Langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang dilangit. Seorang gadis yang memakai piyama putih sedang memandang dengan sendu langit diatas. Matanya terlihat tenang tetapi saat ini banyak pikiran aneh yang sedang menganggunya. Dia ingin tahu apa yang sudah dia lupakan dan lewati selama masa koma di rumah sakit saat itu. Rasanya hampa dan kosong memenuhi dadanya, sesuatu yang sangat bermakna pasti sudah dia lupakan.
Dia merasakan benda lembut menyelimuti tubuhnya dan sepasan tangan bergerak mendekapnya. Gadis itu mengangkat kepalanya melihat sepasang mata orang itu dan perlahan dia tersenyum.
"Kenapa keluar malam- malam begini hmm?" tanya Kleis yang terdengar khawatir tapi juga , sedikit kesal. "Kondisi mu masih belum membaik seharusnya beristirahat dengan baik di kamar mu saja."
"Jangan terlalu overprotektif, Kleis. Sangat membosankan dikamar terus-menerus."
"Kalau begitu harusnya kamu mengajakku keluar daripada sendiri saja."
"Um, lain kali pasti akan memanggilmu."
Kleis mengenggam tangan gadis itu yang mulai dingin sepertinya sudah hampir membeku karena cuaca malam yang semakin dingin karena sudah masuk musim dingin tahun ini.
"Aku sepertinya harus menyiapkan pemanas ruangan di rumah karena kamu akan kedinginan jika tidak ada itu."Pipi gadis itu memerah karena perhatian yang diberikan padanya, padahal mereka hanya bertemu tidak lama ini, rasanya sudah kenal sangat lama. Gadis itu perlahan memandang langit kembali dan perasaan 'rindu' yang muncul dengan aneh mulai membuatnya terganggu.
"Kleis...menurutmu di dunia ini ada kehidupan lain? Rasanya sangat aneh setelah bangun dari koma, aku seperti melupakan sesuatu yang sangat penting."
Kleis bergerak mendekati gadis itu dan duduk disampingnya sambil mengusap pipinya yang hampir dingin itu. "Jika sebuah kenangan yang terlupakan datang kembali dan kamu merasa itu menganggu, maka jangan paksakan diri mu untuk mengingatnya, Sayang."
"Tapi..."
"Kita kembali ke kamar dulu, suhunya semakin dingin sekarang." Kleis dengan sengaja mengubah topik dan membawa gadis itu kembali masuk ke dalam rumah. Matanya melirik tajam ke arah samping pada pepohonan yang lumayan besar yang mampu menutup bayangan seseorang.
Setelah keduanya benar-benar meninggalkan area taman tersebut, dua sosok berjalan keluar dari balik pohon. Arian dan Samuel menatap ke arah keduanya pergi, Samuel melirik ke samping pada tuannya.
"T-Tuan, apa yang kita lakukan ini tidak sopan karena menguntit nona muda?"
Arian tidak menjawab hanya saja sepasang mata biru pria itu seperti akan membunuh orang saat ini, mengerikan sekali.
"Pria bajingan itu sangat berani menyentuh putriku!" Serunya dengan marah yang membuat daerah sekitarnya mulai membeku.
"T-Tuan jangan terlalu marah, lagipula itu kan baik jika ada yang bisa menjaga nona di dekatnya..."
"TIDAK!! Bajingan itu pasti mencoba menipu putriku karena gadis kecilku sangat polos, dari dulu pria bajingan itu sudah menganggu pemandangan saja!"
'Tuan hanya sangat cemburu dan kesal pada orang bisa dekat dengan Nona daripada dirinya yang di tolak dengan kejam , kan.' Batin Samuel.
Arian mendesah beberapa kali karena keadaan hubungan keduanya. Dia tidak bisa mendekati putrinya apalagi mengajaknya bicara sepatah katapun karena kesalahannya sendiri. Dia sangat ingin membawa putrinya kembali ke Rumah Duke dan memberikan semuanya padanya tidak peduli itu Harta, kekuatan, maupun Kekuasaan Duchy akan dia berikan hanya agar putrinya memaafkannya kembali, tetapi itu mungkin sulit.
"Tuan bagaimana jika kita segera kembali. Duke muda itu pasti akan datang dan mengusir anda jika terlalu lama disini." Ujar Samuel.
"Kenapa aku harus takut pada bocah ingusan seperti dia?!"
"Bukan takut padanya, hanya saja sekarang nona sangat mempercayainya dan pasti akan memperburuk image anda didepan nona jika anda berkelahi dengan duke Kleis."
"Ck." Ariyan berbalik dan pergi dari sana hanya karena dia tidak mau anaknya semakin membencinya nantinya. "Aku pasti akan membawa putriku kembali!"
B E R S A M B U N G . . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PEARL OR RODRIGUEZ 2
Fantasy√𝙐𝙋𝘿𝘼𝙏𝙀 𝙅𝙐𝙈𝘼𝙏 Bintang di langit tidak bisa bersinar sendiri di angkasa sana, mereka butuh bintang lain untuk menyinari langit malam. 𝚁𝚎𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝...