16. He's my prince

335 32 4
                                    

Waktu menunjukkan pukul 19.00 ,
kamera yang tadinya sempat dimatikan karena Livy dan Prince minta waktu buat istirahat itu pun kembali menyala

"U capek ga sih Prince ? "
Livy meregangkan tubuhnya

"Lumayan ...
tadi aku sempat tidur bentar sih jadinya lebih fresh aja "

"Badan i pegel semua lagi ...
kenapa ya ? "
Livy terdengar tidak bersemangat

"Kamu ga sakit kan ? "
Prince menyentuh keningnya Livy untuk memeriksa suhu tubuhnya

"Mau mens sih keknya ,
rada mules gitu dari tadi siang "

"Udah minum obat Liv ? "

"I ga suka minum obat Prince "
Livy menggeleng perlahan

"Lah terus biasanya gimana dong ? "

"I disuruh minum yang anget²
sama mami "

"Ya udah kamu duduk aja biar aku yang buatin ... susu mau ? "

"Pengen starbucks sih "
Livy terdengar sedih

"Emang ada yang jual starbucks ya di sekitar sini ? "
Prince menatapi si Nopek

"Ada sih tapi mau driver dulu soalnya disini kan rada terpencil jadinya ga ada yang jual makanan kota begituan mas Prince "

"Ya udah biar aku aja yang beliin ,
oh iya boleh pinjem mobil bentar ga mas Nopek ? "

"Jangan mas Prince lah aku aja !
kebetulan aku juga lagi pengen beli sesuatu jadinya sekalian keluar "

"Beli apa Pek ? "
Livy yang kepo bertanya dengan suara lirih tanpa ekspresi

"Aku mau beli rokok Livy ,
btw kamu kok lemes gitu sih ?
yakin gpp nih ? "
Nopek terdengar khawatir

"Biasanya emang gini kok Pek ,
boleh kan i minta tolong u beliin
Starbucks greentea & vanila frappe "
Livy menatapnya penuh harap

"Boleh lah ...
buat Livy Renata apa sih yang ga ?
kamu tunggu disini yo sama mas Prince aku ga bakal lama kok "
Nopek tersenyum lebar

"Hati² ya mas Nopek "
Prince mencoba mengingatkan

"Siap ... titip Livy yo aku ! "
Nopek pun segera berangkat setelah berpamitan pada Prince

                             ***
Livy memejamkan matanya sambil duduk bersandar di sofa

"Kamu ga laper ?
mau aku buatin sesuatu ga Liv ? "
Prince menghampirinya

"Lagi ga nafsu makan i "

"Aku mau masak mi instan nih ,
yakin ga mau Liv ? "

"Ga "
Livy merespon dengan singkat

"Ya udah aku tinggal bentar ya ,
panggil aja kalo butuh bantuan "

Prince pun mulai memasak dua porsi mi dilengkapi dengan topping telor setengah matang diatasnya ,
membawa mangkok besarnya dan kembali duduk di samping Livy

"Hmmh ... enak loh mau cobain ? sesuap aja Livy nih aku suapin "
Prince meniupnya sebentar

"Ga mau Prince "
Livy terdengar kesal

Prince yang menolak untuk menyerah itupun masih berusaha meyakinkan si Livy agar dia mau menurut dan membuka mulutnya

"Padahal aku udah masak lebih loh,
sayang sih kalo kebuang gitu aja apalagi telornya double ini "

"I kenapa sih ? "
Livy yang merasa mual itu pun setengah berlari menuju wastafel

"Are you okay ? "
Prince yang ikutan panik segera menyusul sambil menepuk punggungnya perlahan

"Apa masuk angin ya ?
soalnya semalem i kedinginan "

"Ac-nya bermasalah lagi ya ? "

"Prince u bisa pijat ga ? "

"Ada yang sakit Liv ? "

"Kepala i pusing banget "

"Aku gendong ya "

Prince pun membaringkan tubuh lemah si Livy di atas sofa dan mulai memijat keningnya dengan lembut ,
beberapa menit berlalu ...

"Udah enakkan ? "
Prince menatapnya khawatir

"Hmmh ... thank you ya "
Livy mengangguk perlahan

"Ga mau ke dokter aja Liv ? "

"Ga perlu lah ... ntar orang² bakalan panik terus salah mengira kalo i sakit parah lagi "

"Memang lagi sakit kan ini ? "
Prince menatapnya tidak percaya

"Gini aja deh ...
i langsung minum obatnya biar u bisa lebih tenang oke ? "

"Dimana ? "

"Didalam tas i yang di kamar "

"Bentar aku ambilin dulu "

Prince pun kembali dengan sebuah pouch berukuran sedang

"Yang ini kan ?
ada tanda pmr-nya juga "

"Yapss ...
eh tapi i belom makan loh "

"Bentar aku ambilin roti aja ya "

"Ga usah Prince ini aja deh "
Livy melirik semangkok mi yang disiapkan Prince tadinya

"Udah ngembang loh itu ...
rasanya bakal ga enak Liv "

"I makan telornya aja deh !
lumayan buat mengganjal perut ,
yang penting ga kosong amat kan ? "

Prince hanya menganggukkan kepalanya demi menghindari perseteruan dan mengambilkan segelas air hangat untuk Livy

"Yang mana nih obatnya ? "

"Itu ... yang warna kuning "

"Aku bukain ya "
Prince menawarkan bantuan

"Thank you "
Livy tersenyum penuh haru

"Livy kamu istirahat di kamar aku aja dulu sementara "

"Ngapain ?
i kan punya kamar sendiri "

"Ntar kamu kedinginan Livy ,
apalagi tubuh kamu lagi ga fit kan ?
nurut deh kalo dibilangin please !
malam ini aja oke ? "
Prince terdengar tegas

"Oke "
Livy pun beranjak bangun dari posisi duduknya

"Mau ditemenin ? "

"Ga ... ga usah ,
i bisa sendiri kok "

"Panggil aja kalo butuh aku ya ? "

"Thank you "
Livy tersenyum manis sebelum meninggalkan Prince yang masih membereskan sisa makanan tadi



He's my prince ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang