Chapter 30 - PESTA BERBURU

787 90 0
                                    

Kedatangan Pangeran yang tiba-tiba ke kediaman Rodriguez tersebut membuat semua orang sedikit tahu dengan niat asli pangeran. Sayangnya, posisi Calon Suami Putri Greta sudah di tempati oleh Duke Kleis yang terkenal dengan ketampanan tiada taranya.

 Sayangnya, posisi Calon Suami Putri Greta sudah di tempati oleh Duke Kleis yang terkenal dengan ketampanan tiada taranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan yang hampir setara dengan Duke Arian. Kabar bahwa keduanya juga sudah menjalin pertunangan sudah menyebar kemana-mana. Entah siapa yang memberi keberanian pangeran Zack mencoba mendekati sang Putri.

"Tidak boleh!"

"Aku menolak dia tinggal disini!"

Melihat kedua pria di depannya saling mengutarakan ketidaksukaan mereka dengan permintaan Pangeran Zack untuk menginap di sini sudah berlangsung sekitar 3 jam lamanya. Greta hanya bisa menonton tanpa menengahi keduanya, sedangkan pelaku yang dijadikan bahan permasalahan sudah di berikan kamar tamu di bangunan sayap barat yang jaraknya cukup jauh dari mansion utama.

"Nak..Ayah tidak suka keluarga Kerajaan di rumah kita." Ujar Duke dengan wajah cemberutnya.

'Siapa yang akan menduga bahwa Tiran Dingin akan memasang eskpresi sedih semacam ini, sungguh lucu.' Batin Greta dalam hatinya.

Kleis juga berjongkok di depan kaki Greta dengan eskpresi sedihnya. "Aku tidak suka dia."

"Hah~" Greta mengusap kepala Kleis dengan lembut, lalu menatap ke arah Ayahnya. "Kita tidak mungkin mengusir pihak lain. Bisa-bisa reputasi Duchy akan jelek."

"Ayah tidak peduli." Ucap Duke Arian.

"Sama, biarkan saja pikiran jelek mereka. Kalau sudah berani menghinamu, akan ku bunuh mereka detik ini juga." Sahur Kleis dingin.

"Keluarlah dulu. Aku ingin bicara dengan Eden dan Paman Samuel." Greta mendorong keduanya keluar dari ruangan yang tidak lain adalah kamarnya.

••

"Pangeran." Pelayan datang dan menyajikan makan siang untuk tamu kediaman.

Pangeran Zack mengangguk dan membiarkan pelayan menyajikan makanan di atas meja, sedangkan dia menatap ke arah luar jendela.

"Bagaimana pendapat anda tentang putri, Tuan?" Sosok ramping berjalan keluar dari kegelapan setelah pelayan pergi dari ruangan itu.

"Dia cantik."

"Um? Hanya itu saja yang kamu katakan?" Wanita yang muncul menatap ke arah Pangeran Zack dengan mengejek. "Jangan lupa bahwa untuk menjadi Raja selanjutnya kamu harus mendapatkan 'Tetesan Dewi' yang berada di dalam tubuh sang Putri."

"Rencana yang kau berikan itu cukup berbahaya bagiku, kau tau itu." Kata Pangeran Zack dingin.

"Jangan ragu itu yang harus anda ingat dalam kepala anda, Tuan." Kata Wanita itu tajam.

"Dengan penjagaan ketat dari kedua SwordMaster terkuat di kerajaan, sulit hanya untuk mendapatkan waktu berbicara dengan perempuan itu."

"Anda tenang saja. Bukankah ada acara berburu yang akan di adakan oleh istana 3 hari lagi dari sekarang. Kedua orang itu pasti akan ikut berpartisipasi, anda hanya perlu mencari kesempatan mendekati Putri itu saat semuanya sudah pergi."

"Lalu kamu akan melakukan apa?"

"Saya akan menarik artefak suci itu dari tubuh gadis itu, tenang saja semua akan baik-baik saja."

"Nyawanya tidak akan dalam bahaya?" Pangeran Zack bertanya dengan gelisah.

"Um..tidak akan." Ujar wanita itu penuh keyakinan.

••

R

uang Kerja Duke.

Greta menatap undangan di atas mejanya dengan penuh pemikiran. Entah kenapa dia selalu merasa deja vu dengan acara berburu ini.

"Anda banyak pikiran lagi, Nona." Kata Eden dengan membawa segelas teh hangat.

"Um? Kamu baru saja datang, Eden." Sapa Greta ramah.

"Anda terlalu bekerja keras akhir-akhir ini." Ujar Eden khawatir.

"Tidak, ini menyenangkan." Balas Greta dengan senyum canggung. 'Soalnya aku sudah biasa bekerja dengan kertas ini, Eden!'

Eden melihat ke arah benda di atas meja selain kertas laporan, ada sampul pita yang masih dalam tahap pengerjaan, pembuatnya masih amatir terlihat dari bentuk sampul tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Eden melihat ke arah benda di atas meja selain kertas laporan, ada sampul pita yang masih dalam tahap pengerjaan, pembuatnya masih amatir terlihat dari bentuk sampul tersebut.

"Anda akan memberikan berkah pada Duke?" Tanya Eden.

Tubuh gadis itu tersentak kaget dan hampir memuntahkan isi mulutnya. Matanya berpindah pada rangkaian benang yang baru saja dibuatnya tadi. Dia langsung mengambilnya dan menyembunyikannya di laci meja.

"Uhuk..apa masih ada laporan yang harus ku periksa?" Tanyanya mengalihkan topik secepatnya.

Eden hanya tersenyum tipis dan memberikan kertas lain padanya. "Tolong periksa laporan hari ini, Nona."








Bersambung...

THE PEARL OR RODRIGUEZ 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang