2 2 0
                                    

Seperti dugaan, tidak ada yang berhasil untuk tidur dengan 'nyenyak'. Mereka bangun dengan perasaan yang menganggu. Setelah memakan sedikit dari persediaan makanan mereka, keempatnya kemudian langsung melanjutkan perjalanan dengan menunggangi Deek dan Shak lagi. Setidaknya Kama terlihat lebih stabil dalam menunggangi kudanya dari pada sebelumnya.

Perjalanan mereka masih jauh dan jika mereka ingin sampai dalam setidaknya lima hari kedepan, mereka harus cepat – cepat. Shak berjalan lebih di depan daripada Deek melihat jalan sempit yang tidak memungkinkan bagi kedua kuda itu untuk berjalan berdampingan.

"Kros..." panggil Ayyara pelan dari belakangnya

"Iya?" tanya Kros tanpa berbalik.

"Aku ingin minta maaf atas sikap tidak enak dari sahabatku, Frey biasanya tidak seperti itu... Kurasa ia hanya sedang stres, well, semua ini sebenarnya sangat membuat kami stres" kata Ayyara

Kros menghela napasnya, ia mencoba untuk mengerti hal itu, melihat semua ini dari sudut pandang ketiga pendatang tak sengaja itu,"Aku mengerti, ini semua pasti sulit bagi kalian" kata Kros

"Tapi aku minta kepercayaan kalian padaku, aku akan memulangkan kalian... Itu janjiku" kata Kros

"Aku senang dan berterimakasih mendengarnya tapi bolehkah aku bertanya mengapa? Mengapa kau belum meninggalkan kami?" tanya Ayyara

"Sudah pernah kukatakan sebelumnya bukan? Ini bukan dunia kalian, dan aku tidak ingin kalian ada di sini" kata Kros

"Apa kau yakin hanya itu alasannya?" tanya Ayyara – gadis itu terdengar sedikit kecewa dengan jawaban pria di depannya. Entah apa yang ia pikirkan sampai mengharapkan lebih.

"Tentu, memangnya apa lagi?" tanya Kros, 'Hanya itu saja kan?' batin karena nyatanya ia sendiri kini meragukan jawabannya, seperti ada yang kurang.

"Entahlah... Anyway, terimakasih atas janjimu Kros... Aku harap kau akan menepatinya" kata Ayyara

"Akan kutepati. Seorang pangeran tidak pernah mengingkari kata – katanya" kata Kros

Ayyara tidak memberinya respon, gadis itu hanya diam sembari kini menatapi pohon – pohon di sekitarnya. Sementara itu, Kama yang berada di belakang mereka merasakan seperti ada hawa panas dari belakangnya, ia seperti berada di dekat api. Ketika pria itu menoleh ke belakang, ia mendapati sahabat laki – lakinya itu sedang menatap lurus dengan alisnya yang mengerut, bibirnya mengecil, dan pandanganya tajam dan sinis. Mengangkat alisnya heran, Kama tidak mengerti kenapa Frey tiba – tiba berada di suasana hati yang tidak baik. Kemudian, Kama mengikuti arah pandangan sahabatnya itu dan ia semakin heran dibuatnya ketika melihat Frey ternyata sedang menatapi Ayyara, yang badannya sedikit condong kedepan, sedang berbicara dengan Kros.

"Aku benar – benar tidak menyukainya..." gumam Frey sebal.

Dan akhirnya Kama sadar, mengapa Frey menatapi mereka dengan tidak suka. Bukan amarah yang tertulis di wajah laki – laki itu, tapi perasaan cemburu. Sahabatnya sedang panas hati melihat interaksi kedua orang tersebut.

'Frey punya perasaan untuk Ayyara?' Kama bertanya – tanya di hatinya, 'Sejak kapan?'

Memikirkan itu membuat Kama terkekeh kecil, "This is gonna be so much fun" gumam Kama

"Re, fokus" kata Kama

"Huh? Apa yang kau bilang, Ma?" tanya Frey, apa yang dikatakan Kama luput dari pendengarannya karena ia terlalu sibuk melototi dua penunggang Shak, "Bisa kau ulangi?" pinta Frey

"Kita tidak akan bertemu dengan Kros lagi setelah kita kembali ke dunia kita, jaga sikapmu selama itu" kata Kama

"Aku tidak sabar hingga itu terjadi" kata Frey

Terlempar Ke Dunia Sihir, Negeri RothrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang