Chapter 37 - RENCANA PENYELAMATAN

601 74 1
                                    

Di alam para dewa di bagian langit teratas. Mereka menyaksikan dengan cermin sihir kondisi Greta yang di pantulan oleh cermin.

"Dia dalam bahaya!"

"Kita tidak boleh membiarkan seorang Transmigrator itu dalam bahaya. Keseimbangan dunia akan hancur jika dia tidak berada di dunia ini!"

"Kedua bajingan itu pasti akan kembali ke sini lagi berbuat kekacauan jika tahu anak itu kenapa-napa."

Para Dewa di depan cermin terlihat gelisah. Akhirnya Dewi yang pernah ditemui oleh Greta muncul dan melambaikan tangannya hingga semua orang kembali tenang.
"Dia adalah anak yang kuat."

Dewi tertinggi yang mampu mengerahkan seluruh alam semesta. Dewi yang menutup dirinya dari dunia luar, akan selalu muncul setiap bersangkutan dengan keluarga 'kecil' yang dia bangun.

"Semoga Dewi selalu diselimuti oleh Cahaya Keadilan." Para Dewa membungkuk hormat padanya.

••

Greta terbangun dengan kondisi tubuh terikat. Dia memerhatikan ke sekitarnya dan menemukan dia berada dalam sebuah gua. Perutnya masih terasa sakit tetapi dia mencoba untuk tetap bangkit dan berjalan keluar dari sini.

'Kleis..Ayah...Yui..Tolong aku..perutku..sakit...anakku..tolong...'

Dia mencoba untuk tetap kuat berjalan dengan menahan rasa sakit. Baru saja dia keluar dari dalam gua dan melihat penerangan yang ternyata adalah obor dari orang-orang yang sedang sibuk seperti menyiapkan sebuah altar persembahan di depan sana.

'Mereka..lagi-lagi mencoba menyakitiku!'

Mata Greta yang awalnya biru kini perlahan berubah menjadi merah gelap. Rambut perak perlahan menjadi hitam legam seperti arang. Kulitnya semakin pucat dan muncul pola spider-lily di atas keningnya. Sepasang sayap hitam keluar dari punggungnya di sertai dengan gaun putih yang berubah menjadi hitam.

Langit malam yang cerah mulai di tutupi oleh awan gelap hingga seluruh tempat menjadi benar-benar gelap gulita. Hembusan angin yang kuat membuat semua orang yang ada disana mulai panik.

Greta terbang ke atas dan sosoknya yang muncul menjadi ketakutan di mata semua orang. Julia keluar dari tendanya dan tubuhnya menjadi kaku saat melihat sepasang mata merah yang menatap dirinya siap membunuhnya.

"G-Greta apa sedang kau coba lakukan?!" Serunya dengan wajah panik.

"Kenapa kau mencoba menyakitiku lagi, Julia." Greta perlahan mendarat di depannya. Bahkan saat semua penjaga Julia mengarahkan senjatanya ke arahnya, dia tidak mundur malah berjalan semakin mendekat.

"K-Kamu mencuri Pria yang aku sukai! Harusnya aku yang menjadi Duchess bukan kamu! Itu tempatku!!"

"Apa semua orang harus mengalah padamu hanya karena kamu menginginkan hal itu? Julia, semua orang punya hak untuk memilih jalan hidup mereka."

"TIDAK!!" Julia menolak untuk mengerti.

Greta sebenarnya tidak terlalu peduli dengan Julia yang bisa dia singkirkan kapan saja dia mau. Tetapi orang-orang yang berada di tempat ini ternyata memiliki tujuan dan niat yang sama dengan Julia dengan menjadikan dirinya sebagai tumbal persembahan.

"Kamu ingin darahku, kan? Kalau begitu ambil darahku ini jika kamu mampu." Greta mengigit jari telunjuknya hingga terluka dan meneteskan ke tanah. Beberapa detik setelah darah itu jatuh ke tanah seluruh area tempat itu langsung di tutupi oleh kubah merah dan bau darah tercium kuat dari tempat itu.

"Uhuk!! Tolong disini tidak ada udara!"

"Tolong kami!"

"Kamu menyesal!"

"Tolong!"

"Ampuni saya!"

Greta hanya diam di tempatnya menyaksikan semua orang dan termasuk Julia perlahan masuk ke dalam genangan darah miliknya. Dia akan mengirim mereka semua ke dalam dunia bawah.

Deg!

Greta jatuh ke tanah saat jantungnya seolah-olah hampir berhenti berdetak. Tubuhnya terkapar di tanah dengan mata mulai terpejam secara perlahan.

Sosoknya berubah kembali ke normal tetapi simbol di keningnya tidak hilang. Rasanya semakin lama semakin mengantuk dan dia semakin sulit mengatur dirinya agar tetap sadar.

"Ibu..."

Saat kata itu terucap, tubuh Greta di selimuti oleh cahaya dan perlahan dia menghilang dari tempat tersebut. Greta hanya bisa merasakan seseorang memeluknya dengan erat dan aroma manis yang harum tercium dari sosok itu.

Bersambung...

THE PEARL OR RODRIGUEZ 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang