KEDIAMAN RODRIGUEZ.
Kepulangan Duke dan Nona muda disambut dengan sangat meriah. Para kesatria berbaris rapi seperti menyambut seorang yang baru saja pulang dari perang. Wajah orang-orang yang mengikuti rombongan Duke terlihat tertekan. Saat pintu Kereta di buka barulah para pelayan dan kesatria kediaman langsung membeku di tempat.
Wajah Duke Riyan terlihat sangat buruk kali ini seperti seseorang yang ingin membantai satu keluarga detik itu juga. Tetapi beberapa saat kemudian Duke mengulurkan tangannya dan sebuah tangan putih pucat terulur dari dalam kereta memegang tangan sang Duke.
Greta keluar dari kereta sambil tertawa melihat sikap kekanakan Ayahnya itu.
"Papa~""Hentikan! Jangan memanggilku Papa untuk menyelamatkan bocah sialan itu, Greta!" Seru sang Duke kesal.
"Masih marah? Ini sudah berapa jam dan Papa tidak mengajakku bicara karena masalah itu."
"Masalah itu?! Dia menodai putriku!!" Teriak Duke dengan wajah memerah karena marah.
Greta mendesah dan memaksa Duke agar ikut dengannya masuk ke dalam rumah. Melihat semua orang membungkuk, Greta harus mengakui pengaruh Duke memang lebih hebat. Di rumah Kleis saja dia bisa melihat rasa hormat semua orang padanya karena dia orang yang disukai tuan mereka, sekarang disini rasa hormat semua orang lebih kuat dari biasanya.
"Tuan Duke dan Nona muda. Selamat datang kembali." Ujar seorang pria dengan setelan hitam dan rambut tersisir rapi.
"Paman Samuel." Ujar Greta menyapa pria itu.
"Senang bertemu dengan anda lagi, Nona muda."
Duke dan Greta serta Samuel langsung pergi ke ruangan kerja Duke. Ruangan bernuansa hitam dan elegan serta beberapa buku yang tertata rapi. Greta duduk di sofa dan para pelayan segera menyajikan teh dan beberapa cemilan manis untuknya.
"Silahkan dinikmati, Nona muda."
Rasa teh yang manis tetapi tidak terlalu manis serta aroma yang benar-benar nikmat.
'Rasa jadi bangsawan benar-benar beda yah...'"Kelas untuk memberikan pendidikan pada Pewaris Kepala Keluarga berikutnya akan segera dilaksanakan Minggu depan, Nona." Ujar Samuel dan memberikan beberapa kertas laporan pada gadis itu.
"Hah? Jadi itu sungguhan?" Greta pikir ayahnya hanya bercanda tentang dia yang akan menjadi kepala keluarga.
Bukan tanpa alasan dia berpikir seperti itu karena jika sampai dia menikah dengan Duke Kleis yang wilayahnya di seberang sana. Dia akan menjadi Duchess dan otomatis harus ikut ke Wilayah Kleis sebagai Pendamping sang Duke. Jika dia benar-benar menjadi kepala keluarga, maka akan ada pertentangan dan masalah di waktu kedepannya karena mereka harus berpisah karena masing-masing mengurus wilayah yang berbeda.
"Pernikahanku dan Kleis akan segera datang. Bukankah akan menjadi masalah jika aku pergi dari sini saat itu?" Tanya pada sang Ayah.
Duke terlihat sangat tenang bahkan tanpa disadari ada senyum kecil di sudut bibirnya. "Greta, putriku satu-satunya. Hanya kamu harapan Duchy untuk terus berdiri. Jika sampai putriku sendiri menolak menerima kewajibannya ini, Papa-mu ini pasti akan di ejek oleh orang-orang."
Samuel yang mendengarnya hampir muncrat karena mendengar perkataan konyol tuannya itu.
'Siapa juga orang yang cari mati mengejek Duke Of Rodriguez di kerajaan ini? Orang itu pasti sangat gila!'"Begitukah? Papa akan di ejek karena tidak ada pewaris keluarga ini." Greta mengangguk kepalanya seakan mengerti. "Greta akan menjadi Kepala Keluarga yang baik sebagai Pengganti Papa agar tidak ada yang berani mengejek Papa-ku!!"
Duke Riya menepuk-nepuk tangannya bahagia. "Greta memang putriku yang paling memahami Papa-nya."
Yang tidak disadari oleh gadis polos itu adalah Duke memang sengaja terlihat menyedihkan agar Greta mau menjadi Kepala keluarga yang akan menjadi penghalang bagi Duke Kleis untuk menikah dengannya nanti karena perbedaan wilayah. Memikirkan hal itu Duke Riyan sangat bahagia dan senyumnya tidak pernah luntur yang dilihat oleh semua orang.
Samuel yang melihat kelicikan tuanya itu hanya bisa mengasihani Nona mudanya yang dengan mudahnya di tipu oleh ayah kandungnya sendiri.
"Nona yang malang."Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PEARL OR RODRIGUEZ 2
Fantasy√𝙐𝙋𝘿𝘼𝙏𝙀 𝙅𝙐𝙈𝘼𝙏 Bintang di langit tidak bisa bersinar sendiri di angkasa sana, mereka butuh bintang lain untuk menyinari langit malam. 𝚁𝚎𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝...