Chapter 17 - Kekuatan Asli

1K 144 2
                                    

Rombongan Duke akhirnya memasuki ibu kota yang sudah mulai di tutupi oleh salju. Duke Riyan menatap bangunan yang berada di bagian bukit, matanya seketika melebar saat melihat langit di atas bangunan itu membentuk sebuah sosok kepala rubah.

"Tidak!" Serunya dan segera menarik tali kuda miliknya pergi ke arah mansion Duke yang ada di bukit.

Samuel juga segera menyusul tuannya yang terlihat aneh tiba-tiba itu. Semua orang segera memacu kuda mereka dengan cepat menuju ke arah Mansion besar itu.

Di sisi lain, Kleis yang baru saja selesai menutup pintu iblis segera merasakan firasat buruk. Pemuda itu segera berbalik ke arah rumahnya berada dan segera naik ke atas keduanya saat dia melihat sosok yang ada di langit.

Beberapa monster yang mencoba menghentikan pria itu segera di tebas hingga hancur oleh kekuatan Kleis dengan mudah. Tubuh Kleis sudah terciprat beberapa darah dari monster yang dia bunuh dengan pedang miliknya.

Di depan adalah gerbang Kediaman Duke dan beberapa penjaga terlihat sudah ambruk ke tanah. Duke Riyan berhasil menghancurkan pertahanan penjagaan di depan dengan sangat cepat. Sesaat saat mereka masuk, hawa dingin segera menusuk kulit mereka. Di seluruh area kastil sudah di penuhi dengan es yang membeku.

Ada dua pilar tinggi yang terbuat dari es yang sedang menggantung dua orang. Di depan pilar, sosok berambut perak dengan mata dingin berdiri di depan mereka.

Duke Riyan mencoba melangkah mendekat, tetapi sebuah tombak es segera di arahkan ke arahnya. Matanya berpindah pada gadis di sana yang saat ini tubuhnya di tutupi oleh aura berat dan berbahaya.

"Nak..ini ayah." Ucapnya setengah berusaha melangkah ke depan

Gadis yang tadinya masih sedikit hanyut dengan kekuatan yang begitu kuat, seketika dia kembali sadar saat mendengar suara seseorang yang sangat akrab di telinganya. Gadis itu segera mencari arah sumber suara dan hanya untuk melihat seorang pria tinggi dengan rambut perak serta mata biru yang indah.

Beberapa memori segera masuk kembali ke dalam kepalanya. Seakan sebuah cawan kosong yang diisi secara terus menerus oleh air. Tubuhnya seketika ambruk ke lantai dan pingsan. Es di ruangan menghilang menjadi butiran salju, ekor di tubuhnya juga menghilang.

Duke segera berlari dan memeluk tubuh gadis itu. Saat melihat wajahnya, perasaan hampa yang selama ini menghantuinya seakan kembali damai. Dia akhirnya bisa menyakinkan dirinya bahwa putrinya benar-benar kembali kepadanya.

"Putriku..mutiara kecil Ayah..." Gumam pria itu sambil menggendong gadis yang pingsan itu dengan posisi bridal style.

Raimos dan Samuel datang bersamaan. Mereka menyaksikan pemandangan di depan mereka dengan takjub, Samuel sendiri belum benar-benar pernah melihat kekuatan asli nona mudanya karena dia sangat jarang keluar.

Duke Riyan membawa putrinya ke lantai atas sesuai arahan Novia. Saat masuk dalam kamar itu, Duke bisa melihat hiasan dan dekorasi ruangan yang begitu mewah. Dia cukup puas dengan layanan Duke berandalan itu. Perlahan dia menurunkan Renita ke kasur dan menarik selimut untuknya. Dia duduk di samping kasur dan menggenggam tangannya erat.

"Ayah ada disini sekarang..maafkan ayah yang pernah menyakitimu..." Gumamnya sambil mengecup punggung tangan gadis itu.

Bagi Duke Riyan, Putrinya adalah mutiara berharga yang menjadi bukti cinta dia dengan sang istri. Duke sangat menyesal saat dia dengan bodohnya tidak mempercayai putrinya hanya karena perkataan orang lain.

"Rasanya seperti mimpi..." Gumam pria itu lagi.

Kehangatan yang di rasakan oleh sentuhan tangannya saat menyentuh pipi putrinya membuat pria itu yakin bahwa ini bukanlah mimpi. Air mata yang tidak pernah terlihat oleh siapapun, kini jatuh membasahi pipi pria itu.












Bersambung....

THE PEARL OR RODRIGUEZ 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang