Renita yang membuka matanya secara perlahan menemukan bahwa dirinya saat ini kini berada di sebuah tempat yang terlihat seperti galaxy di langit. Bintang-bintang yang bersinar kelap kelip di sekitarnya, membuat gadis itu terkejut dengan keadaannya.
Pakaian yang di pakainya terlihat seperti gaun Dewi-Dewi yang ada di buku sejarah, di kepalanya ada sebuah mahkota yang terbuat dari mutiara yang berkilau indah. Di tangan kanannya ada sebuah tongkat emas yang bertahtakan mutiara dan berlian.
"Selamat datang, Renita." Ucap sesosok putih yang berwujud sangat mirip dengan Renita.
Perlahan tubuh sosok itu mulai terlihat. Wajahnya yang cantik dan tiada Tara serta sepasang mata biru kristal yang berkilau indah. Sosok itu tersenyum sangat ramah pada Renita dan tangannya terulur menggenggam tangan gadis itu.
"Terima kasih sudah mau datang ke dunia ini lagi...wahai saudariku."
Renita membulatkan matanya dan barulah dia sadar bahwa wajahnya dengan gadis itu sangat mirip. Renita tidak bisa berkata-kata apapun karena saking dia terkejut.
"Aku tahu bahwa kamu terkejut, Saudariku. Namaku Greta yang hidup di dunia ini, ibu kita memisahkan kita untuk menyelamatkan dirimu yang tidak bisa berada di dunia ini."
"Apa maksudmu? Ibu kita?" Renita akhirnya bisa bertanya.
"Ibu..adalah seorang Dewi dan dia melanggar perjanjian dengan para Dewa lainnya dengan memilih melahirkan anaknya dari kaum manusia. Ibu melahirkan kita berdua dan hanya aku saja yang bisa beradaptasi dengan dunia ini, sedangkan kamu hampir tewas karena energi kehidupan dunia ini tidak bisa kamu serap. Demi menyelamatkan dirimu, ibu mengorbankan sisa kekuatan yang di miliki olehnya untuk mengirim dirimu ke dunia lain di alam semesta."
Semua yang di katakan oleh sosok itu membuat kepala Renita semakin sakit. Beberapa memori saat dia kecil hingga dewasa seakan bertabrakan. Gadis itu ambruk dan memegang kepalanya kesakitan.
Greta menatapnya sedih dan mengusap kepala gadis itu lembut sambil menyalurkan energi kehidupan miliknya.
"Bagaimana sekarang?"
"Sudah membaik." Renita merasa nyaman saat gadis di depannya memegang kepalanya.
"Apa sekarang kamu sudah ingat?"
Renita mengangguk lemah. "Aku pernah datang ke dunia ini, kan."
"Um. Saat itu, aku sudah mati dan jiwa mu di panggil ke dunia ini, mungkin karena hubungan tali persaudaraan di antara kita kamu terpanggil ke dunia ini kembali. Aku ingin berterimakasih atas bantuanmu membuat ku sadar bahwa ada orang-orang yang mencintaiku dengan sepenuh hati."
"Sekarang kamu dimana? Tubuhku dimana? Bagaimana caraku kembali?"
"Kau yakin ingin kembali?"
"Aku..tidak tahu." Renita menunduk lemah.
"Saudariku..aku sudah mati. Kamu di duniamu juga sudah mati, jiwa mu sekarang sudah bisa hidup dengan dunia ini. Aku ingin kamu mendapatkan kebahagiaan yang selama ini kamu inginkan. Hiduplah dengan baik dan tentram, kamu itu luar biasa."
"Bagaimana aku bisa hidup dengan identitas mu?" Renita sedikit marah dan sedih. Untuk pertama kalinya dia bertemu dengan orang yang memiliki ikatan darah dengannya.
Greta terbang ke arahnya dan mengusap pipi gadis itu. "Kakak..sekarang aku sudah tenang dan bahagia, ibu juga bersama ku. Kakak harus menjalani hidup dengan baik sebagai kakak sendiri. Identitas ku tidak penting, karena dari awal kamu itu adalah Greta."
Keduanya berpelukan dan saling membagi perasaan campur aduk di antara mereka. Renita kembali tertidur di setelah dia menghirup aroma manis yang berada di dekatnya.
•••
Di dalam kamar, Duke duduk sambil menggenggam tangan gadis yang sedang tidur di atas kasurnya itu. Dia sudah berjaga dari siang sampai malam, hanya untuk memastikan putrinya benar-benar bangun.
Tiba-tiba tangan yang ada di dalam genggamannya bergerak dan mata gadis itu perlahan terbuka.
Gadis menatap langit kamarnya dan perlahan berbalik ke arah samping kasurnya. Dia melihat sosok pria tinggi dan sangat tampan duduk sambil menggenggam tangannya erat dan matanya seolah habis menangis karena merah.
Duke terkejut saat putrinya tiba-tiba melihat ke arahnya. "Bagaimana kondisimu? Apa kamu lapar?"
Dia mengedipkan matanya pelan. Dia mengendus-endus dengan hidungnya dan menemukan aroma manis yang sama dari dalam mimpinya saat dia bertemu dengan Greta.
"Kamu...siapa?"
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PEARL OR RODRIGUEZ 2
Fantasy√𝙐𝙋𝘿𝘼𝙏𝙀 𝙅𝙐𝙈𝘼𝙏 Bintang di langit tidak bisa bersinar sendiri di angkasa sana, mereka butuh bintang lain untuk menyinari langit malam. 𝚁𝚎𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝...