Chapter 36- SESUATU

644 71 0
                                    

"Ugh..."

Di tengah malam Greta terbangun dengan rasa mual. Dia segera berlari ke sudut dan muntah.

"Uweekk~"

Greta memegang kepalanya yang pusing karena muntah tadi. Tubuhnya terasa sakit di bagian perut. Saat dia mencoba bangun dia oleng dan hampir jatuh.

WUSH!

Hembusan angin yang lembut menopang tubuhnya segera sebelum dia jatuh ke tanah. Dia merasakan seseorang memeluknya dan perlahan dia baringkan di atas kasurnya kembali.

"Anda perempuan yang hebat, Tuan." Kata suara itu dengan nada lembut kepadanya.

"Um.." Greta mengerang nyaman setelah perutnya di usap beberapa kali oleh sosok itu sebelum dia benar-benar jatuh tertidur kembali.

Yui menatap perut yang masih rata milik perempuan didepannya lalu perlahan bangkit dan berjalan keluar dari dalam ruangan itu dengan mengubah bentuk tubuhnya menjadi seekor rubah kecil.

'Kehamilan di usianya memang wajar sih..tetapi kenapa aura dalam perutnya terasa aneh' Batin Yui yang bersandar di atas dahan pohon.

Di pagi harinya, semua orang mulai bersiap dan menaiki kuda mereka masing-masing. Kleis dan Duke juga pergi karena mereka yang menjadi penyebab kekacauan kemarin, mereka yang menjadi peserta terakhir yang bergerak.

Greta memakai setelan yang mirip seperti pakaian para pria tetapi ini di desain untuk perempuan oleh para penjahit di kediamannya.

"Greta."

"Sena."

Keduanya berkumpul di bawa pohon sambil memperhatikan kerumunan orang di tengah lapangan perkemahan. Sena mengeluarkan sebuah sapu tangan dan menyerahkannya pada Greta.

"Wajahmu terlihat pucat. Ini sapu tangan yang sudah di berikan herbal untuk meringankan rasa mual dan sakit kepala."

"Sena selalu siap sedia ya." Kata Greta dan menerima pemberian pihak lain dengan senang hati.

"Tentu saja. Semua orang mulai khawatir setelah ledakan kemarin itu. Oh iya, beritanya sudah tersebar kalau Duke Kleis ingin melangsungkan pernikahan dengan anda dan sudah pergi ke Duke Arian, hal itu membuat kekacauan kemarin kan."

"Ah..benar sekali." Greta memegang pipinya yang merona malu.

"Duke sudah memberikan restu pada hubungan kalian kan."

"Sena cukup hebat mendapatkan informasi, ya."

"Tentu saja. Grup Informasi keluarga ku adalah yang terbaik di kerajaan ini. Tapi tanpa itu juga aku bisa tahu saat melihat kedua orang itu berjalan beriringan."

"Ha..ha..ha..." Greta tertawa canggung. Entah kenapa orang lain lebih cepat peka daripada dirinya. "Menurut Sena sekarang aku terlihat menjijikkan?"

"Hm? Kenapa kau menilai dirimu serendah itu, Greta? Kamu harus ingat bahwa bukan manusialah yang mengukur nilai orang lain. Akan tetapi, penciptaa kita lah yang menentukan tingkat tinggi dan rendah seseorang. Lagipula, hubungan kamu dengan Duke Kleis itu sudah resmi dan pernikahan antar bangsawan hanya formalitas di atas kertas."

"Sena cukup terbuka rupanya." Kata Greta dengan senyum tipis.

Sena memeluk perempuan berambut perak di depannya dengan erat. Pelukan persahabatan yang cukup menenangkan satu sama lain.
"Kamu adalah kamu. Jangan pikirkan omongan orang lain, oke."

"Aku mengerti."

•••

Dibagian pinggiran hutan yang berjauhan dengan tenda para bangsawan berada. Sekelompok orang terlihat memasuki hutan dengan memakai jubah hitam menutupi wajah mereka. Mereka akhirnya berkumpul di sebuah altar persembahan kuno yang berada di bawah tanah.

Julia muncul di depan semua orang dengan gaun merah menyala dan rambut terurai.
"Malam ini kita akan mempersembahkan darah suci pada para dewa. Tumbalnya adalah Putri Duke Rodriguez. Dewa telah memilihnya hingga dia bisa melakukan pengorbanan suci ini untuk menyelamatkan seluruh umat manusia."

"Hidup sang Dewa!"

"Hidup Sang Dewa!"

"Hidup sang Dewa!""

Julia Tersenyum puas dengan hasil yang di dapatkan olehnya. Rencananya adalah menghabisi wanita yang merebut pria yang di sukai olehnya dengan dalih firman dewa. Beruntung banyak bangsawan dan rakyat biasa yang mampu dia manipulasi dengan kekuatannya. Sekarang dia harus menculik wanita itu lagi dan membawanya ke tempat ini.

"Nona..mereka sudah berhasil membawanya." Kata Pelayan di belakangnya.

Julia tertawa bahagia dan dia segera pergi ke sudut pohon dan melihat sosok yang tidak sadarkan diri di tanah.

"Bagaimana dengan Guardian yang menjaganya?"

Penculik itu langsung menjawab. "Kamu sudah menaburkan serbuk tidur sebelum Rubah putih itu sadar. Untungnya penjagaan sedikit berkurang karena semua di arahkan ke tenda Duke Rodriguez."

Julia mengangguk puas. Dia meletakkan tangannya di atas kepala Greta dan perlahan menyalurkan energinya untuk mencari permata sihir milik Greta.

DEG!

Julia menarik tangannya. "Dia..sedang mengandung?!!"

Disisi lain, Greta yang tadinya pingsan perlahan membuka matanya dengan lemah. Dia bisa merasakan perutnya kram karena cara orang-orang ini menculiknya sangat kasar. Dia berusaha menutupi perutnya melindungi anaknya.
Mata gadis itu menatap tajam pada sekelompok orang yang membawanya ke tempat ini.



Bersambung...

THE PEARL OR RODRIGUEZ 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang