Chapter 22 - KEMBALI KE WILAYAH RODRIGUEZ

1K 129 16
                                    

Greta pergi ke teras dan melihat pemandangan langit yang begitu indah malam ini. Dia memegang dadanya terasa berdenyut sedaritadi. Perasaan buruk seperti menghantui dirinya. Tiba-tiba sepasang tangan memeluk pinggangnya dan membawanya ke dalam dekapan hangat.

"Kenapa?" Suara familiar yang lembut terdengar di dekatnya. Greta mengenalinya dan dia tidak memberontak dalam pelukan itu.

"Kleis..kenapa aku merasa sebuah hal buruk akan terjadi." Katanya dengan nada lemah.

"Tidak ada yang akan terjadi padamu, aku berjanji." Kata Pemuda itu lalu keduanya saling bertatapan satu sama lain.

Saat wajah mereka semakin dekat, tiba-tiba tubuh Greta di tarik oleh kekuatan seseorang dan dia sudah di tahan oleh sosok lain.

"Ayah?"

"Putriku masih kecil, Duke Bajingan!" Umpat Duke Riyan saat dia hampir melihat putrinya di nodai.

"Ayah Mertua!" Sapa Kleis dengan tidak tahu malunya.

"Siapa yang kau panggil sebagai Ayah Mertua! Cih! Dasar tidak tahu malu." Umpat Duke Riyan dan menarik Greta pergi dari sana.

Greta di bawa ke ruangan untuk beristirahat. Duke berjongkok di depan gadis itu lalu memegang tangannya.
"Ayah?"

Duke Riyan mengangkat kepalanya dan menatap wajah gadis didepannya. Senyuman yang harusnya indah terlihat sangat menyedihkan. Duke mengeluarkan sebuah cincin bertahtakan kristal biru dan memasang cincin tersebut ke jari manis Greta.

"Ini cincin ibumu. Dia pernah bilang padaku'Saat putrinya sudah dewasa dan menemukan pasangan hidupnya, jangan menahannya. Biarkan dia bahagia dengan jalan yang dipilihnya. Cincin ini sebagai tanda restu dari Ibu untuk putri tercintanya dan berharap kamu bisa membangun keluarga bahagia.'  begitulah kata ibumu padaku dulu."

"Ayah..apa kamu merestui hubungan kami?" Greta tidak menyangka sosok yang begitu keras kepala didepannya kini luluh.

"Kebahagiaan putriku adalah kebahagiaan ku juga. Walau aku tidak rela putriku di culik oleh orang itu, tetapi kamu menyukainya. Bagaimana bisa saya melarang hubungan kalian?" Ujar sang Duke.

Greta mengulurkan tangannya yang lain dan mengangkat kepala sang ayah agar mau menatapnya. "Greta selalu menjadi putrinya Ayah dan itu tidak akan pernah berubah sampai kapanpun."

"Hiks..aku...putriku...hiks.." Duke menangis dipangkuan putrinya untuk pertama kalinya. Dia tidak bisa melepaskan mutiara yang selama ini dijaganya dengan mudah.

Greta senantiasa menenangkan ayahnya itu dengan lembut. Mungkin sampai mata pria itu sudah bengkak dan merah, dia akhirnya mau kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

••

Keesokan paginya semua orang sudah sibuk di depan mansion Duchy karena Greta dan Duke Riyan akan kembali ke wilayah Rodriguez. Walau Kleis tidak rela dia tetap harus menyerah karena Greta akan segera di Lantik menjadi Pewaris Kepala Keluarga nantinya.

Kleis masih memegang tangan Greta, tidak berniat melepaskannya bahkan saat Raimos datang dan menyuruhnya melakukan sesuatu dia masih tetap di sisi Greta.

"Kleis."

"......." Pemuda itu tetap diam dengan wajah sedih.

"Kleis." Greta masih mencoba memanggilnya.

"...um."

"Aku akan kembali." Katanya.

"Tapi membutuhkan waktu yang lama..." Kleis merasa sangat tidak berdaya saat ini.

"Kan kamu bisa pakai sihir untuk teleportasi ke tempatku." Ujar Greta dengan senyum bercanda di wajahnya.

"Oh iya ya?" Duke Kleis yang selalu dianggap jenius oleh para gurunya untuk pertama kalinya dia lupa bahwa dia bisa menggunakan sihir.

Duke Riyan datang dan mengantar Putrinya lebih dulu naik ke atas kereta kuda lalu di susul olehnya. Duke Kleis masih menempel didepan jendela dengan ekspresi tidak rela.

"Sayang..." Panggilnya lemah.

Greta tiba-tiba maju dan menarik rahang pemuda itu mendekat.

Cup!

Semilir angin Utara berhembus dan eskpresi semua orang menjadi kaku dan terkejut dengan pemandangan di depan mereka. Duke Riyan yang bahkan baru menutup pintu langsung terpeleset karena pemandangan didepannya.

"Pu..Putriku!!" Teriaknya sambil menutup mulutnya karena terkejut.

 Kleis awalnya membeku tetapi dia pelan-pelan memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kleis awalnya membeku tetapi dia pelan-pelan memejamkan matanya. Ciuman keduanya hanyalah menempelkan bibir keduanya tetapi suasananya menjadi lebih kuat.

Greta lebih dulu menarik dirinya dan menempelkan keningnya di kening pemuda itu.
"Aku mencintaimu."












Bersambung...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE PEARL OR RODRIGUEZ 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang