🐻

3.9K 283 11
                                    

.


























Sungchan kini sudah berada di apartemen pribadi nya. Biasa nya ia singgah kesini kalau ada jadwal sekolah pagi, karena jarak nya tak terlalu jauh dari apartemen.

Ia memegang tangan mungil itu pelan, membawa nya duduk. Dan segera menyalakan AC agar tidak terlalu dingin.

Lalu Sungchan pergi kedapur untuk membuat teh madu lemon hangat.

Saat Sungchan pergi kedapur, pria mungil itu menatap sekitar. Perasaan nya masih sedikit takut apartemen Sungchan biasa saja seperti apartemen pada umum nya.

Jaket Sungchan masih melekat di tubuh mungil itu.

"Ini minum lah" Sungchan meletakkan minuman itu dimeja tepat dihadapan pria itu.

Namun dia diam hanya melihat minuman itu.

"Aku tidak meletakkan racun atau obat apapun." Sungchan seolah membaca pikiran.

Perlahan dengan tangan gemetar hendak mengambil minuman itu, namun Sungchan sudah dahulu mengambil alih gelas.

Pria itu menoleh dan menatap Sungchan dengan raut bertanya.

Lalu perlahan Sungchan mengarahkan gelas itu menuju mulut pucat itu.

"Buka mulut." Menurut dan perlahan minuman itu diminum hingga hampir habis.

Setelah itu Sungchan pergi keatas untuk mengambil baju baju yang sengaja ia tinggal di apartemen.

"Ikut aku"

Diam sedari tadi pria itu diam membisu.

Dan mengikuti Sungchan menuju kamar.

Saat sampai Sungchan mencari baju nya yang agak kecil. Kaos oblong bewarna putih dan celana pendek selutut berwarna cream.

"Pergi bersihkan diri mu."

Lagi dan lagi diam menurut.

Sungchan pergi kebawah untuk mengambil tas nya yang berada di mobil.

Dan setelah Sungchan pergi, pria mungil itu keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi milik Sungchan.

Memakai pakaian yang telah disiapkan, ukuran nya pas.

Tak selang lama kemudian Sungchan kembali kekamar.

"Oh sudah selesai? Kemari aku keringkan rambut mu"

Sungchan mengambil handuk kecil lalu segera mengeringkan rambut pria itu.

"T.terima kasih"

Perkataan gagap itu, pelafalan yang tidak terlalu jelas untuk orang Korea. Sungchan menyimpulkan bahwa pria ini adalah seorang pelajar pindahan dari negara lain.

"Kau bukan orang Korea. Lalu darimana kamu berasal?"

"A.aku dari Jepang"

"Aaaa pantas saja, kamu mengerti saat aku bicara namun kamu terlalu susah untuk melafalkan kata kata Korea."

"Nama ku Sungchan siapa nama mu?"

Dibandingkan dengan kedua kakak dan daddy nya Sungchan lebih hangat seperti bubu dan juga adik bungsu nya.

"Shotaro"

"Bagaimana bisa kau di kepung seperti itu?"

"A.aku tak sen.sengaja menabrak mereka"

Sungchan hanya ber oh ria.

"Sementara kau istirahat di sini. Besok kau boleh kembali ke rumah mu"






























Kembali ke Mark dan haechan.

Haechan kini menonton film di iPad pemberian Mark, sedangkan pria Kelahiran Canada tersebut sibuk dengan laptop nya.

"Aaa andwee tidak boleh mati"

Sedari tadi Haechan berceloteh saat sedang menonton film kartun kesukaan nya. Yaps nonton Lego the movie.

Mark mengambil selembar tisu yang berada di nakas samping ranjang yang ia tempati, memberi pada Haechan. Dan benar saja Haechan mengambil dan mengelap mata nya menggunakan tisu itu.

Ia menangis karena karakter favorit nya mati.

"Tidak usah menangis, itu hanya film."

Mark merapihkan laptop nya lalu mengambil iPad Haechan. Lalu membawa si manis kedalam dekapan yang hangat. Dagu Mark bertumpu pada kepala Haechan.

Haechan masih sedikit terisak.

Mark terkekeh pelan. Haechan terlalu polos dan juga sangat mudah terbawa suasana.

Itu sebab nya Mark membatasi gerak gerik Haechan ketika diluar.

Ketika dirumah Mark akan membuat si manis tidak bosan.

Sudah terhitung hampir setahun Haechan berada di apartemen Mark. Tinggal bersama pria itu.

Pernah Haechan ikut kedua orang tua ke Thailand. Mark sudah seperti manusia yang tak diberi nyawa.

Haechan begitu berarti untuk seorang Jung mark.

"Tidur siang dulu. Nanti sore kita jalan jalan" ucap Mark lalu menepuk nepuk punggung sempit Haechan pelan.

Sekarang jam 1 siang.


























Sungchan era.

Sungchan baru saja dari luar membeli beberapa bahan makanan untuk makan malam, ia berniat untuk menginap satu malam disini bersama shotaro.

"Aku kemb-" perkataan nya terhenti. Ia melihat shotaro tidur dengan keadaan duduk di sofa. TV menyala.

Menggeleng pelan. Lalu meletakkan belanjaan nya di dapur. Kembali dan segera menggendong shotaro ala bridal style

Memandang wajah mungil itu pelan. Jantung nya berdegup kencang.

"Aih"

Membawa nya menuju kamar. Setelah sampai meletakkan tubuh ringan bak karung beras 20kg.

Menyelimuti tubuh itu pelan, dan juga mengatur suhu ruangan agar menjadi tidak dingin.

Sungchan lebih baik tidur di sofa.









Segitu aja ygy...
See you next time guysssa

baby boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang