Saat Renita tertidur di kamarnya dan Kleis kembali ke kamarnya sendiri karena gadis itu menolak tidur bersama dengannya, katanya belum menikah.
Gadis itu memandang langit kamar miliknya dan perlahan rasa ngantuk mulai menyelimuti matanya yang akhirnya jatuh tertidur.
Dari balik bayangan gorden jendela, sesosok pria berjalan keluar dan mendekati gadis itu. Arian membungkuk untuk melihat wajah tidur gadis itu yang membuat bibirnya perlahan membentuk senyum lembut.
"Maafkan aku yang tidak menjagamu dengan baik, putriku." Ujarnya.
Renita yang tertidur tidak sadar bahwa seseorang sedang menatap dirinya. Dia sedang bermimpi aneh dalam tidurnya. Dalam mimpi tersebut, dia berada disebuah taman yang luas dan memakai sebuah gaun yang biasanya hanya ada dalam budaya Eropa.
Didepannya berdiri seorang pria yang sangat tampan dengan setelan putih dan rambut perak yang berkilau seperti mutiara. Matanya biru seperti permata yang memukau dan langka di kedalaman laut.
Renita ingin mengajak pria itu bicara tetapi mulutnya tidak bisa terbuka dan mengeluarkan suara sedikitpun. Apalagi melihat raut wajah sedih yang dimiliki oleh pria itu, terasa menusuk baginya.
'Kenapa kamu terlihat sangat sedih? Apa kamu kehilangan sesuatu yang berharga milikmu?'
Renita ingin bertanya pada orang itu tetapi dia tidak bisa mengeluarkan sedikitpun suara dari mulutnya. Melihat pria itu menatap ke suatu tempat dia mengikuti arah pandangannya yang ternyata sebuah makam yang berada di tengah-tengah taman dengan dikelilingi bunga mawar putih.
'Siapa yang meninggal dan di taruh disini? Kenapa pria itu melihat makam disana dengan sangat sedih.'
Renita bisa berjalan dan mendekati makam itu saat dia mendekat dia bisa melihat sebuah nama yang terukir di batu nisan makam itu.
( PRINCESS GRETA DE RODRIGUEZ )
Renita yang membaca ukuran nama itu sontak merasa tubuhnya gemetar dan dadanya sangat sakit seperti di tikam oleh sesuatu. Pandangan di depannya langsung berubah jadi hitam dan dia benar-benar tidak sadar lagi.
***
Pagi harinya, pelayan datang dan mengetuk pintu kamar gadis itu. Pintu perlahan terbuka dan Renita muncul dengan wajah sedikit pucat dan lingkaran hitam dibawah matanya seperti orang yang kurang tidur.
"Nona tidak apa-apa? Kenapa anda sangat pucat?!" Pelayan buru-buru membawa gadis itu untuk kembali berbaring di kasurnya.
Renita menggelengkan kepalanya dan menolak untuk berbaring dan hanya berkata pada pelayan, "Aku hanya bermimpi buruk. Ini bukan masalah besar..."
Pelayan bingung kenapa gadis itu tiba-tiba berhenti bicara. "Nona ada apa?"
Renita menggelengkan kepalanya dan melambaikan tangannya untuk pelayan itu keluar dulu dari kamarnya. Gadis itu berjalan ke arah pintu dan menguncinya.
Dia memegang tenggorokannya yang terasa sakit seperti terbakar. Tetapi dia tidak bisa mengeluarkan sedikitpun suaranya.
'Ada apa ini?! Suara ku kemana? Tenggorokan ku terasa sangat menyakitkan!!'
Renita memegang tenggorokannya yang sangat panas dan buru-buru menuangkan air di atas meja ke dalam gelas lalu meminumnya. Hal itu juga tidak menurunkan rasa sakit dan panas yang dia rasakan.
Wushh~~
Hembusan angin yang membawa suhu dingin yang mencekam datang dengan anehnya. Gadis itu berbalik dan melihat keluar yang dari langit cerah berubah menjadi gelap. Dia berjalan ke arah teras depan dan melihat ke arah langit, matanya terbelalak kaget saat melihat sosok wanita dengan rambut perak dan mata biru berdiri di depannya secara tiba-tiba muncul.
Mata wanita itu kosong tanpa ada kehidupan di dalamnya. Dia mendekat tanpa dia sadari dan keduanya sangat dekat. Dia ingin bertanya siapa dia? Tetapi suaranya tidak bisa keluar sedikitpun.
Wanita yang berdiri di depannya sangat cantik dengan gaun putih bersih, kulit seputih salju, serta sepasang mata biru bagaikan kristal. Tiba-tiba wanita itu mengulurkan tangannya dan memegang kepala Renita.
Deg.
Kepala keduanya saling menempel dan Renita sepeti di tarik oleh medan magnet yang kuat. Tubuhnya seperti melewati banyak dimensi dan hembusan angin yang kuat muncul entah darimana.
Hanya sedetik kemudian keduanya sudah berada di atas langit dengan pemandangan daratan tanah dibawah mereka. Renita menunduk dan langsung ketakutan karena hal itu.
"Kenapa kamu membawaku kemari?! Eh? Suaraku sudah kembali!!" Gadis itu awalnya ingin memarahi wanita asing yang menculiknya, tetapi terkejut saat suaranya sudah bisa kembali.
Wanita itu mengusap wajah Renita tanpa bisa dihentikan olehnya. Setelah itu dia mengarahkan jari telunjuknya ke arah suara tempat. Renita mencoba menjauh tetapi dia seperti di tahan oleh sesuatu.
{Kenapa kamu membawa kebencian itu ke dunia mu?}
"Ke-Kebencian apa?! Aku bahkan tidak mengenalmu!!"
{Apakah kamu tahu siapa dirimu yang sebenarnya? }
"Pertanyaan macam apa itu?! Aku jelas Renita."
{Renita...atau...Greta...Siapakah diantara keduanya?}
"Siapa lagi itu Greta...tunggu kamu tadi bilang Greta kan? Apa dia pemilik nama yang sama ku lihat dalam mimpiku? Siapa dia?
Wanita itu tidak menjawab satupun ucapan gadis itu. Dia hanya berkata dengan nada ringan pada gadis itu.
{Hentikan kekacauan yang terjadi sebelum 2 dunia sama-sama tidak stabil!}B E R S A M B U N G . . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PEARL OR RODRIGUEZ 2
Fantastik√𝙐𝙋𝘿𝘼𝙏𝙀 𝙅𝙐𝙈𝘼𝙏 Bintang di langit tidak bisa bersinar sendiri di angkasa sana, mereka butuh bintang lain untuk menyinari langit malam. 𝚁𝚎𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝...