19. He's my prince

346 35 4
                                    

Nopek yang baru sadar dengan kameranya mendadak panik

"Astaga kameraku loh !
lupa diberesin tadi ... bentar ya "

"Masih disana kok Pek tenang aja ,
siapa yang curi coba ? "
Livy menggeleng perlahan

"Iya juga sih "
Nopek pun mengulum senyumnya sebelum pergi dari sana

"Nih minumnya "
Prince pun menghampirinya dengan segelas starbucks yang sudah dihangatkannya tadi lalu memberikannya pada si Livy

"Thank you "
Livy hanya menatapnya tidak percaya begitu tangannya menyentuh gelas itu

"Kenapa lagi ? "
Prince menatapnya penasaran

"Ga dingin nih "

"Tunggu kamu habisin yang ini dulu baru aku kasih yang dingin ntar "

"Dasar ... tukang tipu sih u !
i ga percaya Prince "

"Nih "
Prince mengeluarkan satu cup lagi yang sengaja dia sembunyikan di balik punggungnya itu

"Wow "
Livy tersenyum lebar setelah melihat sendiri bukti atas keraguan tak berdasarnya

"Buburnya habis tadi ? "

"Hmmh ... enak soalnya ,
punya u kok ga dimakan "

"Belom sempat ...
kan lagi ngurusin bayik nih "

"Jangan panggil i bayik lah Prince ! malu tau kalo didenger Nopek "

"Kenapa malu ? "

"Kan i udah gede woi "

"Ya udah kalo gitu baby aja deh "

"Apa bedanya ? "

"Meskipun artinya sama language nya kan beda ya Liv ? "

"Rese u ! "
Livy pun menyeruput minumannya

"Gimana rasanya ? lebih enak ? "
Prince menatapnya penasaran

"Oh my god enak banget ...
rasanya bener² unik karena i juga baru pertama kali nyobain sih "

"Oh ya ?
habisin dong kalo suka "

"Bentar ... ada yang salah deh ,
kapan i bilang suka Prince ? "
Livy terlihat serius berfikir

"Barusan "

"Kan i cuma bilang enak loh ...
bukan berarti i suka dong "
Livy memperjelas pernyataannya

"Iya Livy ... aku yang salah "
Prince tersenyum lebar sambil mengangguk pasrah

"I itu emang childish sih orangnya "
Livy mengucapkannya dengan santai dan tanpa rasa bersalah

"Aku juga udah tau "

"Btw kok u bisa sabar banget sih ?
meskipun udah tau kalo i itu emang sengaja bertingkah ? "
Livy mendadak penasaran

"Kebetulan aku juga punya adik cewek dirumah "

"Lah apa hubungannya ? "
Livy menatapnya heran

"Suka gemesin gitu tingkahnya ,
moodyan ... ngambekan  ...
apalagi ya ? ngeyel kalo dibilangin "
Prince menjelaskan panjang lebar

"Emang iya ? "
Livy menatapnya serius

"Hmmh ... persis banget malah "
Prince mengangguk dua kali

"Mungkin karena sama² cewek kali ya makanya rada mirip "

"Tingkahnya aja sih ...
kalo usia mah beda lah "

"Berapa tahun ? remaja ? "
Livy semakin kepo

"Baru 5 tahun ...
jadi wajar sih karena masih bocah "
Prince terkesan menyindir

"What ?
kok bisa sih i dibandingin sama anak kecil ga sopan banget u ! "

"Kan aku ngebandinginnya ga sama sembarangan anak kecil loh !
adik kesayangan aku itu Liv "
Prince mencoba beralasan

"Hmmh ... iya deh iya ,
enak sih adiknya u punya koko kayak Prince yang ga cuma ganteng tapi nyebelin juga ya ternyata "
Livy tersenyum sok cute

"Kamu ga mau ya ?
jadi adiknya aku disayang loh "

"No ... thank you ,
yang ada ntar i di posesifin kan ga seru banget tuh ya ? "
Livy terdengar sarkastik

"Yakin ga mau ? "

"Ogah i jadi adiknya Prince "

"Kenapa ? "

"Bawel "

"Yang jelas dong alasannya ,
masa gitu doang Liv ? "

"Ya ga mau aja "

"Kalo akunya ga posesif ? "

"Ga mau "

"Kalo aku ga bawel ? "

"Ga mau "

"Kalo aku manjain terus ? "

"Tetep ga mau "

"Atau kamu maunya aku jadiin - "

"Ga ! "

Belum sempat Prince menyelesaikan kata terakhirnya namun si Livy sudah lebih dulu memotong perkataannya

"Pacar ? "
Prince malah menggodanya dengan sengaja

"Apaan sih u ga jelas ! "
Livy mengalihkan tatapannya ke arah Nopek yang sibuk sendiri

"Kok jawabannya berubah ?
aku kirain kamu robot A.I soalnya jawabnya ga mulu loh dari tadi "

"Oh i tau ... u pasti sengaja mau buat i baper iya kan ? "

"Terserah kamu sih mau mikirnya gimana Liv "
Prince tersenyum manis sekali

"Masa iya sih u naksir i beneran ? "
Livy menatapnya tidak percaya

"Kamu mau aku jawab ga ini ? "

"Ga mungkin juga sih pasti "
Livy terdengar ragu

"Btw aku mau nanya nih ...
Livy kamu pernah ga naksir sama seseorang sebelumnya ? "

"Pernah ... dulu tapi udah lama "

"Coba deh inget² lagi gimana sih rasanya waktu itu ?
reaksinya kamu pas didepan orang yang kamu sukain lah "

"Hmmh ... i malu ,
suka salting terus gampang baper "

"Nah itu dia jawabannya "

"Kok bisa ? "
Livy masih kebingungan karena otaknya benar² blank sekarang

"Yang aku lakuin ke kamu barusan sama sekali berbeda kan ya ?
so ... you know lah ,
aku ga mau jelasin lebih lanjut takutnya bakal canggung ntar "

"Oh ... i know that "
Livy mengangguk setuju

"Btw kamu bukan tipe yang gampang digoda ya ternyata "

"Of course dong ,
fyi i itu pawangnya tau "
Livy terdengar sombong

"Masa ? "

"Terserah u mau percaya apa ga "
Livy menaikkan sebelah alisnya

"Buktiin dong "

"Kapan² deh ... tapi ga sama u juga "

"Kenapa ? takut gagal ? "

"Bukan ... i nya yang ga suka ,
yang nyebelin kayak u mah ga bakal seru ... digodain aja susah "

"Cobain dong "

"Ga mau ! "
Livy menjulurkan lidahnya sekilas

"Btw ini minumannya gimana ? "

"Sini ... ntar i minum kok "

"Ga kekenyangan ya Liv ? "
Prince menatapnya khawatir

"I itu kuat makan tau ... kayak pig "
Livy tersenyum lebar setelah menerima starbucks dingin yang susah payah dia perjuangkan itu

"Ya udah ini ...
aku mau makan juga deh laper "

"Silahkan "

Prince pun menghangatkan kembali dua porsi bubur yang tersisa ,
lalu memanggil mas Nopek agar segera bergabung dengannya

He's my prince ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang