Chapter 11 - Musim Bunga

1.2K 181 6
                                    

Bunga di taman sedang bermekaran dan mengeluarkan aroma yang memabukkan. Renita memejamkan matanya menikmati suasana damai dan tenang tersebut. Segala hal yang terjadi padanya akhirnya bisa dia lupakan sejenak.

Tiba-tiba sepasang tangan memeluk tubuhnya dari belakang. Gadis itu membuka matanya pelan dan bertemu dengan sepasang mata merah yang menggoda.

"Kleis?"

Pemuda itu menyandarkan kepalanya di tengkuk gadis itu dan menghirup aroma tubuhnya yang cukup menggoda imannya.

"Kenapa kamu duduk sendiri, hm?" Tanyanya.

"Aku bosan di kawal. Lagipula ini rumahmu tidak mungkin aku dalam bahaya, kan."

"Tetap saja. Utamakan keamanan mu dimanapun Itu."

"Kamu terlalu berpikir negatif, Kleis. Aku akan baik-baik saja jika ada di dekatmu."

Kleis tidak berkata-kata lagi. Dia memilih pindah posisi ke depan dan menaruh kepalanya di paha gadis itu lagi. Rasanya benar-benar bagus jika mereka bisa begini selamanya.

"Aku akan melakukan pemeriksaan di beberapa wilayah. Bagaimana kalau kamu ikut?"

Renita mengedipkan matanya bingung. "Berapa lama kamu akan pergi?"

"Tidak lama. Ku usahakan secepatnya semua urusan ku selesai. Paling lama seminggu." Ujar pemuda itu.

"Kalau begitu aku tinggal di rumah saja." Kata Renita.

"Yakin? Aku khawatir kamu tidak nyaman tanpa aku di sisimu."

"Jangan khawatir. Semua orang di sini sangat baik dan ramah padaku."

Kleis akhirnya memilih pergi sendiri dan menaruh beberapa penjaga terpercayanya untuk menjaga sang kekasih.

••

Kediaman Rodriguez

Duke Ariyan menatap foto dirinya dan putrinya yang sedang duduk di taman. Potret yang di lukis oleh seniman terbaik sehingga gambar yang jadi terlihat seperti hidup.

Dia masih tidak bisa memaafkan dirinya karena sudah kehilangan satu-satunya orang tercinta karena kebodohannya.

Memang kenapa kalau dia adalah jiwa lain, jiwa mereka sama dan orangnya sama. Putrinya tetap putrinya bagaimanapun bentuk dan wujudnya.

Kesalahannya karena tidak bisa berpikir baik dan benar hingga mencelakakan Greta.

Samuel yang berada di samping tuannya ikut bisa merasakan kehampaan dan rasa penyesalan dalam diri pria itu. Dia juga menyesal tidak menghentikan Duke melukai sang putri.

"Tuan, saya punya informasi baru terkait tentang nona muda." Ujar seorang kesatria yang baru saja masuk.

Samuel berbalik dengan terkejut. "Dimana nona muda sekarang?!"

"Informasi kami mengatakan bahwa beliau berada di wilayah BloodHall Edgard. Seseorang melihat seorang gadis yang sangat mirip dengan tuan Duke."

Samuel tahu bahwa hanya satu orang yang memiliki rupa dan penampilan yang mirip dengan Duke Ariyan yaitu Nona Greta. Kemiripan mereka sangat dekat hanya saja dalam gender yang berbeda.

"PERINTAHKAN SEMUA PASUKAN BERSIAP! KITA AKAN KE WILAYAH BOCAH BUSUK ITU!!" Perintah Duke Ariyan cepat. Dia menarik jubah putihnya dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Samuel ikut pergi menemani tuannya di belakang. Dia memiliki harapan besar tentang keberadaan nona mudanya.

••

Renita menyaksikan Kleis dan rombongan pergi meninggalkan kediaman. Dia masih bisa melihat pemuda itu memasang ekspresi tidak rela bahkan dari jarak yang jauh.

"Tuan terlihat tidak ikhlas pergi karena anda tidak disisinya, Nona." Ujar Raimos yang di tinggal menjaga gadis itu.

"Dia terlalu manja. Lagipula sudah menjadi kewajiban setiap kepala keluarga memeriksa wilayahnya dan rakyatnya."

"Anda sangat berpikiran terbuka, Nona." Puji Raimos.

"Hahaha..jangan terlalu memujiku."

Setalah rombongan Kleis pergi dan gerbang di tutup. Renita kembali ke taman bunga untuk menyaksikan musim bunga yang datang. Dia tidak terlalu takut sekarang karena orang-orang di sisinya menjaga dia dengan baik.

"Kenapa perasaan ku tidak enak yah?" Gumam gadis itu sambil memegang dadanya.




Bersambung..

THE PEARL OR RODRIGUEZ 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang