🐻

3.1K 253 23
                                    

Awas typo


































Masih dengan shotaro yang berada dipelukan sungchan, setelah shotaro sadar ia segera bangkit dan membantu sungchan berdiri, lalu meminta maaf karena kejadian barusan.

Membuat sungchan tergemas sendiri.

"Ku mohon minta maaf! Sebagai ganti nya akan ku turuti kemauan mu."

"Serius?"

Shotaro mengangguk cepat,

"Tentu saja."

"Temani aku berjalan kaki kerumah sakit."

"Kau terluka?! Dimana?!"

"Hahaha tidak tidak. Antarkan saja aku kesana lalu akan ku antar kau pulang."

Lalu segera sungchan menarik lengan shotaro dan segera berteriak pada bibi selaku pemilik TK.

"BIBI AKU PINJAM SHOTARO NYA DULU!"

"BAWA SAJA NAK!!"

Lalu sungchan menarik tangan shotaro dan segera berlari.

Mereka berlari, dengan shotaro yang berteriak karena sungchan yang berlari terlalu cepat.

Lalu saat berhenti didepan rumah sakit, segera shotaro memukul mukul bahu tegap sungchan.

"Yak!!!"

Sungchan tertawa lepas.

"Sudah sudah!!"

"Kau menyebalkan!!!"

"Haha.." lalu sungchan mengambil ponselnya dan segera memberitahu pada bubu nya bahwa ia sedang ada urusan dan titip salam pada Hyung nya

Setelah itu sungchan membawa shotaro kemobil nya.














.











Haechan kini berada di dekapan Mark yang tengah bersandar. Keadaan kedua nya berangsur-angsur baik. Dan hendak dipulangkan

Dan akhir nya karena paksaan Mark yang ingin segera pulang harus di kabulkan jika tidak maka yaa kau tau bukan yang akan terjadi.

Boom!

Yaa seperti itu. Tutup nama/hancur hingga tanah nya.

Selama diperjalanan, Haechan banyak bercerita tentang dimana saat Mark koma dan didengar baik oleh Mark, sesekali menanggapi nya. Mark ingin mendengarkan cerita sang kekasih tanpa memotong nya, ia akan menjadi pendengar yang baik.

Memeluk pinggang dan Kepala Haechan. Dan kini posisi mereka berpelukan dari samping.

"Jangan sakit lagi. Jangan tidur tiduran lagi.

Nanti rambut nya dibotakin sama Daddy."

Mark hanya tertawa kecil. Bagaimana ia bisa mengulang kejadian seperti itu lagi. Sudah cukup ia menahan rindu mendalam pada sang pemegang hati nya.

Mark dengan gemas mencium cium pucuk kepala Haechan. Sudah cukup kejadian ini membuat Mark kalah. Tapi nanti saat nya permainan sesungguh nya tiba maka hanya dua pilihan.

Mati langsung/mati bertahap.

Yang mampu membuat lawan seketika mental drop.

Saat sampai monsion milik pribadi, segera keluar untuk pergi menuju kamar.

Tentu saja Mark pulang kemonsion pribadi nya. Ia ingin menghabiskan waktu memeluk bayi kesayangan nya itu seharian penuh.

Lelah karena diperjalanan, Haechan berbaring kesana kemari di ranjang, sedangkan Mark duduk disofa yang menghadap balkon, membuka laptop nya dan mencari cari informasi. Tangan nya sudah cukup gatal untuk menghancurkan orang itu.

baby boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang