√𝙐𝙋𝘿𝘼𝙏𝙀 𝙅𝙐𝙈𝘼𝙏
Bintang di langit tidak bisa bersinar sendiri di angkasa sana, mereka butuh bintang lain untuk menyinari langit malam.
𝚁𝚎𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝...
Sekolompok rombongan masuk dari arah pintu gerbang. Mereka disambut oleh para penduduk dengan meriah. Kleis yang memimpin pasukan memegang sebuah bunga indah di tangannya. Senyum tidak pernah lepas dari wajahnya. Setelah berhasil memusnahkan para monster di bagian hutan terlarang, dia akhirnya bisa kembali. Di perjalanan kembali dia selalu merasa telah kehilangan sesuatu yang begitu berharga baginya.
Memasuki halaman depan Kediaman BloodyHall. Matanya langsung tertuju pada sosok ramping dengan gaun putih, bagian depan di hiasi pita biru dan di atas kepalanya terdapat mahkota indah yang berkilau. Matanya penuh dengan cahaya kehidupan yang kuat. Sosoknya yang berdiri di sekumpulan orang terlalu menonjol. Kleis langsung melompat dari kudanya meninggalkan rombongannya berlari ke arah Greta yang tersenyum di depan pintu depan.
"Sayang!" Teriak Kleis dari jauh sambil merentangkan kedua tangannya.
Swing!
Tiba-tiba dari langit segera muncul bayangan besar seekor burung biru yang hinggap di atas kastil rumah. Saat Kleis melihat Guardian yang begitu familiar, dia langsung menatap ke sisi belakang gadis itu yang sudah berdiri Duke Riyan dengan kedua tangan bersilang di depan dada.
Greta yang tidak sadar akan permusuhan kedua belah pihak dengan polos merentangkan tangannya ke depan Kleis. Keduanya sudah saling mengakui perasaan satu sama lain, jadi Greta tidak malu sedikit pun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang..aku sangat merindukan mu disana." Kata Kleis setelah berhasil memeluk gadis tercintanya. Walau dia harus saling bertukar tatapan membunuh dengan sang Ayah di belakang.
Krak!
Duke Riyan mematahkan tongkat di tangannya hingga hancur. Samuel yang berada di samping pria itu hanya bisa merinding sambil mundur sedikit lebih jauh berusaha menjauh dari tuanya itu.
"Samuel."
Duke memanggilnya tiba-tiba, pria malang itu hanya bisa berjalan mendekat kembali dengan ekspresi sedih. "Iya, tuan?"
"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk membuat bocah itu tidak bisa pulang hingga bulan depan?!" Tanyanya dengan marah.
"Hik! Tuan.. bagaimana saya bisa tahu kenapa semua jebakan yang dibuat oleh bawahan kita bisa di lewatinya dengan mudah."
"Memangnya apa saja yang sudah kau lakukan?!"
"Seperti perintah anda tentunya. Saya menyuruh para prajurit perak untuk membuat tanda palsu, menghasut para monster hingga mengamuk, membuang banyak bahan ledakan di jalan, menghancurkan jembatan penghubung..." Samuel mulai menyebutkan semua hal yang telah dilakukan sesuai dengan perintah tuannya itu.
Duke Riyan mendengus dingin dan melangkah maju ke arah pasangan di depannya. Dia lalu menarik putrinya menjauh dari pemuda itu, lalu menatap penuh permusuhan pada Duke muda di depannya.
"Ayah?" Greta tertegun dengan tarikan tiba-tiba dari belakang tubuhnya.
"Tidak baik berpelukan terlalu lama di cuaca yang begitu dingin di luar rumah. Duke muda bisa lebih dulu istirahat daripada berada di luar, takutnya anda sakit loh..." Kata Duke Riyan sambil mempertahankan senyum bersahaja di wajahnya.
"Ah..mana mungkin saya selemah itu, Duke. Saya bahkan bisa melewati semua 'rintangan' aneh yang berada di jalan saat kami mau pulang." Jawab pemuda itu seakan tahu bahwa semua hambatan yang menganggu perjalanan kelompok mereka adalah perbuatan orang didepannya ini.
"Hoho..anda terlalu hebat rupanya..." Duke tertawa dengan nada seperti wanita tua.
"Terima kasih atas pujian anda, Ayah." Kata terakhir membuat pria di depannya langsung mematung di tempat.
Duke Riyan menatap pemuda di depannya dengan niat membunuh yang begitu kuat. 'BERANINYA PRIA BAJINGAN INI MEMANGGILKU AYAH? SEJAK KAPAN AKU MEMBERIKAN IZIN MENIKAHI PUTRIKU, DALAM MIMPI MU BOCAH BAJINGAN!!'
Kleis yang melihat raut wajah pria itu tersenyum penuh kemenangan. 'Dasar pria pelit..jangan coba-coba memisahkan aku dengan istriku, sialan!'
Duke lebih dulu menarik putrinya masuk karena cuaca mulai semakin dingin. Wilayah ini memang terkenal lebih dingin saat memasuki musim dingin atau salju setiap tahunnya.