42. He's my prince

248 21 14
                                    

Di kamarnya Livy ...

"Prince u bener² dah !!! "
Livy kesal setengah mati dibuatnya

"Jujur aku juga ga sengaja tadi Liv !
masa iya aku tega ngejahilin kamu dengan cara se-gajelas ini kan ?
sorry ... salah aku sih ga hati² "
Prince pun mendekat karena hendak memeriksa hidungnya Livy

"Stop !!!
don't touch me again "
Livy yang panik berfokus mengusap hidungnya dengan tisu basah

"Pakein ini coba Liv "
Prince mengambil sebotol toner yang dia temukan dari meja rias

"Emang bisa ? "

"Ya udah aku duluan yang nyobain "
Prince pun menuangkan beberapa tetes dan mulai mengusapnya

"Sini tangannya biar i bantuin "
Livy menatapnya kasihan

Setelah selesai mengatasi problem noda kunyit dengan saling membantu satu sama lain

"Make-upnya ga luntur kan Liv ?
masih cantik sih tapi "
Prince menyentuh dagunya Livy dengan lembut agar bisa memeriksa wajahnya lebih jelas

"Orang i ga pake make up ,
cantiknya natural kan Prince ? "
Livy mengulum senyumnya

"Hmmh ... kayaknya aku salah ngomong sih barusan ,
bikin kamu tambah narsis soalnya "
Prince yang sedikit salting memasukkan tangannya ke saku

"Udah terlanjur juga 😋 "
Livy mencoba mengejeknya

"Okay ...
i agree with you statement "
Prince mencoba untuk lebih jujur

"Thank u "
Livy tersenyum puas kali ini

"Your welcome "
Prince memamerkan lesung pipinya

"Oh iya Prince "

"Apa ? "

"Btw kapan mau ketemu Zara nya ?"

"Tiba² bahas Zara Liv ? "

"Ya kan i cuma mau nepatin janji ,
lagian boring juga kalo di vila mulu.
Hitung² biar bisa makan enak lah dan dapet alasan yang bagus buat hangout ke restaurant woi "
Livy terdengar excited

"Jadi mau aku coba chat Zara nih ? "

"Pokoknya u yang atur deh Prince ,
kalo bisa malem ini juga boleh .
Ntar i mau coba izin ke bang Radith pasti dibolehin sih harusnya "

"Oke ... bentar "
Princepun mulai mengetik

*Prince

- Zara kamu sibuk ga hari ini ?
-Mau hangout bareng ?

(Beberapa detik kemudian )

*Zara

-Kebetulan free sih ntar malem
-Boleh ... kamu bareng Livy ?

*Prince

-Iya
-Kamu boleh bawa temen kok kalo 
ga nyaman sendiri Zara

*Zara

-Oke ntar aku ama Anneth maybe

*Prince

-Thanks karena udah bersedia
luangin waktu buat aku Zara
-See you ntar malem ya
(@. sharelock lokasi restaurantnya )

Prince meletakkan hpnya di atas meja sementara Livy sudah menatapnya penasaran sejak tadi

"Gimana Prince ? "

"Sukses "
Prince mengangguk dua kali sambil tersenyum narsis

"Yess !
i mau pilih baju dulu deh "

Livy yang bersemangat segera memeriksa kopernya yang masih terletak di atas ranjang sementara Prince hanya mengamatinya

"Pake apa ya Prince ?
dress apa jeans ?
cantikkan yang mana coba ? "
Livy mengeluarkan beberapa baju terbaik pilihannya

"Terserah kamu aja Livy "
Prince terdengar santai

"Pilihin prince ...
yang lebih u suka aja deh !
soalnya kan ngedate jadi harus yang sesuai seleranya u dong "

"Harus totalitas ya Liv ? "
Prince menatapnya tidak percaya

"Ga cuma soal tampilan ,
i juga bakal buktiin kualitas seorang Livy Renata sebagai aktris "
Livy menyombongkan diri sambil menaruh jempol dan telunjuknya tepat di bawah dagu

"Jadi aku aja yang pilih nih ?
hmmh ... yang mana ya ?
Livy paling cantik kalo pake dress sih tapi berhubung karena kita mau ketemu Zara harusnya jangan pilih pakaian yang terlalu mencolok deh "

"Kenapa emang ?
takut dikatain begini ntar ,
oh my god pacarnya Prince terlalu sexy ga sih ? sok pamer² body- "

Belum sempat Livy menyelesaikan kalimatnya Prince malah memotong perkataannya dengan sengaja

"Aku juga mau berikan yang terbaik buat kamu kok Livy .
Sebenarnya nilai seseorang itu ga bisa diprediksi hanya dari pakaiannya doang tapi ...
selalu ada tempat yang tepat bagi setiap orang untuk menunjukkan style fashionnya bukan ?
untuk sekali ini deh please ...
aku mau minta kamu buat ga pake dress boleh ya Liv ? "
Prince mencoba memberi pejelasan dengan tutur katanya yang lembut

"I mau pake ini sebagai salah satu kesempatan bilang iya ke u tapi ? "

"Oke ... boleh juga ga masalah "
Prince mengangguk setuju

"Yeay ... tinggal 4 kali ya Prince ! "
Livy tersenyum penuh makna

"Hmmh ...
sumpah aku ga habis pikir sih .
Ternyata kamu emang sejago itu untuk dianggap pawang ya Livy "
Prince tersenyum tipis sambil mengerutkan hidungnya

"Kena lagi kan u ... hehe "

Mungkin terlalu terlambat bagi Prince untuk menyadarinya ,
sebenarnya kebetulan ini lebih bisa dibilang skenario jika difikirkan dari sudut pandang Livy sih fixs .

                            ***

Merekapun melanjutkan sesi memasaknya di dapur ,
meskipun sedikit riweh akhirnya kedua pemula itu berhasil menyelesaikan misi memasak rendang untuk pertama kalinya

"U yang cobain duluan Prince ! "
Livy menyuapi sepotong untuknya

Prince mengunyah cukup lama , sambil berusaha menahan tawanya

"Kenapa u ?
jadi gimana rasanya ? enak ga ? "
Livy semakin penasaran

"Ini mah bukan rendang jatuhnya ,
lebih ke gulai ga sih ? "

"Kuahnya lumayan encer sih ini ,
btw kenapa ya ? "

"Kurang lama kali masaknya ,
dagingnya juga lumayan alot Liv "

"Masih layak dimakan kok ini ,
harus dihabisin biar ga mubazir "
Livy berkomentar positif setelah mencoba mencicipinya sendiri

"Semuanya Liv ? "

"Hmmh ... jangan disisain buat Nopek lah pokoknya "

"Livy pelit banget sih "

"Bukannya pelit Prince ,
jujur i ga siap aja sama ulasannya .
Livy ... Livy ... Livy ,
ini rendangnya ngawur amat hehe "
Livy mencoba menirukan nada bicaranya si Nopek

"Lucu sih "
Prince auto ngakak karenanya

"Oh iya i ambil nasinya dulu "
Livy berjalan menuju rice cooker sambil membawa mangkok kosong

"Kamu udah bisa masak nasi ? "
Prince menatapnya tidak percaya

"Ga bisa ... tapi i udah minta Nopek buat masakkin sih tadi pagi "

"Pinter ya Livy "
Prince tersenyum bangga karena meskipun itu berarti Livy belum meningkatkan skillnya ,
setidaknya dia bisa menikmati nasi normal pagi ini berkat Nopek

*(Happy for reading ya guys ya 😁
see u senin/selasa deh serius ...
besok author ga update dulu ya ✌🏻)

He's my prince ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang