Kleis berdiri di depan pintu tenda dengan mata terpejam sambil bersandar di tiang. Dari dalam tenda, Greta menarik tangan pria itu masuk. Pemuda itu membusungkan dadanya berusaha bersikap percaya diri.
"Duke Muda Kleis Bloody Halls." Ucap Duke Arian dengan nada tegas. "Apa kamu bisa ku percayai untuk menjaga putri satu-satu ku dan mutiara kehidupan ku."
Ucapan Duke membuat Greta tersenyum bahagia karena dia tahu betapa pentingnya dirinya di hati sang Ayah. Posisi yang tidak akan pernah bisa di gantikan oleh siapapun bahkan waktu sekalipun.
"Saya bisa mengucapkan Sumpah Dewa."
•SUMPAH DEWA yang biasanya akan di lakukan oleh para bangsawan ataupun penduduk biasa untuk membuat perjanjian dengan mengatasnamakan dewa sebagai pemegang janji agar siapapun yang membuat sumpah itu akan terikat sampai mati dengan sumpah yang dia buat.
Duke Arian menghela nafas berat lalu meraih tangan putrinya dan tangan Duke Kleis laku menyatukan keduanya.
"Aku memberikan restuku kepada Kleis BloodyHall dan Greta De Rodriguez untuk membuat janji pernikahan dan membangun keluarga bahagia bersama."•••
Pangeran Zack yang baru saja selesai mandi terkejut dengan sosok yang sedang duduk di atas kasurnya dengan eskpresi dingin.
"Kenapa kau ada disini, Rosella.""Saya sudah memberikan anda waktu untuk mendapatkan kesempatan mendekati perempuan itu, kan."
"Apa kau tidak lihat bagaimana kehebohan yang terjadi tadi?!"
"CK. Saya tidak bisa menunggu lebih lama Pangeran! Para Tetua di Kuil mulai resah dengan Firman Dewa akhir-akhir ini."
"Kamu itu Calon Putri Mahkota tetapi malah bersekongkol dengan Pangeran sepertiku, sungguh hebat."
"Saya tidak tertarik dengan anda. Saya membutuhkan kekuatan Istana untuk menjadi Saintess berikutnya dengan Tetesan Dewa yang ada pada perempuan itu."
"Kenapa tidak kau lakukan sendiri saja!!" Seru Pangeran Zack kesal. "Aku tidak suka di suruh-suruh oleh Jalang sepertimu!"
Julia mengepalkan tangannya. Dia tidak percaya bahwa semua rencananya akan hancur karena sikap tidak dewasa pangeran di depannya, ia juga sadar bahwa penjagaan di sekitar perempuan itu ternyata lebih sulit di tembus daripada yang dia kira.
"Anda ingin menjadi Raja kan. Anda harus sadar bahwa dengan bantuan 'kami' baru anda bisa menjadi Raja yang sesungguhnya kan!"
Pangeran Zack berbalik dan mencekram wajah Julia kuat.
"Bukan kalian yang berhak memerintahkan!"Plak!
Wajah Julia terdapat bekas merah dan bibirnya terluka karena tamparan dari Pangeran. Dia hanya bisa mengepalkan tanganya menahan rasa malu dan marahnya.
"Keluar dari tempatku!"
••
"Jadi pernikahan kalian di restui juga," kata Yui yang duduk dengan santai menikmati teh hangat yang disajikan oleh pelayan.
Berbeda dengan suasana santai yang dia rasakan, ketiga orang di depannya terlihat dalam suasana yang berat. Yui membuka matanya sedikit membuat wajahnya terlihat seperti menggoda orang-orang di dalam sini.
'Aku tahu rubah itu hobbynya menggoda manusia..tapi bisakah kau menjaga wajahmu sekarang itu Yui!! Tidak lihat suasana disini tidak bagus!'
Greta menghembuskan nafasnya berat. Dia selalu di kelilingi oleh orang-orang yang tidak bisa di tebak dan aneh.
Samuel berjalan masuk dengan membawa setumpuk laporan yang harus di kerjakan oleh Greta.
"Paman!" Seru Greta yang untuk pertama kalinya merasa sangat-sangat bahagia dengan berkas dan laporan yang dibawakan oleh Samuel untuknya.
"Hah?" Samuel yang tidak paham dengan situasi aneh sekarang merasakan dua pasang mata menatap ke arahnya tajam.
Greta langsung menyeret Samuel pergi dari tenda itu ke arah tenda miliknya. Biarkan saja para laki-laki menyelesaikan urusan mereka sendiri. Dia tidak mau ambil pusing karena memang dasarnya dia tipe yang tidak suka memberatkan dirinya sendiri dengan masalah.
Di luar hembusan angin dingin yang terasa aneh membuat Greta merinding bukannya kedinginan.
"Paman..apa acara besok adalah lomba berburu?""Benar. Acara yang harusnya tadi pagi di tunda karena banyak hal yang terjadi. Raja meminta acaranya di undur untuk memastikan keamanan semua orang."
"Sena Bildons yang bersamaku tadi saat ledakan, bagaimana keadaannya?"
"Lady Bildons sudah baikan dan dokter juga sudah di kerahkan untuk memeriksa kondisinya. Saya lebih khawatir dengan anda, Nona."
"Maksud Paman? Aku kenapa?"
"Anda terlalu bekerja keras, andaikan Tuan Duke bisa serajin anda, saya pasti sudah bisa menikah."
"Mau ku bantu?" Greta menawarkan dirinya menjadi Mak comblang untuk pamannya itu.
"Anda? Tidak terima kasih. Saya masih sayang nyawa saya, Nona." Kata Samuel menolak dengan tegas.
"Kenapa? Apa Paman meragukan kehebatan ku? Aku bisa menemukan para Lady cantik dan pintar mengurus rumah tangga dengan baik loh~" Greta menatap pria di sampingnya dengan tatapan membara.
"Nona tidak ingat tapi saya masih sangat ingat dengan baik. Beberapa tahun lalu saat anda berusia 10 tahun dan anda minta di gendong oleh saya, Duke Arian langsung menyuruh saya pergi ke Barat untuk memeriksa kondisi kekeringan disana!" Pekik Samuel di akhir katanya. Dia masih mengingat bagaimana teganya majikannya itu melempar dirinya ke sudut wilayah hanya karena Nona kecil terlalu dekat dengannya. "Saya juga lebih tidak mau lagi karena Duke Kleis pasti akan melakukan hal berbahaya jika anda terlalu dekat dengan lawan jenis, Nona."
"Hiks..Teganya paman padaku~" Greta memasang wajah cemberutnya walau dia sendiri sadar betapa overprotektif kedua pria itu.
"Jodoh tidak akan kemana.." Samuel berkata dengan nada santainya.
"Tapi Saingan dimana-mana, Paman." Balas Greta sinis dan mengejek. "Buktinya Paman sudah Jomblo dari aku kecil sampai sekarang aku sudah mau menikah. Tidak mungkin kan sampai nanti aku punya anak paman masih sendiri?"
"Nona sedang mengejek saya lagi!"
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PEARL OR RODRIGUEZ 2
Fantastik√𝙐𝙋𝘿𝘼𝙏𝙀 𝙅𝙐𝙈𝘼𝙏 Bintang di langit tidak bisa bersinar sendiri di angkasa sana, mereka butuh bintang lain untuk menyinari langit malam. 𝚁𝚎𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝...